Dampak Corona




Pandemi corona dan diberlakukan pembatasan kegiatan masal (nama kerennya lockdown) sehingga berdampak pada semua sektor kehidupan terutama dari segi ekonomi. Adanya pembatasan tersebut banyak pabrik-pabrik yang melakukan pengurangan pegawai demi tetap berlangsungnya pabrik, tidak sedikit yang pabrik mengalami gulung tikar.

Nah, karena adanya pemutusan kerja tersebut tentu membuat bingung suatu keluarga yang terkena dampaknya. Padahal anggota keluarganya tetep butuh sesuatu untuk dimakan. Bingung mesti, bagaimana cara mendapatkan sesuatu yang dimakan untuk keluarganya? Ditambah kondisi yang tidak bisa bebas kemana-mana?

Inilah ujian kesabaran dan keikhlasan dalam penghadapi hidup dimulai. Apakah akan mengunakan segala cara yang penting makan tidak peduli cara yang digunakan ataukah tetep berusaha dengan memperhatikan cara yang baik serta halal? Semua tergantung masing-masing pribadi.

Kan ada bantuan dari pemerintah, macam-macam lagi bentuknya dan hampir semua warga dapat. Syukurilah yang sudah dapat dan secara wajar gunakan dengan baik dana tersebut.

Bagaimana yang tidak dapat? Haruskah menghujat petugas yang sudah berusaha semaksimal mungkin ? Memikirkan nasib warganya jangan sampai ada yang terlewat dalam pengajuannya sudah menjadi prioritasnya tetapi keputusan bukan ditangan petugas yang mengusulkan.

Tetapi semua itu hanyalah suatu usaha yang dilakukan dengan yang terbaik, mungkin ada sebabnya kalau tidak dapat dan murni bukan kesalahan petugas yang mendata karena hanya mengusulkan dan hasil keputusan bukan pada petugas. Bisa juga kesalahan pada pribadi masing-masing warga misal Kartu Keluarga, KTP ataupun data penunjang lain yang tidak valid karena tidak pernah diperbaharui.

Intinya jangan langsung menyalahkan orang lain dong, intropeksi diri. Kenapa kok tidak bisa dapat ?

Ada juga yang mengisi pembatasan-pembatasan kegiatan di tempat umum dengan berkebun sampai ada plesetan laukdaun (lockdown) 😁 kreatif ya.

Apakah karena tidak bisa belanja sehingga berkebun ? Apakah karena tidak dapat bantuan terus pergi ke ladang?
Belum tentu karena tak punya uang sehingga dengan terpaksa pergi ke ladang.

Saya selama adanya pembatasan kegiatan di luar rumah memang benar-benar mengurangi melakukan aktivitas d luar rumah, sejak adanya pembatasan karena ingin melindungi keluarga saya sendiri dari serangan virus jahat itu terutama anak-anak dan bukan karena ketakutan. Selama pembatasan ini kadang saya memang pergi ke ladang membantu orang tua saja se, tapi bukan berarti karena saya tidak dapat bantuan terus saya jadi miskin.

Rejeki bukan pemerintah yang memberi tetapi Tuhan Yang Maha Pemurah. Pemerintah itu hanya salah satu jalan rejeki 😁 Jadi, saya tidak takut kelaparan walaupun tidak dapat bantuan. 😍

Ke ladang hanyalah mengisi waktu yang luang sekalian piknik gratis untuk anak-anak. Kegiatan yang bisa mereka lakukan diantaranya

1. Anak-anak bisa belajar cara menanam sayuran langsung dengan ahlinya (kakungnya)




2. Mengenal alam dengan cara bermain air



3. Mengenal bermacam-macam tanaman dan cara memanen ketela serta menikmatinya 😁





Banyak pelajaran yang diambil dari kegiatan sederhana dan murah meriah ini. Salah satunya adalah anak senang, ortupun senang karena ga buat kantong bolong.. 😂

Sekian dulu ya, maaf kalau ada yang tidak berkenan dengan kata-kata yang saya coba rangkai disini hanya ingin belajar merangkai kata dengan mengeluarkan unek-unek yang kalau disimpan lama-lama kok beneran jadi enek ini. 🙏

Magelang, 140620

Sumber : opini pribadi
Sumber foto : dokumen pribadi

#ummuza