Saat pindah ke lingkungan baru karena satu dan lain hal, saya merasa super asing dan akses yang serba minim. Bagaimana tidak, dari kota metropolitan harus pindah ke tepi hutan. Dari sebelumnya internet serba cepat, kini sekedar signal aja sampai saya harus manjat!

Dari kuliner bejibun, kini untuk makan enak saya harus pagi-pagi ke pasar menembus ilalang nan rimbun!

Namun lama kelamaan, saya merasakan keasyikan tersendiri yang tak saya temui di lingkungan saya sebelumnya. Khususnya perlombaan 17an.

Dan setelah 2 tahun awal saya pindah ke sini, saya mencatat ada 3 perlombaan yang menurut saya cukup unik. Entah beneran unik atau saya yang terlewat udik hehe.

Pertama:
Lomba Sepeda Lambat



Yup, Anda gak salah baca. Ini kebalikannya lomba balap sepeda. Jadi, kalau balap itu adu cepat dari start hingga finish, yang ini adu lambat dan kadang gak perlu sampe finish untuk jadi pemenang.

Jadi penilaiannya adalah keseimbangan dan kelambatan. Peserta yang kakinya turun ke jalan, maka akan dianggap gugur. Makanya supaya gak turun kakinya harus terus mengayuh sepeda. Nah, pemenangnya adalah yang paling terakhir menyentuh finish. Atau peserta terakhir yang menurunkan kakinya.

Lomba ini lucu juga. Ternyata tak mudah juga menjaga keseimbangan sepeda. Kecuali bagi mereka yang berprofesi sebagai pemain sirkus yang sudah terbiasa naik sepeda roda 1.

Kedua:
Lomba Mendandani Pasangan



Lomba yang ini khusus bagi warga yang sudah memiliki pasangan. Bagi yang jomblo harus pasrah mencari lomba yang lain.

Jadi peserta lomba saling berpasangan dan mendandani pasangan semirip mungkin dengan yang mendandani. Jadi suami akan mendandani istri semirip mungkin dengan dirinya. Dan istri, harus mendandani suaminya semirip mungkin dengannya.

Menurut saya, lomba ini cukup seru dan baru saya temukan di sini. Khususnya pada event 17an.

Ketiga:
Lomba Menangkap Bebek dengan Mata Tertutup



Yang ini sepertinya lomba tangkap bebek pada umumnya. Hanya sedikit dimodif saja. Kalau biasanya di sawah, karena di sini tak ada sawah adanya hutan, jadi tidak di sawah. Hanya matanya saja yang ditutup.

Meski tidak dilaksanakan di sawah berlumpur, tetap lucu kok. Karena peserta harus fokus dengan suara bebeknya. Belum lagi suara bebek palsu sebagai pengecoh. Ya, dari penoton tentu saja.

Itu ketiga lomba yang saya baru nemu di lingkungan baru saya. Tapi, untuk Agustus tahun ini tidak ada lomba. Karena masih dalam suasana pandemi virus corona.