Dalam hal urusan cinta, diriku kurang pengalaman dan nol besar. Mengutip kalimat Buya Hamka " seharusnya cinta itu menguatkan bukan melemahkan" dalam novel berjudul tenggelamnya kapal Vanderwick.

Namanya cinta tidak ada toko yang menjualnya baik online ataupun offline. Semua datang begitu cepat dan tiba-tiba bahkan sebelum saya memikirkannya. Entah ini disebut anugerah atau kutukan?

Dikarenakan aku adalah orang yang sederhana. Caraku mencintaimu pun akan sangat sederhana.

Jujur saja aku bukan tipe lelaki yang bisa puitis atau berkata manis, apalagi merayu dengan bait indah berderet-deret seperti kereta api.

Memang terkadang cinta itu merusak logika cara berfikir kita ( Mario Teguh). Lihat saja seperti seorang hamba-hamba Pemuja kaum dogmatis.

Gegara cinta overlap membuat otak kiri tidak bekerja, berakhir dengan tumbuh subur dosa atas nama cinta.
Perasaan cinta itu menghentikan otak berfikir waras. Mematikan objektivitas berfikir dan rasionalitas.

Contohnya seperti ini....

Aku tidak perlu tau, pekerjaan, hobbie atau nomer sepatu kamu. Dan apapun dirimu entah jenius' sopan atau bejat aku tetap menyukaimu, karena kamu ada.

Memang itu bisa jadi jurus ampuh merayu dan menyesatkan logika. Wabilkhusus wanita, karena wanita sering terjebak dalam ilusi permainan kata rayuan dan sanjung puji.

Kembali pada judul 'mencintaimu dengan sederhana' adalah sederhana dalam tindakan maupun perhatian.
Mungkin akan terlihat membosankan bagi wanita karena ngga bisa bermanis ria, mendramatisir kata dengan berbagai majas, entah itu personifikasi, hiperbola dan lainnya.

Ironis ....

Mencintaimu dengan sederhana semoga tidak jadi sebuah kutukan bagimu.
Seorang ahli filsafat mengatakan " jikalau mencintai seseorang tidak bisa memberi warna yang indah setidaknya jangan pudarkan warna aslinya.

Mencintaimu dengan sederhana adalah menepikan egoisku, tidak berarti harus diam, cuek, dayus . Perhatian,peduli, itu tidak cukup dengan kata saja, Harus ada tindakan dan diejawantahkan agar tidak menjadi wacana atau retorika.

Ya ... memang sedikit susah menjelaskan tentang kesederhanaan dalam mencintai. Menjadi pengayom, pelindung, atau mendengarkan keluh kesah, memberikan bahu tuk bersandar di saat kamu lelah. Menjadi penopang saat dirimu tertatih. Atau memberi semangat dan support tanpa harus keluarkan jurus segudang kata manis tanpa solusi.

Sederhana dalam mencintai dan sederhana dalam bertindak.
Mungkin juga ada saatnya dalam cinta yang sederhana, bisa menjadi pengingat dan penyeimbang dalam hal yang sering membuatmu ragu dalam mengambil sikap!