Ada sebuah rumah kosong yang cukup sederhana di dekat rumah ane. Rumah ini kebetulan sebelahnya adalah Taman Kanak-Kanak (TK) Pertiwi Tunjung 1 dan ane adalah salah satu alumni dari sekolah tersebut. Pertama kali yang mendiami rumah itu adalah sebuah keluarga yang datang dari jauh, namanya ibu Sri. Anak perempuan yang nomor tiga, kebetulan adalah teman bermain ane namanya Sari. Karena jaraknya yang dekat, ane sering main ke rumah itu. Namun, pada saat itu ane tidak pernah merasakan aura apapun. Mungkin karena usia ane yang masih kecil ya?

Selang beberapa tahun kemudian, ane lupa Gansis karena sudah lama. Si keluarga tersebut pindah rumah karena merasa tidak betah. Setelah satu keluarga itu pindah rumah, kemudian berganti orang lain lagi alias pemilik rumah yang baru yakni orang yang sudah cukup tua alias sepuh. Namun, rupanya pemilik rumah yang baru alias dua orang sepuh itu pun pindah rumah juga. Intinya rumah ini sering dipakai oleh orang, tetapi si pemilik rumah jarang yang bertahan lama tinggal di situ.

Orang ketiga yang mendiami rumah tersebut kebetulan anaknya adalah adik kelas ane di sekolah bernama Lili. Ibunya berprofesi sebagai tukang jahit dan ayahnya didaulat jadi bapak Kadus alias Kepala Dusun pada masa itu. Namun, si pemilik rumah pun tidak bertahan lama tinggal di situ juga GanSis.

Setelah keluarga temen ane Lili itu pindah ke kota lain, rumah itu sempat kosong cukup lama. Nah, dari sinilah kejadian seram alias horor itu muncul. Di sebuah malam yang dingin beberapa waktu silam di tahun 2000 an, tetangga ane pria bernama Pak Utom yang usianya sekitar 40 tahun hendak pergi keluar rumah karena ada urusan. Kemudian, ia melewati rumah kosong yang berada dekat dengan Taman Kanak-Kanak itu.

Saat tetangga ane melewati rumah itu, ia melihat dua penampakan pocong dari kejauhan. Wujud pocongnya sendiri hampir seperti "bantal guling berjalan" GanSis. Tadinya, tetangga ane pun mungkin tidak ngehatas apa yang dilhatnya. Namun, setelah diamati ternyata "bantal guling berjalan" itu adalah penampakan dua pocong. Kemudian tetangga ane langsung teriak sambil lari terbirit-terbirit dan mengucap Astaghfirullohaladzim.

Kejadian yang menyeramkan ini beliau ceritakan pada orang-orang di sekitar rumah ane. Otomatis ane juga mendengarnya dari orang tua ane. Namun, sayang tetangga ane itu sudah pindah domisili ke Karawang.

Tidak hanya itu juga GanSis, di area rumah itu dulu ada pohon jati atau sejenisnya (mohon maaf ane lupa karena sudah lama) yang cukup besar dan konon banyak penunggunya. Tadinya, pohon tersebut mau ditebang, tetapi susah sekali GanSis.

Makanya si penebang pohon itu memanggil seorang ustadz atau orang yang punya kemampuan khusus di tempat tinggal ane namanya adalah Pak Sarwono. Beliau sekarang juga berprofesi sebagai Kepala Dusun di Kelurahan. Oleh beliau, pohon itu dibacakan doa-doa sesuai ajaran Agama Islam. Menurut beliau, pohon itu dihuni oleh banyak makhluk halus. Mungkin termasuk dua pocong yang tetangga ane lihat itu juga adalah salah satu penghuni dari pohon jati tersebut. Setelah dibacakan doa-doa oleh Pak Sarwono, syukurlah pohon jati itu bisa ditebang.

Sayangnya, rumah kosong itu sempat di bongkar oleh pihak desa, karena Taman Kanak-Kanak yang lama itu harus direnovasi dan diberi tembok keliling. Sekarang ini yang ada adalah rumah baru yang ditinggali oleh seorang ibu dan kebetulan rumah itu berdekatan dengan sekolah TK tersebut.



Memang tidak bisa dipungkiri GanSis menurut ane dan orang-orang di sekitar rumah ane satu kawasan itu mulai dari rumah kosong dan TK ada aura angker atau terkesan horor. Ane pribadi dulu yang pernah bersekolah di situ pun juga tidak berani kalau bermain sendirian. Biasanya ane juga senang bermain perosotan dengan teman-teman di TK tersebut saat tidak lagi dipakai untuk kegiatan belajar mengajar. Namun, ya begitulah menurut ane hawanya itu sedikit berbeda dan terkesan menyeramkan.