Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rens09Avatar border
TS
rens09
Teror Kuntilanak Saat Hamil


Seorang wanita hamil yang sering menangis dan bersedih, konon katanya akan didatangi Kuntilanak. Hal itu hanya mitos atau nyata? Dahulu aku tak percaya. Namun, saat mengami sendiri, aku baru tahu hal ini kenyataan ....

emoticon-Takutemoticon-Takut emoticon-Takut


Selamat membaca Agan dan Sista ini kisah nyata yang masih menghantui hingga sekarang




Kejadiannya sekitar tahun 2017 di Kota Yogyakarta. Aku tinggal di sebuah kontrakan kecil dengan satu kamar tidur, teras, dan kamar mandi. Bisa dibilang mirip indekos. Aku dan suami jarang tinggal seatap karena kesibukannya bekerja sebagai pemborong kontraktor. Kami sengaja mengontrak karena rumah yang dibangun belum jadi 100%.

Awalnya, tidak ada hal aneh. Hingga saat aku mengetahui kenyataan pahit jika suamiku berselingkuh. Selama ini dia jarang pulang bukan karena sibuk bekerja, tetapi menikah siri dengan wanita lain. Penyanyi dangdut itu berhasil mengambil waktu dan perhatian suamiku, yang sudah pernah berjanji tak akan selingkuh lagi.

Sejak itu, kehidupanku bagai di neraka. Suamiku pulang sering mabuk dan marah-marah bahkan tak jarang bogem mentah menjadi santapan sehari-hari. Aku bertahan karena sedang hamil, usia kandungan lima bulan. Dia sering memukulku dan jarang memberi uang karena ketahuan selingkuh. Dia merasa menang, karena aku tak berdaya jika suami meninggalkanku.

Suatu malam, saat kondisi semakin rumit, aku menangis tak tahan dengan perlakuan suamiku. "Mengapa semua ini terjadi? Sudah berulang kali kumaafkan tapi masih saja terulang lagi," gumamku di sela tangis.

Tiba-tiba aku mendengar suara yang melengking. Suara tawa yang begitu menakutkan. Membuat bulu kudu meremang.

"Hii hii hii hii ...."

Aku gemetar ketakutan. Saat seseorang, atau sesuatu ... lewat di depan jendela kamar kontrakanku ... aku terdiam terpaku karena melihat rambut hitam yang berantakan dan gaun putih yang dikenakannya dari sela jendela.

DEG!

Rasanya jantungku hendak berhenti berdetak. Sosok itu ... seperti ....

"Hii hii hii hii ...."

Kembali kudengar suara tawa melengking membuat telingaku sakit dan merinding bulu kudu bersamaan. Apakah itu kuntilanak? Seperti di film horor yang sering tayang di televisi pada malan hari? Jujur, aku sangat ketakutan. Sedih dan rasa kecewaku terhadap suami, hilang dalam sekejab. Semua berganti rasa takut yang begitu besar.

Malam itu aku tak bisa tidur dengan nyenyak. Biasanya, aku mematikan lampu. Namun, kali ini aku menyalakan lampu karena takut. Tetap saja tak bisa tidur nyenyak karena perasaanku berkata, makhuk itu mengelilingi kamarku dan berada di sekitar depan pintu.

***


Beberapa hari kemudian ....

Suamiku pulang, membawa makanan untukku. Meski aku merasa curiga karena dia datang hampir tengah malam dan tidak terdengar suara motor atau mobilnya. Dia menjadi sangat baik. "Makan yang banyak, kasihan bayi dalam perutmu kalau nangis terus."

Lalu suamiku memberi dua lembar uang seratus ribuan untuk aku makan besok. Tumben sekali. Padahal selama ini jarang memberi uang setelah ketahuan selingkuh, hingga terpaksa uang tabunganku kuambil untuk makan sehari-hari. "Terima kasih, Mas." lirihku yang sedikit curiga.

Tak ada jawab dari suamiku. Namun, mata suamiku hanya tertuju pada perutku. Aku pun memegang perutku karena makin lama, makin menakutkan. Saat aku selesai makan, membereskan dan membuang sampah, tak kutemukan sandal atau sepatu suamiku di depan pintu. Lalu siapa yang di dalam? Apakah dia suamiku asli, atau?

Saat menengok ke belakang, suamiku mendadak hilang. Betapa kagetnya aku. Lalu aku menengok bungkusan makanan tadi di bak sampah, ternyata kardus makanan itu berubah menjadi daun pisang. Seketika aku mual. Lalu apa yang aku makan?

"Hii hii hii hii hii ...."

Terdengar suara tawa melengking lagi, seperti beberapa hari yang lalu. Sialnya, seperti berasal tepat di hadapanku. Saat aku mendongakan wajah, betapa kagetnya sosok berdaster putih yang kotor dengan tanah dengan rambut panjang yang menutupi wajahnya. Aku berteriak dan tak ingat apa-apa lagi, pingsan.

***


"Mbak, Mbak. Sadar, Mbak." kata seseorang yang tak asing, membangunkanku.

Ternyata ada pemilik kontrakan, serta beberapa tetangga yang sudah menggotongku ke kasur. "Mbak, pingsan dari jam berapa? Baru ketahuan subuh, pas Mbak Ola mau salat Subuh." tanya Bu Lis pemilik kontrakan.

"I-ini sudah subuh? Duh, maaf ... tadi malam ada kunti. Saya ketakutan sampai pingsan, mungkin. Maaf, merepotkan." lirihku pada orang-orang yang masih di sekelilingku.

Setelah berbicara sejenak, Mbak Ola-tetangga kontakanku memberi minum teh hangat padaku. Bu Lis pun menasehati supaya berhati-hati karena aku sedang hamil. Beliau juga menyarankan untuk menabur garam kasar di depan rumah serta membawa peniti di daster atau gunting di dekat tempat tidur. Aku pun mempertimbangkan hal itu, sebenarnya tak ingin percaya mitos dan tahayul. Namun, kejadian semalam begitu nyata.

Aku mulai mengikuti saran Bu Lis dengan menabur garam kasar, memakai peniti di pakaian, menyiapkan gunting dekat kasur, tentunya tanpa sepengetahuan suamiku. Karena dia sering memukuliku dengan dalih aku penakut dan suka berbohong. Padahal yang kualami benar-benar nyata.

***


Semua berjalan dengan kacau. Hingga akhirnya, bulan ketujuh kehamilanku, kami bercerai. Aku sudah muak dengan perlakuan kasarnya yang hampir membunuhku saat marah ketahuan korupsi 75 juta hanya demi selingkuhannya.

Aku pulang ke rumah orang tua. Posisi sudah hamil tua, kukira semua akan tenang dan tak ada hal mistis lagi. Ternyata aku salah besar. Kuntilanak tak hanya ada disatu tempat. Mereka ada di mana-mana dan mengawasi Ibu hamil apa lagi yang bersedih dan sering menangis.



Malam itu, aku seperti bermimpi tetapi nyata. Kuntilanak berambut putih panjang, muka keriput seperti nenek-nenek dengan mata berlobang hitam, kuku panjang nan runcing berwarna hitam, dan pakaian panjang berwarna putih. Makhluk itu mengarahkan tangannya ke perutku dan berkata, "Serahkan saja bayi itu kepadaku, dari pada membuat masalah terus."

Secara sadar, aku tolak ucapannya. "Tidak! Tidak akan! Pergi sana!" teriakku yang akhirnya membuat makhluk itu tertawa melengking "Hii hii hii hii ...." lalu menghilang.

Aku sadar, ketakutan dan kesedihan hanya akan membuat makhluk seperti itu mendekatiku. Aku pun memantabkan hati untuk berani.

Beberapa kali, sosok kuntilanak berambut putih maupun hitam, datang mengganggu. Namun, aku sudah tak takut. Aku berani menggertaknya dan membuat makhluk itu menangis lalu menjauh.

Sampai akhirnya, aku melahirkan di bidan dan saat itu, ada sosok kuntilanak juga yang menemani persalinanku. Aku tidak takut lagi. Justru aku kasihan pada makhluk itu. Mereka ... tidak sempat menikmati indahnya menjadi seorang ibu. Mereka ... tidak bisa menimang anaknya karena suatu hal. Mereka ... mendekati wanita hamil bukan untk mengganggu atau menakut-nakuti, justru mereka itu ingin seperti manusia yang bisa hamil, melahirkan, dan merawat anaknya.

Aku sadar, makhluk seperti itu juga mempunyai perasaan. Tidak semua makhluk gaib itu menakutkan dan mengganggu. Kadang, manusia tak sadar jika kehadiran mereka menandakan sesuatu.

emoticon-Takutemoticon-Takut emoticon-Takut


Kisah ini nyata, hanya nama dan lokasi disamarkan saja. Ane berbagi kisah karena tepat tanggal 23 Oktober Ane ulang tahun. Semoga horor-horor lainnya tidak datang lagi. Seperti gelas yang bergerak sendiri di atas meja, atau cahaya putih yang hendak masuk ke kamar tetapi mental, atau juga beberapa kejadian gaib lainnya. Ane tidak ingin seperti itu terjadi lagi karena terkadang membuat sakit penyakit datang setelah diganggu makhluk gaib.

#Oktoberhantu
miniadilaAvatar border
tien212700Avatar border
sukhhoiAvatar border
sukhhoi dan 14 lainnya memberi reputasi
13
2K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan