Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alizazetAvatar border
TS
alizazet
Misteri Bulan Suro dan Pantangannya


Dalam penanggalan atau kalender Jawa dikenal nama-nama bulan sebagai berikut, Suro, Sapar, Mulud, Ba'da Mulud, Jumadil Awal, Junadil Akhir, Rejeb, Ruwah, Poso, Sawal, Dulkangidah, Besar. Dua belas bulan di penanggalan Jawa itu juga merupakan dua belas bulan dalam kalender islam hanya beberapa berbeda nama.

Ada bulan-bulan tertentu yang mempunyai nilai mistis, pada hakekatnya ada pelarangan melakukan kegiatan. Kepercayaan yang diwaeiskan dari jamam menek moyang, bila melanggar maka akan terjadi mala petaka, terutama di bulan suro.

Kegiatan yang dilakukan di bulan ini akan membawa kesialan, bukan hanya itu sampai kelagiran seseorang di bulan ini menurut cerita dari embah-embah jaman dulu akan selalu menghadapi masalah berat. Maka dari itu setiap memasuki bulan Suro ini masyarakat Jawa selalu melakukan ritual ruwatan, agar terhindar dari marabahaya.

Kepercayaan ini sangat melekat kuat. Benerapa hari lalu saya mendengar tanya jawab obrolan seputar bulan Suro di sebuah radio swasta, yang menanyakan mengapa seperti acara hajatan dihimbau tidak dilakukan pada bulan Suro.

Menurut pendapat TS, bulan Suro bila dalam bulan Islam disebut dengan bulan Muharram. Dalam bahasa inggris Muharran diartikan sacred dalam bahasa Indonesia berarti diharamkan atau dipantangkan. Jafi benar bila kegiatan hajatan dilarang di bulan itu.

Pasti akan banyak pertanyaan, mengapa demikian? Apakah bulan itu munculnya tuyul? wewegombel dan kawan-kawan? seperti dalam film Indonrsia yang dibintangi Suzana?

Ternyata bukan tentang munculnya mahluk seperti itu bila memasuki bulan Suro, itu hanya untuk menakut-nakuti masyarakat yang bandel melakukan hajatan di bulan Suro. Mengapa? Ternyata di bulan Suro atau Muharram ini adalah bulan hari rayanya para anak yatim.

Jaman dahulu bila diterangkan tentang hal itu tidak akan masuk dalam hati dan pikiran mereka, maka yang lebih mudah dengan menakut-nakuti itu pendapat TS. Tidak ada hubungan sama sekali antara bulan Suro dengan mahluk halus apalagi yang lahir di bulan itu akan selalu dirundung kemalangan. Namanya hidup pasti ada masalah baik itu lahir di bulan apa pun.

Bulan Suro yang berasal dari kata Asyurra yang berarti hari kesepuluh dalam Muharram, bulan ini sebagai penanda bulan pertama di penanggalan Jawa dan Islam, seperti bulan Januari, jadi memasuki tahun baru harus membersigkan diri, bersiap menghadapi satu tahun ke depan. Yang lalu biar berlalu, dosa-dosa tahun lalu harus dihapus dengan berdoa, mohon ampunan dan niat baik untuk ke depannya.

Ruwatan ini pembersihan, untuk diri sendiri, lingkungan dan sebuah wilayah, biasanya dilakukan pagelaran wayang kulit, berhubung ada pandemi maka rahun ini sepertinya pagelaran ditiadakan. Istilah ruwat berawal dari ngaruati artinya menjaga dari kecelakaan Dewa Batara. Yang sebenarnya menurut TS adalah pembersihan hati dan diri dari dosa agar selalu selamat.

Di beberapa wilayah untuk membersihkan lingkungannya melakukan kegiatan selamatan yang disebutBaritan. Baritan berarti mbubarake peri lan setan yang kita sebut mahluk halus yang suka mengganggu.

Baritan ini selamatan dengan membawa nasi dan lauk pauk yang dibungkus daun pisang atau takir, semua warga berkumpul di sebuah tempat biasanya musolah atau pendopo dan lakakukan pitutur falsafah kehidupan lalu doa bersama.

Budaya Baritan di bulan Suro ini sebagai salah satu bukti kerukunan dan kebersamaan serta saling peduli yang patut dipertahankan.
Bila ditempat asal TS biasanya warga membuat jenang suro, yaitu bubur beras yang diberi irisan dadar telur dan kering tempe teri.


Yang terbaik lagi selain itu adalah menyantuni anak yatim, kegiatan yang utama dari pada membuat hajatan untuk pribadi itu pantangan, menggembirakan anak yatim lebih utama di bulan ini dan berpuasa untuk menghapus dosa selama satu tahun kemarin. Itu pembersihan diri dimana disebut ruwatan dalam adat Jawa.

Jadi tidak perlu takut lagi bila memasuki bulan Suro, yang sebenarnya adalah bulan pertama di tahun baru Jawa dan Islam atau Hijriyah
Siapa yang ingin meruwat dirinya? Maka berpuasalah di bulan itu tepatnya di tanggal 9 dan 10 penanggalan Jawa dan Hijriyah.


🍁🍁🍁


Demikian ulasan dari TS bila ada yang kurang tepat bisa diskusi bersama
Terima kasih, salam 🙏


sunber opini TS beberapa dari sini
Sumber gambar dokpri dan hipwee.com
triwinartiAvatar border
613meAvatar border
613me dan triwinarti memberi reputasi
2
1.2K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan