Seminar merupakan salah satu aktifitas yang cukup sering ane ikuti untuk menambah wawasan. Alasannya karena ane lebih menyukai mendengar cerita sukses orang-orang ketimbang membaca buku yang berupa teori dan tidak bisa diterapkan ke semua orang.

Biasanya dalam setahun ane menyisihkan uang dan waktu untuk mengikuti seminar yang diadakan oleh kampus, perusahaan atau pribadi. Seminar yang ane pilih juga ane seleksi terlebih dulu, siapa pembicaranya, terus hal apa dari dia yang menurut ane pantas untuk ane pelajari dan dimana. Kenapa dimana, karena kadang ane males kalau lokasi seminarnya jauh terlebih jalan menuju tempat tujuan menjadi langganan macet.

sumber: galuh.id

Namun kini semuanya berubah, saat seminar berubah menjadi webinar, ane menjadi tidak pilih-pilih dalam mengikuti seminar. Alasannya karena selain lebih bebas dan lebih mudah, kalau sewaktu-waktu materi yang disampaikan oleh pembicara ane rasa membosankan, cukup matikan kamera dan ane tinggalkan untuk melakukan aktivitas lainnya. Karena hanya dari rumah ane bisa mengikuti berbagai webinar, tanpa harus mandi, tanpa perlu keluar ongkos bensin atau tol, tanpa harus macet-macetan di jalan dan yang pasti tanpa perlu keluar duit banyak. Karena mayoritas webinar yang diadakan adalah free entry dan bila dipungut bayaran nominalnya tidaklah besar.

Perubahan seminar menjadi webinar ane rasa menjadi hal yang cukup kreatif dan bermanfaat. Dan ane lihat webinar ini berdampak sangat positif dan mulai dilakukan oleh banyak media, perusahaan dan beberapa organisasi kampus. Berdasarkan data yang ane lihat melalui laman cnbcindonesia.com, bahwa semenjak pandemi terjadi kenaikan cukup signifikan terhadap adanya seminar online atau webinar. Salah satunya bisa dilihat dari banyaknya pendaftar yang mengikuti webinar yang diadakan oleh Telkom dan MDI Ventures pada seri ke dua sebanyak 353 orang dari seri sebelumnya sebanyak 206 orang. Hal ini didukung dengan meningkatnya pengguna aplikasi zoom hingga 183% lantaran menjadi salah satu media yang sering digunakan untuk webinar (sumber:bisnis.com).

Meski terkesan simpel dan sederhana, ane rasa webinar akan tetap diadakan meski pandemi ini telah berakhir. Karena ane lihat webinar ini memberikan banyak keuntungan bagi kedua pihak, baik dari penyedia webinar dan peserta. Penyedia webinar tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mengadakan webinar, mungkin biaya yang diperlukan adalah ongkos bagi pembicara. Berbeda dengan seminar dimana penyedia webinar perlu menyiapkan dekor, konsumsi, sound, dekor dan lain-lain.

sumber: onlygfx.com

Dari sisi peserta, kita bisa mendapat materi secara cuma-cuma karena mayoritas webinar yang diadakan adalah free entry. Meski kadang ada yang tetap dikenai biaya biasanya murah. Selain itu seluruh orang dari berbagai kota bisa mengikuti webinar dari rumahnya tanpa mengeluarkan ongkos untuk tiba ke tempat tujuan.

Adaptasi dari Seminar ke Webinar mungkin tidak bisa sepenuhnya tergantikan, karena tentu akan ada orang yang beranggapan bahwa seminar ditempat lebih baik dan lebih sopan ketimbang seminar hanya dari layar laptop atau handphone. Tapi tentu akan ada kemungkinan bila webinar akan tetap terlaksana bila pandemi telah berakhir, karena sudah banyak diadaptasi oleh berbagai event acara, selain itu karena alasan "biaya" membuat banyak acara non profit untuk mengadakan webinar. Tapi adaptasi yang dirasakan para peserta tentu tidak terlalu membuat kaget, hanya berubah dari yang awalnya formal menjadi lebih santai.

sumber: kinantiflorist.com

Dampak dari webinar ini mungkin yang paling terkena adalah mereka yang memiliki bisnis panggung, dekor, sound dan konsumsi. Karena webinar tidak memerlukan itu semua. Ini tentu menjadi ancaman bagi mereka yang bergerak di bisnis ini. Tapi kembali pada dugaan awal ane, bahwa bisa jadi nanti setelah pandemi berakhir, event/acara/organisasi akan kembali melakukan seminar. Dan webinar hanya menjadi alternatif bagi organisasi non profit yang ingin mengadakan seminar dengan biaya yang rendah.