alunaziyaAvatar border
TS
alunaziya
POHON KARSEM! Tempat Favorit 'Mbak Kunti' Bermain Ayunan Di Malam Hari? Berani Cek?
Masih berani jalan sendirian lewat tengah malam? Yakin?



Assalamualaikum, Agan Sista.
Selamat datang kembali di tread ane kali ini.
Salam sejahtera, semoga sehat selalu untuk kita semua.
Aamiin.


Bicara soal pengalaman Horor, ane bahkan masih sering merinding sampai sekarang saat mengingatnya, Gan. Kejadiannya memang cukup lama, tapi benar-benar membekas dan ane berharap tidak lagi ngalamin hal-hal yang begituan.
Seraaaam!

Ceritanya waktu itu ane masih SMP, agak bandel dan lagi senang-senangnya bersepeda, Gan. Hampir setiap hari naik sepeda. Bahkan kalau hari libur, ane bersama teman-teman biasanya keliling kampung, atau rombongan menggowes sampai ke Laut yang jaraknya lumayan jauh.



Hari minggu pagi, ane dan teman-teman berencana pergi ke laut. Sebelum berangkat, kami sepakat untuk berkumpul lebih dulu di rumah salah seorang teman, jadi nantinya akan berangkat bersamaan.

Terbangun dari tidur, ane kaget karena hari sudah terang. Gugup dong, takut telat dan ketinggalan rombongan. Akhirnya, tanpa mandi ane langsung ambil air wudlu dan dua rakaat dulu sebelum pergi. Ane sengaja tidak membangunkan nenek agar tidak mengganggu, toh malamnya sudah izin. Oh iya, sejak kecil ane tinggal bersama Nenek.

Ane kayuh tuh pedal sepeda dengan santai sambil menggendong tas ransel berisi air minum dan baju ganti. Biasanya, di jam-jam Subuh sudah banyak orang naik sepeda atau motor yang lewat, terutama para pedagang yang hendak pergi ke pasar. Tetapi anehnya, jalanan waktu itu benar-benar sepi dan lengang.

Ane bahkan terus menengok ke belakang dan berharap melihat ada orang lain yang datang, tapi tetap saja tidak tampak batang hidung satu orang pun. Mulai tuh, ada rasa ajug-ajug karena ternyata naik sepeda sendirian di jalanan yang sepi. Celakanya, ane sudah lumayan jauh dari rumah dan nggak mungkin buat balik lagi.

Jadi sambil terus menggowes, ane beryanyi-nyayi kecil buat mengurangi rasa takut yang bikin dada ane makin ajug-ajug. Bayangin aja, di sisi kiri jalan area persawahan, sedang di sisi yang lain rumah warga masih tertutup semua pintunya, jarang-jarang lagi.

Dari kejauhan, mata ane justru tertuju pada Pohon Karsem (Kersen) yang berada di tepi kiri jalan. Seingat ane, buahnya lebat dengan warna merah dan rasanya pun legit, tapi kok daunnya sebagian terlihat putih, ya?

Makin mendekat, bayangan putih di dedaunan pohon itu semakin terlihat jelas dan seperti bergerak-gerak. Anehnya, mata ane tetap memerhatikan bagaimana bayangan putih itu semakin terlihat panjang dan terus memanjang hingga kemudian menggantung di dahan pohon.



Allahu Akbar!!

Kaki ane mendadak kram, tidak kuat lagi mengayuh hingga sepeda pun roboh begitu saja dan membuat ane jatuh tersungkur di jalanan berbatu dengan kaki dan tangan sudah gemetar. Anehnya, mata ane seperti tidak bisa berkedip dan terus melihat ke arah bayangan putih yang bergelantungan di dahan pohon dengan rambut tergerai panjang menjuntai hampir menyentuh tanah.

Jangankan berteriak minta tolong, untuk menjerit saja ane seperti kehilangan suara. Sekuat tenaga merayap di jalanan, keringat dingin sampai tengkuk yang terasa tebal hingga tubuh ane terasa menggigil. Terlebih saat terdengar suara tawa yang mengikik panjang.

"Hiii ...! Hiiiii!!" Tawa itu terdengar begitu jelas dan dekat.

A'udzu! A'udzu!

Entah berapa kali ane mencoba melafalkan kalimah itu meski selalu gagal menyelesaikannya dengan benar. Mendadak hafalan Surat Pendek pun hilang dari ingatan pada saat itu juga, seperti lenyapnya semua tenaga yang hanya menyisakan rasa lemas.

Suara tawa yang membuat bulu kuduk ane merinding itu perlahan menjauh, bersamaan dengan gulungan asap putih yang berkelebat cepat lalu menghilang di antara rimbunnya tanaman ubi yang berada tidak jauh dari Pohon Karsem. Tepat dengan terdengarnya suara Adzan yang sayup dari kejauhan.



Astagfirullahaladzim!

Ternyata baru masuk waktu subuh, dan ane baru sadar kalau ternyata saat itu sedang terang bulan. Sebelumnya ane berpikir kesiangan, tapi ternyata sebaliknya.

Tidak berapa lama, datang seorang pengendara sepeda yang kemudian menolong dan membawa ane ke rumah salah satu warga untuk meminta pertolongan. Dalam sekejap, orang-orang datang untuk melihat ane yang waktu itu tidak bisa berkata apa-apa. Hanya diam dan menggeleng saat ditanya dengan tangan dan kaki yang sedikit terluka dan memar.

Belakangan, ane baru tahu kalau ternyata sudah banyak orang yang mengalami kejadian serupa. Sudah berkali-kali pohon itu ditebang, tapi tetap saja selalu tumbuh Pohon Karsem yang baru, bahkan ada sampai sekarang.

Itulah alasan kenapa sebagian orang di kampungku memilih untuk tidak menanam Pohon Karsem di depan rumah. Karena mereka menganggap, kalau pohon perdu itu adalah salah satu lokasi favorit 'Mbak Kunti' untuk singgah.
Auto merinding!



Dua pertanyaan buat Kak Frislly Herlind, Citra Prima dan Rika Ardilla.
#Oktoberhantu

1. Kenapa kita selalu lupa bacaan kalau ketemu penampakan, padahal sebelumnya sudah hafal?

2. Kenapa kebanyakan pohon yang disukai oleh makhluk halus, selalu rimbun dan teduh, bahkan berbuah lebat?


Percaya atau tidak, kenyataannya mereka memang ada di sekitar kita.
Penasaran?
Agan Sista bisa uji nyali malam ini, dan ane memilih untuk melambaikan tangan.

Sekian tulisan ane kali ini.
Kurang lebihnya ane mohon maaf, terima kasih.
Wassalamualaikum.



Penulis @alunaziya
Opini pribadi
Gambar: dokpri
Diubah oleh alunaziya 16-10-2020 15:17
sanzuchiha11Avatar border
tien212700Avatar border
pulaukapokAvatar border
pulaukapok dan 7 lainnya memberi reputasi
8
2.2K
35
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan