Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

abdulqadirzAvatar border
TS
abdulqadirz
[Coc Reg. Bali] Melihat Bali dari sisi lain. Cium massal sampai mayat dibiar gitu aja

emoticon-UltahSelamat datang di thread aneemoticon-Ultah

Wahai agan sista yang ganteng dan cantik

 

Hayo siapa yang udah pernah ke Bali. Ane yakin agan dan sista banyak yang sudah pernah ke Bali, bahkan berkali-kali. Bali sendiri adalah salah satu pulau di Indonesia yang termasuk surganya dunia karena keindahan yang tiada tara.

Bali sebagai tempat wisata identik dengan keunikan seni dan budaya, salah satunya adalah objek wisata pura. Saat liburan di Bali anda akan melihat banyak pura, dari ukuran yang kecil sampai pura yang besar. Namun ada di bali memiliki keunikan jika kita lihat dari sisi yang lain yang membuat para turis mancanegara tertarik Apa saja itu cekidot.

1. Festival Ciuman Massal (Omed-Omedan)
Quote:

Tradisi ciuman massal atau lebih di kenal dengan nama Omed-omedan, di langsungkan sehari setelah perayaan Hari Raya Nyepi oleh warga Banjar Kaja Desa Sesetan, Denpasar. Ritual ini  di yakini warga setempat dapat menghalangi desa mereka dari terserang wabah penyakit dan agar mendapatkan keberuntungan. Omed-omedan adalah bahasa Bali, jika diartikan artinya tarik menarik. Tradisi Omed-omedan hanya bisa anda temukan di Bali. Semua peserta ritual Omed-omedan adalah muda-mudi anggota banjar Kaja Sesetan, Denpasar. Peserta Omed-omedan dari usia 17-30 tahun dan belum menikah.

Sebelum pelaksanaan tradisi Omed-omedan, pemuda-pemudi dari banjar Kaja Sesetan akan melakukan sembahyang di pura setempat agar mendapatkan keselamatan. Setelah selesai bersembahyang, muda-mudi baik laki-laki dan perempuan dipisahkan. Antara kelompok pria dan perempuan saling berhadapan di jalan Raya Sesetan Denpasar. Antara kedua kelompok pria dan wanita akan dipilih satu orang, kemudian peserta yang terpilih akan berhadapan dikedua sisi dan dipertemukan. Kedua peserta akan akan mengunci bibir kemudian berciuman sambil disiram air. Pasangan pemuda-pemudi setempat akan bergiliran untuk maju untuk berciuman dan warga lain akan mencoba untuk menarik dan mendorong, kemudian akan ada tetua desa yang datang untuk mengguyur mereka dengan air sampai basah kuyub.

2. Ritual Kesurupan Massal
Quote:

Ritual Pengrebongan yang diadakan di Pura Petilan Kesiman, 8 hari setelah perayaan Kuningan, terbilang unik, karena selama prosesi banyak Penyungsung Pura (Umat Hindu) yang mengalami kesurupan. Pada saat bersamaan puluhan orang mengalami trance dan tiba-tiba berteriak histeris, menari, serta menusukan keris ke dada, uniknya mereka tidak terluka sedikit pun.

3. Perang Pandan
Quote:

Tradisi perang pandan di Desa Tenganan Pengringsingan Kabupaten Karangasem Bali, sangat terkenal sampai kemancanegara. Perang Pandan di Desa Tenganan, bagi masyarakat Bali dikenal dengan nama geret pandan. Namun masyarakat asli desa Tenganan menyebut tradisi geret pandan dengan sebutan Mekare-Kare. Tradisi perang pandan di desa Tenganan Pegringsingan bukan hanya sekedar pertunjukan tradisional, tetapi bagian dari budaya asli Bali dan ritual masyarakat desa Tenganan. Ritual ini diadakan sebagai wujud penghormatan kepada Dewa Indra, yaitu dewa Perang yang paling mereka segani. Layaknya perang di zaman kerajaan, mereka juga memakai tameng yang terbuat dari anyaman bambu. Penduduk Desa Tenganan juga meyakini akan terhindar dari hal buruk dengan mengadakan ritual perang pandan.

Pada saat ritual Perang Pandan di desa Tenganan Pegringsingan, dua pemuda desa akan bertarung dalam sebuah arena. Tiap pemuda akan membawa seikat daun pandan dengan panjang kurang lebih 30 cm yang digunakan sebagai senjata. Peserta juga membawa sebuah perisai. Pada saat pertarungan dimulai, kedua pemuda akan menyerang satu sama lain dengan menggosok daun pandan berduri di punggung lawan mereka. Tentunya akan menyebabkan luka baret pada bagian punggung peserta. Jika Anda ingin menyaksikan ritual Perang Pandan, datanglah ke desa Tenganan Karangasem pada pertengahan bulan Juni. Ritual perang pandan di desa Tenganan Pegringsingan biasanya diadakan selama dua hari berturut-turut. Setiap orang yang berkunjung diperkenankan untuk untuk menonton ritual Perang Pandan. Selain itu tidak ada biaya tiket alias gratis.

5. Mayat-mayat Tergeletak di Atas Tanah
Quote:

Warga di Desa Trunyan, Kintamani memiliki tradisi pemakaman yang unik, di mana mereka tidak mengubur ataupun membakar mayat (ngaben) ala umat Hindu Bali pada umumnya. Mayat hanya diletakan begitu saja di atas tanah yang dikelilingi oleh pohon Taru Menyan. Anehnya, mayat-mayat di sana tidak menimbulkan bau. Konon harum pohon Taru Menyan lah yang menetralisir bau anyir mayat-mayat di sana.
 
Segitu dulu thread dari ane semoga pandemi ini segera berakhir sehingga kita bisa berlibur ke Bali. Aamiin.

emoticon-ToastSemoga bermanfaatemoticon-Toast

Jangan lupa cendolnya gan sis

 

Sumber : Opini pribadi
Referensi : Disini
nandekoAvatar border
yusufbhd78Avatar border
ichvantiaAvatar border
ichvantia dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.1K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan