Armenia mengumumkan bahwa mereka sedang bersiap untuk mengakui Nagorno-Karabakh jika proses gencatan senjata gagal.

Setelah bertemu dengan Presiden Armen Sargsyan, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan berkata, “Jika tidak ada gencatan senjata dan jalan menuju negosiasi diblokir, Armenia akan mengakui kemerdekaan Karabakh. Kami berharap negara lain di dunia mengambil langkah serupa. Tujuan aliansi Azerbaijan-Turki bukan hanya Nagorno-Karabakh, melainkan untuk mengacaukan semua keseimbangan di Kaukasus Selatan. Kalau terus begini, Turki akan menjadi perbatasan darat dengan Rusia, "klaimnya.

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengumumkan bahwa setelah deklarasi gencatan senjata baru pada 18 Oktober, pasukan Armenia memulai kembali bentrokan pada pukul 00:02 malam sebelumnya dan berkata, "Tentara kami, yang menanggapi serangan Armenia dalam 24 jam yang kami tinggalkan, menyelamatkan 13 desa lagi di wilayah Jabrayil". Menyatakan bahwa ada yang tewas dan terluka dalam serangan Armenia terhadap permukiman sipil, Aliyev menjelaskan desa yang diselamatkan sebagai "Soltanlı, Emirvarlı, Maşanlı, Hasanlı, Alikeyhanlı, Kumlak, Hacılı, Göyerçinveyselli, Niyazgullar, Keçel Mammadli, Şıahvelli, Hacılı, Göyerçinveyselli, Niyazgullar, Keçel Mammadli, Şızahvelli, Hsmayacıvelli

TARGET ENERGI LINES

Di sisi lain, lagi-lagi Armenia terbukti secara langsung menyasar infrastruktur Azerbaijan, terutama jalur transmisi energi. Kepala Jaksa Azerbaijan mengumumkan bahwa beberapa rudal jarak jauh yang ditembakkan dari wilayah Armenia pada malam sebelumnya jatuh dalam jarak 250 meter dari pipa minyak Baku-Novorosiysk, 300 km dari garis depan. 

Penulis : Nerdun HACIOĞLU