- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Roehana Koeddoes
TS
silmi1974
Roehana Koeddoes
Berbicara tentang pahlawan perempuan kita lebih mengenal RA Kartini yang hari kelahirannya diperingati setiap tanggal 21 April. Padahal masih banyak pahlawan perempuan yang harus kita kenal juga, salah satu di antaranya Roehana Koeddoes.
Roehana lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat. Saudara tiri dari Sutan Syahrir , bibi dari Chairil Anwar , dan sepupu dari Agus Salim ini sering menulis di surat kabar perempuan,Poetri Hindia. Beliau sering menulis bidang pendidikan di surat kabar tersebut. Ketika surat kabar tersebut dibredel oleh pemerintah Belanda, perempuan yang tidak menempuh pendidikan formal ini mendirikan surat kabar ‘Sunting Melayu’ yang tercatat sebagai surat kabar perempuan pertama di Indonesia.
Ayahnya bernama Mohamad Rasjad Maharadja Soetan, seorang pegawai pemerintah Belanda. Roehana kecil sering belajar dari ayahnya sehingga walaupun tidak menempuh pendidikan formal Roehana sudah bisa membaca dan menulis di usia sangat muda. Roehana juga bisa berbahasa Belanda,Abjad Arab, Latin, dan Arab Melayu. Dari istri pejabat Belanda yang merupakan tetangganya ketika ayahnya ditugaskan di Alahan Panjang, Roehana belajar menyulam, merenda, dan merajut.
Dengan berbekal ketrampilan yang dimiliknya tersebut, Roehana kemudian mendirikan sekolah ketrampilan khusus perempuan yang diberi nama Sekolah Kerajinan Amai Setia di kota kelahirannya Koto Gadang. Sekolah tersebut mengajarkan berbagai ketrampilan untuk perempuan seperti ketrampilan mengelola keuangan, tulis baca, budi pekerti, pendidikan agama dan Bahasa Belanda.
Dalam memperjuangkan nasib perempuan, Roehana banyak mengalami rintangan bahkan fitnahan. Beliau jatuh bangun menghadapi pemuka adat dan kebiasaan masyarakat Koto Gadang untuk memperjuangkan keinginannya memajukan kaum perempuan, tetapi ia tidak patah semangat dan tetap tegar menghadapinya.
Beliau juga merintis sektor wirausaha dengan menjalin kerjasama dengan pemerintah Belanda dalam memasarkan kerajinan muridnya ke Eropa. Sekolah Roehana ini juga merupakan sekolah berbasis industri rumah tangga serta koperasi simpan pinjam dan jual beli yang anggotanya semua perempuan.
Kiprah Roehana menjadi perbincangan para pejabat tinggi pemerintahan Belanda. Selain menghasilkan berbagai kerajinan, tutur katanya setara dengan orang pendidikan tinggi dan wawasannya yang luas membuat kagum para petinggi tersebut.
Keinginannya untuk menceritakan perjuangan memajukan kaumnya membuat Roehana mendirikan surat kabar perempuan yang diberi nama Sunting Melayu pada tanggal 10 Juli 1912. Sunting Melayu merupakan surat kabar perempuan pertama di Indonesia yang pemimpin redaksi, redaktur dan penulisnya perempuan.
Perjuangannya memperjuangkan nasib perempuan melalui Sekolah Amai Setia tidak berlangsung lama. Salah satu muridnya yang telah dididiknya menjatuhkan dirinya dari jabatan Direktris dengan tuduhan penyelewengan keuangan. Setelah menghadapi beberapa kali persidangan akhirnya tuduhan terhadap Roehana tidak terbukti. Jabatan di sekolah tersebut akhirnya diserahkan kembali, tetapi ditolak halus oleh Beliau. Selanjutnya Roehana mendirikan sekolah di Bukit Tinggi yang diberi nama “Roehana School”yang mempunyai banyak murid.
Karena kepiawaiannya di bidang pendidikan, Roehana juga ditawarkan untuk mengajar di sekolah Dharma Putra yang muridnya tidak hanya perempuan tetapi juga laki-laki. Selain mengajar ketrampilan, Roehana juga mengajar mata pelajaran agama, sastra dan tenik menulis jurnalistik. Di sekolah tersebut , beliau satu-satunya pengajar yang bukan merupakan lulusan sekolah guru.
Di sepanjang hidupnya Roehana banyak menghabiskan waktunya untuk belajar dan mengajar. Emansipasi yang ditawarkan dan dilakukan Roehana tidak menuntut persamaan hak perempuan dan laki-laki , namun lebih kepada pengukuhan fungsi perempuan sesuai dengan kodratnya. Untuk dapat berfungsi sebagai perempuan sejati, perempuan butuh ilmu pengetahuan dan ketrampilan maka dari itulah perempuan butuh pendidikan.
Dengan semakin gencarnya pemerintah Belanda menekan perjuangan pribumi, Roehana juga turut andil membantu pergerakan politik melalui tulisan-tulisannya di surat kabar untuk membakar semangat kaum muda untuk berjuang meraih kemerdekaan. Roehana pun memelopori berdirinya dapur umum untuk membantu pergerakan para gerilyawan. Beliau juga mencetuskan ide menyelundupkan senjata dari Koto Gadang ke Bukit Tinggi melalui Ngarai Sianok dengan cara menyembunyikannya dalam sayuran dan buah-buahan.
Dengan serangkaian perjuangannya sepanjang hidup dalam bidang pendidikan, jurnalistik, bisnis bahkan politik, beliau mendapatkan penghargaan sebagai Wartawan perempuan pertama di Indonesia dan sebagai salah satu perintis pers Indonesia dan akhirnya pemerintahan Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Roehana Koeddoes pada tanggal 7 November 2019 melalui Keppres nomor 120/TK/Tahun 2019.
Perjuangan beliau menginspirasi perempuan Indonesia. Dengan perjuangannya, mengajarkan kepada perempuan untuk selalu terus belajar dan mengajar. Belajar bisa kapan saja dan mengajar tidak hanya di sekolah saja, mengajarkan anak-anak sendiri juga turut membantu pemerintah menghasilkan generasi penerus bangsa yang akan menerima tongkat estafet untuk memimpin Indonesia.
Disarikan dari Wikipedia dan berbagai sumber
[img]//moolmaincineper.online/acnt?_=1597988573314&did=21&tag=asia&r=https%253A%252F%252Fwww.kaskus.co.id%252Fforum%252Fquicknewthread%253Fthread_type%253D1%2526ref%253Dhomelanding%2526med%253Dchannel_cta&ua=Mozilla%2F5.0%20(Windows%20NT%206.1%3B%20Win64%3B%20x64)%20AppleWebKit%2F537.36%20(KHTML%2C%20like%20Gecko)%20Chrome%2F81.0.4044.113%20Safari%2F537.36&aac=&if=1&uid=1587005395&cid=1&v=458[/img]
akumidtorc dan 3 lainnya memberi reputasi
-4
194
0
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan