Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cintayanglainAvatar border
TS
cintayanglain
Kelapa Sawit di Depan Rumah, yang Sudah 30 Tahun Menemani Rumah Ini



(Dokpri)


Pindah ke lingkungan baru memang ada plus dan minusnya. Namun aku berusaha untuk menikmati setiap prosesnya. Tak perlu mengeluh. Seperti pohon sawit di depan rumah ini yang setia menemani siapapun yang tinggal di rumah ini. Tanpa mengeluh.

Saat pertama menginjakkan kaki di rumah baruku ini, ada 1 pohon yang mengusik perhatianku. Awalnya, aku mengira ini pohon palm. Namun, suami memberitahu bawah ini adalah pohon kelapa sawit. Pohon kelapa sawit ini sudah mulai tumbuh oleh pemilik sebelumnya sejak tahun 90-an. Itu artinya, sudah sekitar 30-an tahun ia di sini.

Saat rumah ini dijual pada kami, menurut suami yang selama ini mengurus jual beli, pemilik sebelumnya 'berwasiat' menitipkan pohon kelapa sawit ini dengan baik. Dan memohon untuk tidak menebangnya. Suamiku setuju.

Aku pribadi menghargai kenangan seseorang terhadap apapun. Untuk itu aku juga tidak pernah mengusik pohon ini, selama 5 tahun tinggal di sini. Juga tak pernah meminta suami untuk menebangnya. Karena pohon ini sudah tidak berbuah lagi. Andai berbuahpun, aku bingung bagaimana mengolah kelapa sawit. Aku lebih tahu kelapa biasa, yang bisa dinikmati selagi masih muda, airnya bisa diminum, yang jika sudah tua bisa diolah menjadi santan. Mengolah kelapa biasa menjadi minyak saja aku tak paham. Apalagi kelapa sawit?

Meski depan rumah masih cukup luas, tapi hanya 1 pohon sawit yang ditanam oleh pemilik sebelumnya, dengan alasan karena pohon sawit termasuk yang rakus akan air.

Meski tidak berbuah lagi, aku tetap merawat pohon ini. Dengan cara menyiraminya minimal seminggu sekali. Biasanya aku menggunakan air bekas mengepel lantai.

Pelepah yang sudah tua, biasanya oleh suami ditebang agar tidak jatuh ke bawah. Karena terkadang anak kami bermain di bawahnya. Seperti bermain masak-masakan dengan anak-anak seusianya.

Suamiku bercerita berdasarkan cerita pemilik sebelumnya, kelapa sawit ini dulunya pernah juga berbuah. Saat usia 5 tahun mulai berbuah. Tapi belum bisa dimanfaatkan buahnya karena masih berupa kelapa sawit muda. Barulah saat usianya 10-tahunan kelapa sawitnya bisa dimanfaatkan. Pohon sawit tidak mengenal musim, karena ia berbuah sepanjang tahun. Dan dapat dipanen setiap 2 minggu sekali. Dan cara memanennyapun tidak seperti kelapa yang aku kenal yang dipanjat, tapi dengan alat semacam galah yang ujungnya dipasang sabit khusus. Sepertinya rumit aku membayangkannya.

Namun, sudah sekitar setahun sebelum rumah ini berpidah kepemilikan kepada kami, pohon ini sudah tidak berbuah lagi karena faktor usia.

Aku tak tahu sampai kapan pohon ini dapat bertahan hidup di usia tuanya. Namun selama ia masih ada di sana, aku dan keluarga tetap akan merawatnya. Meski tidak dengan perawatan khusus. Sekedar menyiramnya atau memangkas dahannya. Setidaknya tidak akan menebangnya hingga kelak ia mati dengan sendirinya.
Diubah oleh cintayanglain 30-09-2020 07:34
0
1.2K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan