Setiap hari Andrea dengan riang selalu menyiapkan baju dan keperluan Rey lainnya untuk bekerja.

Perempuan keturunan itu memang bak suporter nomor satu bagi Rey, suaminya.

Tak terkecuali pagi itu, dimana Rey yang merupakan praktisi HR bersiap untuk bekerja. Dengan senyum manis dan kecupan kecil, Andrea pun mengantar Rey ke mobil.



Rey memang punya agenda besar hari itu. Malam hari sebelumnya, ia telah mengatakan apa yang akan ia lakukan di kantor hari ini.

Rey berniat menyampaikan keinginannya pada pimpinannya di kantor untuk menaikkan jabatan juga penghasilannya.

Sepanjang hari di kantor, Rey merasa gugup bahkan kadang ragu. Mengumpulkan keberanian dibungkus dengan berdoa, sore harinya ia melangkahkan kaki ke ruang pimpinannya.

Diluar dugaan, keinginannya tersebut disambut baik dan disetujui oleh pimpinan yang juga pemilik korporasi tempat Rey bekerja.

Suami yang gembira ini pulang ke rumah dan menemukan meja makan yang telah ditata dengan indah serta lilin menyala.

Mencium aroma makanan pesta, Rey menduga seorang dari kantor telah menelepon istrinya dan membocorkan rahasia.

Rey menemukan Andrea di dapur, dan dengan penuh semangat menceritakan kabar gembira dengan rinci.

Rey dan Andrea berpelukan, seperti yang biasa mereka lakukan. Pelukan yang selalu hangat namun kali ini disertai menari di sekeliling meja makan lalu duduk menghadapi makanan lezat yang telah disiapkan istrinya.

Di sebelah piringnya, Rey menemukan catatan yang ditulis dengan cantik; "...Selamat Sayang! Aku tahu kamu akan mendapatkannya! Makan malam ini untuk menunjukkan betapa aku mencintaimu..."

Beberapa saat kemudian, dalam perjalanan ke dapur untuk membantu Andrea menyiapkan makanan penutup, Rey melihat sebuah kartu terjatuh dari kantong istrinya.

Ia memungut dan membacanya, "...jangan khawatir karena tidak mendapatkan kenaikan jabatan! Bagaimanapun kamu sebenarnya pantas mendapatkannya! Makan malam itu untuk menunjukkan betapa aku mencintaimu..."

Rey begitu bahagia membaca tulisan itu. Dari belakang ia memeluk mesra Andrea, istrinya.

"...Aku pun mencintaimu...", bisik Rey di telinga istri tercintanya.

Hari ketujuh di bulan kesembilan tahun itu pun ditutup dua anak manusia penuh cinta tersebut dengan doa syukur pada Sang Pemilik Kehidupan.

#RinganJari