Sudah menjadi tradisi di desaku, setiap acara 17 Agustus diperingati dengan selamatan, pentas seni dan wayang kulit semalam suntuk. Selamatan diadakan pada malam pertama, pentas seni pada malam kedua dan malam ketiga untuk wayang kulit.

Waktu itu sebagai pengurus karang taruna, aku diminta oleh aparat desa untuk ikut menjadi pemain drama pada malam pentas seni. Malah diminta untuk jadi pemeran utama. Menurut mereka, aku cocok memerankan peran tersebut.

Pentas Drama itu berjudul 'Kirana'. Yup, memang terinspirasi dari judul lagu Dewa 19 yang berjudul sama. Saat itu, lagu tersebut memang sedang ngetop-ngetopnya.


Ilustrasi | Foto solopos.com

Kirana mengisahkan seorang wanita yang gagal dalam percintaan. Karena pria yang ia cintai justru lebih memilih adiknya yang bernama Karina.

Awalnya, Kirana dan Karina diceritakan adalah saudara kembar. Namun, karena sulit untuk mencari pemain yang sama denganku, akhirnya kisahnya pun direvisi. Jangankan mencari penduduk yang sama denganku, sekedar mencari yang mirip pun sulit.


Ilustrasi | Foto bacaan.id

Pria yang diperebutkan oleh tokoh Kirana dan Karina adalah pendatang dari kota yang kebetulan sedang Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desaku. Tapi desaku bukan desa penari ya? Hehe. Sebut saja namanya Arya. Pada pentas drama, ia berperan sebagai Rian. Dan seperti yang kutulis di atas, Rian dalam cerita lebih memilih Karina. Padahal, justru Kirana lah yang lebih mencintai dia dengan tulus.

Namun dalam kehidupan nyata, seringnya aku dan Arya bertemu dan latihan bersama, menumbuhkan benih-benih cinta kita berdua.

Malam pertama dari rangkaian acara Agustusan adalah selamatan. Diisi dengan tausiyah dari pemuka agama di desaku, dan ditutup dengan doa.

Nah, malam kedua adalah giliranku untuk tampil. Jujur, aku super grogi. Padahal penontonnya juga orang satu desa denganku yang aku sudah kenal siapa-siapa saja. Namun tetap saja, ada perasaan grogi. Untunglah, karena selama ini kami latihan dengan cukup intens, drama berjalan dengan sukses. Perasaan lega menyeruak saat tepuk tangan riuh dari seluruh penonton menutup pentas malam itu.

Acara malam ketiga adalah wayangan semalam suntuk. Yang karena letih setelah pentas dan latihan selama ini, saya tidak menonton hingga pagi.

Hari hari setelah acara ini, hubunganku dengan Arya pun bertambah dekat. Dan kini, Arya telah menjadi ayah dari putra dan putriku.

Dirgahayu Republikku...