Tentang lebih baik sakit hati daripada sakit gigi. Lebih baik tidak sakit. Sungguh tersiksanya sangat luar biasa tak terkira.

Hari Kamis kemarin tepat di siang hari setelah melaksanakan solat duhur, rasa hati ingin sekali minum minuman beraroma kopi. Tak kupikirkan perut yang sudah jelas tak bisa menerima minuman berupa kopi-kopian itu. Intinya hati sedang rindu minum kopi.

Biasanya satu gelas berdua atau bertiga. Bahkan aku cuman nyicip bila ada teman yang minum kopi. Karena sadar diri bahwa sang lambung tidak kuat bila minum kopi.



Siapa sangka dari yang hanya segelas Good Day malah berbuah penyakit. Tak berselang lama dari minum Good Day itu perut terasa kosong, irama gendang perut silih bersahutan. Kepala mulai nyut-nyutan tak bisa lagi diajak kompromi.

Biasanya gejala awal setelah perut merasa kosong seperti masuk angin atau belum makan, lalu merambah ke punggung yang rasanya ingin dipijiti, setelah itu kepala sakit, gigi linu Inginnya dipijit terus kepala bagian yang sakitnya.



Kalau sudah begini siapa yang repot? Berkegiatan pun jadi gak fokus. Bawaannya ingin rebahan. Sementara acara masih berlanjut sampai setengah tiga sore.

Dan, benar saja saat sampai di rumah rasa sakit gigi itu tidak juga berhenti. Padahal beberapa hari sebelumnya aku sudah pernah bilang bahwa aku sudah lama tidak merasakan sakit gigi.

Aku pun tiduran di kasur, rasanya ingin nangis meraung-raung sama seperti saat masih SD dulu kalau sakit gigi sukanya nangis.

Tapi sekarang sudah besar walaupun wajar bila menangis, namanya juga sakit. Setelah lama ditahan-tahan juga akhirnya ya nangis juga tak kuat sakitnya bukan main.

Di gigiku perasaan ada yang menggigiti. Entah itu makhluk apaan. Pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi, sampai heran bisa sakit gigi tapi gigiku tidak berlubang. Posisi gigi geraham paling ujung. Agan juga pernah?



Setelah gosok gigi, masih saja sakit. Akhirnya solusi pertama adala Oskadon. Obat warung yang diyakini mujarab mengobati sakit gigi. Meskipun itu biasanya cocok-cocokan.

Ternyata lumayan ampuh. Tapi harus berkala minum obatnya. Anehnya di malam hari tetap sakit. Malah sampai jungkir jumpalik karena tak kuat menahan sakit. Mata ngantuk, tapi gigi sakitnya bukan main. Ingin rasanya menjedotkan kepala ke tembok paling keras. Oh Tuhaaann.. sakitnya bukan main.



Besoknya hari Jumat, ada yang ngasih tau pakai Omestan. Masih obat yang dibeli di toko sebelah. Tapi katanya durasi pereda nyerinya lebih panjang. Jadi gak setiap saat harus minum obat. Mirip dengan Asamefenamat.

Akhirnya karena ingin sembuh. Segala upaya pun dilakukan. Dan ternyata benar durasinya agak lama. Namun di malam hari siapa sangka lebih terasa sakitnya. Nangis sendirian gak ada yang nolongin. Gak bisa tidur rasa hati sakit sebadan-badan. Menderita rasaya.

Saat tidur, yang terbayang adalah gigiku dicabut sama dokter. Sungguh lega bila memang kenyataan. Tapi nyatanya gigi ini belum boleh dicabut.

Dua hari berturut-turut tak bisa tidur. Ada lagi yang memberi tau katanya pakai garam segenggam masukin ke mulut. Pasti ada yang keluar dari gigi.



Nekat lagi dengan penelitian ekstream itu. Akhirnya aku mencobanya. Dan, benar di dalam mulutku terasa ada yang terganggu. Seakan ulat di gigi ingin keluar. Aku pun memuntahkannya. Yang kulihat hanyalah darah. Ulatnya? Mungkin gak kelihatan.

Hasilnya? Sudah asin kebangetan. Di malam ketiga tetap tidak bisa tidur karena sakitnya makin menjadi-jadi.

Solusi terakhir inilah yang membuat gigiku sembuh total. Yaitu Daun Sirih Merahbegini cara membuat obatnya :





Nah buat kalian yang punya keluhan sakit gigi akut, coba pakai daun sirih ini. Terbukti sangat mujarab. Meski tidak sedang sakit saja, daun sirih ini juga bagus buat mengobati berbagai macam penyakit.

Salam sehat sahabat kaskus semua. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan yang barokah. Tetap semangat yaaak!!!





Kunjungi Blog Kompak dengan klik banner di bawah ini Gan!!