Assalamualaikum Agan Sista, kesempatan kali ini saya mau berbagi kisah seram yang saya alami selama setahun terakhir. Kejadian-kejadian seram saya alamai pasca tinggal di rumah bergaya arsitektur Belanda ini.

Kisah bermula dari kedua mertuaku yang diamanahi pemilik sebuah rumah untuk menjaga dan menempatinya. Sebuah rumah bergaya arsitektur belanda yang dahulu dihuni oleh nenek tua (panggil Mbok Ros). Rumah yang sangat besar terdiri dari dua lantai dan punya beberapa kamar tidur.

Rumah ini memang sepi tak berpenghuni selama dua tahun lebih. Rumah yang kosong ini dahulu sempat jadi rumah kos yang dikelola oleh Mbok Ros.[/B]

Tetangga yang diamanahi merawat rumah pasca kematian Mbok Ros nyaris tak pernah bersih-bersih rumah. Sehingga rumah yang besar itu seiring berlalunya waktu semakin rapuh diterpa panas dan hujan. Bahkan langit-langit rumah sudah banyak yang lepas.

Tentunya keadaan itu semakin memperparah keadaan rumah. Terlebih mbok Ros yang telah mengabdikan hidupnya untuk rumah ini telah meninggal dunia. Alhasil aura rumah semakin gelap. Tak ayal mendapat julukan rumah angker.

Bulan Juni 2019, sebulan pasca menempati rumah ini bapak mertuaku yang sudah renta harus dirawat inap di rumah sakit untuk beberapa waktu. Vonis dokter mengatakan bahwa bapak terkena penyakit jantung.



Otomatis saat itu ibu mertua setiap malam harus menunggu dan bermalam di rumah sakit. Aku dan anak-anak pun akhirnya menginap dan menjaga kakak ipar yang sendirian di rumah.

Suasana memang sangat mencekam. Rumah sebesar itu tampak sangat suram. Gelap karena pencahayaan yang sangat kurang. Aura mistis semakin menyelimuti rumah. Ditambah hawa dingin terasa menusuk tulang tiap kali memasuki rumah itu.

Jam sembilan malam anak-anak tidur terlelap di ruang tamu. Sengaja kami bertiga tidur disana karena kamar yang lain belum siap ditempati. Masih pengap dan kotor.

Saat menidurkan si kecil, aku pun tertidur. Dalam tidur aku melihat kursi tamu yang berjarak 3 meter di depanku sedang diduduki. Bukan manusia atau seseorang yang aku kenal yang tengah duduk disana.

Melainkan sosok makhluk astral menyerupai mumi. Dimana seluruh perbannya seperti dilepas dari tubuhnya hingga yang tersisa hanya badan dengan kulit yang mengkerut. Berkepala plontos seperti korban luka bakar yang hebat yang hanya menyisakan tulang dengan kulit melepuhnya saja. Parahnya, sosok itu menoleh kearahku dengan kedua mata yang melotot menatapku. Tak bersuara. Diam dan hanya duduk melorot sembari menunjukkan mata bulatnya kepadaku.

Picture: Sumber

Sontak aku terbangun dari tidurku dan menyalakan lampu. Kemudian kunyalakan murotal Al-Qur'an di smartohone demi mengusir rasa takut ti hatiku. Dalam benakku aku teringat almarhumah mbok Ros yang bertubuh pendek dan kurus.

Disebelah kursi panjang itu dulu diletakkan berjajar kursi lecil. Disanalah sosok seperti mumi itu muncul dalam mimpiku

Akhirnya hingga pertengahan malam aku kesulitan tidur dengan lampu menyala. Aku memang tak suka tidur dengan lampu menyala. Beruntung jam dua dini hari, kami bertiga dijemput suami yang mengajak pulang ke rumah kontrakan.

Katanya ibu mertua akan pulang dan tidur di rumah. Aku masih ingat kala itu bulan ramadhan. Aneh saja pikirku bulam ramadhan kug masih ada jin dan setan.

"Paling ini hanya bayangan ketakutan saja" pikirku kala itu.

Seminggu kemudian bapak pulang dari rumah sakit dan melakukan kontrol secara rutin. Sebulan pasca bapak mertua dirawat di rumah sakit, pasca lebaran ibu mertua ikut sakit. Herpes kata dokter.

Seminggu setelah itu, tepatnya Jumat pagi. Bapak mertua meninggal dalam keadaan terduduk sembari memegang dadanya. Tak ada anak-anak yang berada di dekatnya ketika sakratul maut. Ibu sedang pergi ke pasar membeli bahan-bahan memasak.

Sesuai penuturannya, bapak meninggal sambil memegangi dadanya di pinggir kasur. Mungkin saat itu beliau terkena serangan jantung lagi. Dan meninggal tanpa sesiapa menemani.

Namun tidak dengan kabar yang beredar setelah kematian beliau. Banyak rumor menyebar kalau bapak sakit sejak pindah ke rumah angker ini. Bahkan ada dari mereka yang bilang bahwa bapak meninggal karena dimakan gendruwo.



Ibu mertua tak mau menempati rumah itu lagi dan memutuskan cari tempat tinggal lain. Alhasil aku meminta suami untuk memboyong kami sekeluarga ke rumah itu. Kontrakan lama terlalu kecil untuk kami tinggali menjadi alasan kami nekat tinggal disini.



Ada hal aneh di hari pertama aku tidur di rumah yang kami tinggali sekarang. Hari itu hanya aku dan anak-anak yang memutuskan tidur di rumah angker ini. Suami masih harus beres-beres di kontrakan lama.

Kamar tempat aku dan anak-anak tidur hari pertama menempati rumah

Sebuah mimpi yang aneh mengganggu tidur nyenyakku malam itu. Terlihat sosok ibu muda dengan wajah menyeramkan dengan rambut acak-acakan mendekatiku.

Wajahnya terpancar aura kebencian kepadaku. Aku bisa melihat ia tak menyukai kedatanganku. Sembari melotot tanpa setipis senyum ia seolah meminta kami pergi. Disampingnya ada bayangan hitam dari sosok anak kecil yang hanya terdiam.

Saat terbangun karena mimpi buruk itu, anak perempuanku pun ikut terbangun. Dengan wajah ketakutan ia berkata "Bu, takut."

"Jangan takut, khan ada Allah, ada ibu juga" jawabku menenangkan

Esok harinya anakku bercerita bahwa ia bermimpi sosok hantu wanita yang cirinya hampir sama dengan yang aku mimpikan. Perasaan ngeri mampir di hatiku.

"Berarti rumah ini memang angker" pikirku.

Seorang tetangga yang berkunjung berhasil membuat saya semakin ketakutan ngeri. Ucapan peringatan yang keluar dari mulutnya justru semakin membuat nyaliku menciut. Ibu dengan mulut asal nyeplos itu melarang mebuka dan mematikan lampu di dua kamar tidur berbeda. Satu kamar yang pernah ditempati mbok Ros, satu kamar lagi meneyerupai gudang. Katanya disanalah para penghuni gaib itu berada.

Dua kamar yang dilarang dibuka dan dimatikan lampunya oleh salah seorang tetangga

Kakak ipar yang berprofesi sebagai seorang dukun bertutur bahwa penghuni gaib di rumah ini sudah dipindah olehnya ke lantai atas, loteng tepatnya.

Bukan menenangkan, aku jadi agak sedikit takut jika ingin beraktifitas diatas. Apalagi ketika menjemur baju, ada rasa ngeri melihat kamar kosong di lantai dua. Terlintas pikiran bahwa lantai tersebut penuh dengan makhluk gaib.

Namun, setiap hari aku masih merasakan kehadiran mereka di dapur dan di beberapa ruangan. Anak kedua yang masih balita lah yang paling terusik dengan kehadiran mereka.

Teror memang tak berhenti lewat mimpi saja. Bulan pertama dan kedua sejak pindah ke rumah ini. Alif, anak lelakiku yang berusia 2 tahun, tiap hari rewel. Tidak mau ditinggal dan selalu nangis tiap malam sebelum tidur.

Tinggal selama setahun lebih disini, aku sering sakit-sakitan. Entah apa sebabnya yang jelas susah tidur semenjak pindah. Kalaupun tidur, tak pernah bisa tidur nyenyak. Alhasil, saat siang aku jadi sering kurang vit. Hampir tiap bulan ada keluhan badan capek-capek dan sering sakit semenjak tinggal di rumah angker ini.

Terlepas dari benar tidaknya kisahku diatas. Aku ingin bertanya pada para mimin #Oktoberhantu:

Pertama:
Sosok apakah yang saya lihat malam itu? Apalah itu hanya bayangan yang muncul karena ketakutan saya saja ataukah benar adanya sosok itu memang muncul?


Kedua:

Benarkah bapak mertua saya meninggal karena dimakan gendruwo seperti yang dikatakan orang-orang?

Ketiga:
Benarkah anak balita lebih peka terhadap makhluk gaib? Dan bisa melihat mereka dengan kasat mata?

Sekian kisah horor yang masih jadi tanda tanya besar aku saat ini ya Gan Sis. Terima kasih kak Frishly, kak Rika dan Kak Citra Prima di #Oktoberhantu. Ditunggu jawaban dari kegundahan hati saya. Wassalam.