Ane suka kisah horor tapi bukan orang yang tertarik untuk mengalami pengalaman horor. Namun, nasib sial bisa saja terjadi kapanpun kan?

Sejatinya ini kisah lampau, waktu ane masih SMA lebih dari setengah dekade lalu. Dari sekian banyak kisah horor masa putih abu-abu, pada akhirnya ane mengakui bahwa ane adalah salah satu 'korbannya'.

Ane sempat mengenyam pendidikan disalah satu SMA di daerah kota B (banyak yang bilang sih bukan kota ). Lokasi sekolahnya memang cukup untuk membuat merinding. Meskipun terdapat semacam gapura yang menjadi pertanda pintu gerbang untuk masuk ke sekolah, pintu gerbang sekolah yang sesungguhnya masih 200-300 meter ke dalam.

Menyusuri 200-300 meter ke dalam ini yang ane sebut 'cukup membuat merinding'. Alasanya dalam 100 meter pertama, sebelah kiri ente adalah tanah kosong yang banyak pohon rindang tanpa kehidupan (mirip hutan) yang konon banyak kisah negatif yang katanya pernah terjadi disana sebelumnya, sebut saja pembunuhan dan lokasi penggunaan narkoba. Selanjutnya, diujung 100 meter tersebut ente akan menemukan pemakaman yang 'dihuni' sekitar 10-20 batu nisan. Pasca melewati titik ini 'secercah harapan' mungkin muncul karena mulai banyak rumah warga hingga mencapai pintu gerbang sekolah.

Tak hanya lokasinya saja, 'urban legend' yang ada didalam sekolah ane juga tidak kalah sukses membuat bulu kuduk merinding disko. Mulai dari kisah kelas 'terkutuk', tanah kosong yang dihiasi berbagai hal yang ganjil serta kisah si A atau si B yang ga semua orang bisa lihat.

Seakan harus dibagi rata, ane pun jadi aktor dari salah satu cerita. Lokasinya ini ada di salah satu toilet sekolah. Toilet ini berlokasi di lantai dasar sekolah (sekolah ane terdiri dari 3 lantai) dan terletak disebuah lorong yang panjangnya sekitar 70 meter yang ujungnya adalah pintu ke arah parkiran motor sekolah.

Toilet ini luasnya sekitar 6x3 meter dengan 2 buah wastafel, 2 toilet duduk dan toilet berdiri yang muat sekitar 5 orang. Lantainya menggunakan keramik dengan dinding yang setengahnya (dari bawah ke atas) juga terdiri dari keramik. Di wastafelnya juga ada 1 buah kaca yang memanjang yang menempel di dinding.

Kejadian terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Sejatinya ane pulang sekolah itu pukul 15.00 WIB tapi karena ane lanjut ekstrakuliler futsal, ane baru selesai pukul 17.00. Ya namanya habis olahraga, biasanya ane dan kawan-kawan ketawa-ketiwi dulu di kantin sekolah sambil nunggu keringet kering dan jantung normal lagi

Nah, setelah langit mulai gelap nih .. Ane dan kawan-kawan pun bergegas prepare buat pulang. Karena sekolah udah sepi, kawan-kawan ane langsung ganti baju di kantin aje dan cus ambil motor. Nahas bagi ane, kandungan cairan ditubuh ane sudah meronta untuk disalurkan keluar (re: pipis, dalam bahasa yang imut). Ane putuskanlah buat ganti baju ditoilet tersebut (kebetulan motor ane juga ada diparkiran).

Semuanya berlangsung normal selama prosesi ane ganti baju dan berubah menjadi mencekam ketika ane 'pipis'.

Kebetulan nih 'kebutuhan' udah ane pendem lumayan lama, jadi waktu ane keluarin cukup mampu menghasilkan rasa lega yang mendalam. Oleh karena itu, ane sangat menikmati momennya. Bak petir disiang bolong, betapa kagetnya ane ketika tepat dibelakang ane terdengar suara keramik yang dibanting sampe pecah. Nyata banget suaranya bukan hasil halusinasi karena keasikan buang air loh ya

Respon ane saat itu langsung nengok kanan, kiri dan belakang. Hasilnya nihil, gaada keramik apapun yang pecah. Karena kanan, kiri dan belakang ternyata aman, ane putuskan untuk cek atas juga (ke arah plafon), ternyata ..... aman juga (gaada jump scare)

Ane bukain tuh pintu-pintu 2 toilet duduk dan ternyata kondisinya sangat bersih tanpa ada sedikit pun serpihan keramik. Lampu juga gaada yang jatuh (Ohiya, kondisinya saat itu cukup remang-remang, cahaya berasal dari langit sore aja yang udah mulai gelap). Indikasi sumber terakhir pun tinggal daerah wastafel yang setelah ane cek juga sama sekali tidak ada keramik atau kaca pun yang pecah. Kondisi seluruh lantai juga baik dan tidak ada tanda-tanda keramik yang pecah.

Saat itu dapat ane pastikan tidak ada satu orang pun yang bersama ane karena ane masuk sendiri dan pintu kamar mandi masih tertutup (karena engsel pintunya udah bapuk, pasti bunyi 'ngeeeek' kalo ada yang buka), ditambah kondisi sekolah pun sisa ane dan kawan-kawan ane yang habis main futsal. Penjaga sekolah juga kyknya lagi ga ditempat.

Jiwa detektif ane pun meronta, rasa penasaran masih jauh lebih dalam menancapnya ketimbang rasa takut. Ane pun memutuskan mengelilingi toilet dari bagian luar dengan hipotesis bahwa suara keramik pecah tersebut berasal dari luar (meskipun suaranya cenderung berasal dari belakang ane). Ya layaknya kisah horor pada umumnya, hasilnya juga nihil

Tidak ada kejelasan, ane rasa sudah cukup. Ane pun ambil motor sebelum kondisi semakin gelap dan mencekam lalu cuss ke kawan-kawan ane yang udah nunggu di pintu gerbang sekolah.

Sampai hari ini, ane belum mendapatkan jawaban pasti apa yang sebenarnya terjadi. Cuma kalau berdasarkan 'katanya', penjaga sekolah ane bilang memang ada sesuatu di toilet tersebut yang memang sering menghasilkan tragedi ketika malam mulai datang.