Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sayuh311Avatar border
TS
sayuh311
Kumpulan Puisi-puisi
Patidusamu


Kuwu
Sajak gagu
Risau diksi cupu
Lesat peluru nyiru rayu

Pertapa tua solek igau
Waria baju biru
Seru bisu
Lucu

Kicau
Cumbu semu
Gincu tikam ilmu
Peka jeruju belenggu malu

Pacu buru adu seru
Sesat tipu fardhu
Restu tabu
Silau

Surabaya 25 Juni 2020
Sayuh
Penulis Lepas Berjiwa Bebas

#Featured Nagari

Puisiku mati, terbunuh abolisi

Ceritaku tak bernyawa tergencet aristokrasi

Mulut-mulut dipaksa bungkam menelan jeruji

Di sebalik sunyi jari-jari bergerigi anarki

Berteka-teki sendi elegi

Jejaka mengirap nyali

Badut parlemen terkekeh geli

Kasta sudra ejakulasi infiniti

Intonasi suara intimidasi sunyi

Bedil serdadu-serdadu ciutkan nyali

Penghambaan jagapati mengecapi kendali

Penganjur mula berkomedi

Keseksamaan dikremasi arogansi dinasti kurcaci

Si Kurus bodoh memegang lori

Berlalu pergi tanpa iba hati

Ludah sundal mendakwai orang suci

Serapah umpat pecandu supremasi

Tatapan kiasan dalam personifikasi

Sidoarjo 17 Juni 2020
Sayuh
Pak Supir Menulis Lepas Berjiwa Bebas

Ilusi Sesat

Wajah cantik itu menari-nari indah dalam imajinasiku, seirama dengan alunan musik nan merdu bersenandung. Rupa yang elok itu semakin menyesatkan diriku, membuatku terbuai dalam jurang khayalan.

Angin bertiup lirih menebar benih menembus Asmaraloka. Pesona ayu-mu itu telah menyihirku. Layaknya Dasamuka hilang akal karena Dewi Shinta.

Aku tertikam panah asmaramu! Lihatlah olehmu. Aku terjatuh ... terkapar ... aku hilang akal ... aku terbunuh rasa rindu paling kekal.

Haruskah aku membual setiap saat? Menceritakan rasaku pada jagad raya, ataukah aku diamkan dan mengubur dalam-dalam tentangmu?

Aku perhatikan manusia lalu-lalang dengan kekosongan jiwa, berjalan tergopoh-gopoh dengan penuh keserakahan mendominasi pikiran.

Berbeda denganmu, senyuman yang kamu suguhkan meredakan kerisauan hati. Kelembutan tuturmu menyejukkan jiwa. Kehangatan yang kamu tawarkan menundukkan keegoisanku.

Zahir wajahmu membungkus batas khayalku. Aku porak poranda bersama bayangmu yang memelukku. Inginku menetap dan hidup di sana. Di benua entah, bersama degup jantungmu yang menghangatkan jiwa.

Senja tampak begitu manis sore ini, semanis saat kau tersenyum. Langit sangat teduh seperti tatapanmu yang selalu meneduhkan kegersangan padang pasir.

Seharusnya kusudahi membual tentangmu. Sepantasnya memori usang terkubur dalam perut bumi. Tetapi, bumi semakin menumbuh-suburkan tiap jengkal kenangan bersamamu.

Aku hidup kekal di sana dan rajutan mimpi menutupi mata hati. Tak ada yang paling indah sepanjang perjalanan. Kecuali menghadirkan sosokmu hingga batas usia

Masa indah itu kini terbunuh, terbungkus kafan, seharusnya telah damai, tetapi 'Ruh' itu bangkit menerjang batas semesta. Saat ku coba menghadang, semakin lantang ia menantang. Aku tendang, dan dibuatnya diriku tumbang!

Pesona ayu-mu mengekang angan berkepanjangan. Paradoksal estetika rona wajahmu menjebak diriku dalam ilusi usang. Kenangan mengusik jiwa. Savanaku!

Sayuh
Lamongan
Minggu 9 Pebruari 2020

Arkaisku

Swastamita perlahan meninggalkan sinarnya
Hilang arah tak berbekas
Kesendirian menembus batasan-batasan sepimu
Candramawa bawa kabar lara

Aku selayak candala
Dalam ketaksaan menjumputi hasrat yang sempat terbuang
Mungkinkah aku rimpuh di sini?

Gusti ....

Daksaku melemah semakin terpuruk
Begitu banyak adorasi yang kulalui
Berikan hantarkan pilau-Mu!
Menjemput diriku di penghujung shyam

Ingin kuarungi batas-batas buana
Melihat lintang-lintang dari kaki langit
Kampa jantung berdegup lebih kencang
Pesonamu menyihir meluluhlantakan murkaku

Aku gugup dan gamang di atas jembatan asmaraloka
Jeremba itu menyambut lembut dan menuntun lakuku
Samar-samar sarayu agahku dikalahkan rasaku
Kalbuku dipenuhi harsa dari lokawigna

16 Maret 2020
Pak Supir Menulis Lepas Berjiwa Bebas

Terpasung Perisau Rindu

Gelisahku menenun rindu
Bersekutu bisu dan malu
Terpaku terikat jeruju
Bungkam selaju risau

Senja temaram berdesau
Terbenam sajak seraju
Tersipu padu menyerbu tabu
Meracau pilu lembayung tertuju

Pecandu memacu pepuju
Mengigau merdu penuh rayu
Kelu berlemuru tuju
Menyudu rindu penyemu

Debu pencemburu menanam haru
Ruh melaju pagu ditandu
Terduduk sendu berseteru peluru
Bersandar restu tugu menunggu serdadu

Surabaya 6 Juni 2020
Sayuh
Orang Ganteng Sejak Jaman Jahiliah

Cabar Hati (1)

Begitu banyak azimat kau titipkan, mantra-mantra kurapalkan perlahan-lahan. Ingatan-ingatan bersambungan membentuk anyaman, layaknya burung syurga berkicau merdu bersahutan.

Aku meringkuk ....
Pada tulang belakang yang menasbihkan doa setajam parang. Sudutku remang, Tuhanku benderang membakar angan mula gersang.

Sabda-Mu adalah ketentuan tanpa gugat, tugasku memahat yang hambat.
Wajah-wajah pucat semakin sekarat, bertahan hanya untuk sebuah hakikat.

Bilakah bertunas?
Penantian di ajang pentas. Lunglaiku memaksa langit bersabda atas gemuruhku kian memanas cemas, nahas ... tak berbalas.

Sungguhku tak berdaulat. Sayap yang rapuh seakan bermimpi mengarung jagat. Begitu banyak umpat, khianat, berkarat lipat.

Gerombolan manusia frustasi memilih mati dalam tanpa wangi kasturi ....

Satu-persatu berputus asa memutuskan Rahmat-Mu, melepaskan belenggu menuju lembah bermadu. Bercumbu dalam keabadian bahagia semu penuh ikab, wangi gaharu berlalu merindu lupa kau tuju.

Sorak-sorai riuh menertawaimu di balik jeruji, kepahitan dikecapi sendiri. Melegalisasi diri dalam sepi! Getir, depresi, santapan berhari tak berhenti.

Sayatan mendera jiwa terhukum, tiada wangi yang tercium. Terjerumus penuh kutukan di lembah nanah busuk mengharum, berspectrum menjadi jarum penghukum.

Sayuh& Rosiane
18 April 2020 Surabaya
Penulis Lepas Berjiwa Bebas

Ujung Barat Sambut Duka

Tebal tipis bermetafora, gugurkan bunga tabebuya
Nafas dan tubuh mewangikan semesta
Wajah pucat sukma melanglang buana
Merajam mantra-mantra pusaka
Estetika egoisme hadirkan petaka

Di ujung barat rinai menancapkan tonggak haru
Perahu kecil mengarung baharu
Menggeliat mendurhakai elu
Menawarkan cumbu berengku
Senyum manis sipu malu

Bicaralah, jangan hanya diam menggurindam
Matahari sudah terbenam
Masih terus bungkam
Hati memilih bersemayam
Pada pesan kalam

Surabaya 20 Juni 2020
Sayuh

Determinisme

Pohon surga sebar aroma wanginya, sadrahku pun meninggi akan-Mu

Setapak laluan melucuti falsafah, warna-warna tedas maujud mengirap nurani

Bilangan membungkam hasrat, angkuh nalar pecundangi haluan

Potret buram di balik cadar jadi perisai, selangkup tudung pekasih racuni perjamuan

Pesakitan tertawan harap maghfirah-Mu, sesalan sekedar lafal-lafal belaka

1 Juni 2020
Sayuh
Orang Ganteng Sejak Jaman Jahiliah

#Batara Guru Hilang Akal

Sebaiknya kau menepi menyingkir ....

Saat syair-syairku menembus batas-batas semesta

Mantra dan jopa-japumu menelan kedengkian

Kesaktian tertunduk di bawah kebijaksanaan

Diksi rayu hujam sesat tebar nanah busuk

Menyebar benih keangkuhan di mayapada

Kau seperti Batara Guru gila pemujaan

Kehormatan sanjung puji kau santap penuh kemurkaan

Kehormatan dan pengakuan menghantarkan dirimu pada kebinasaan

*****

Surabaya 5 April 2020

Sabda Sesat Sang Presiden

Mulanya kau teriakkan perlawanan, "perang lawan Covid-19!!"

Menatap realis optimis idealis bak Spartan

Ocehanmu melesat tajam menggema ke penjuru semesta

Semangat perlawanan tersungkur mengiba

Menjungkirbalikkan heroisme pasukan bersenjatakan semoga ....

Salam damai pun terucap, "raih dan memeluk kematian."

Pilar-pilar roboh tersebar berserak

Rakyat dibiarkan mati tanpa negara

Aku hanya bisa tajamkan puisi menancapkan belati pada kebodohan

8 May 2020 Surabaya
Sayuh
Penulis Lepas Berjiwa Bebas

Sayuhnara Momentum Bersama

Terakhir ....

Aku belum sempat menghabiskan kopi
Kita pesan bersama di musim kemarau
Meski nyata setiap sesapku
Selalu kehilangan pahitnya

Neira dalam matamu ....

Kemudian kulepaskan tanpa tanya cerita
Aku hanya menapaki tangga mustahilmu
Semoga ada kesempatan sua kopi
Rasa pahitnya ingatkan kejamnya takdir

Lamongan 25 Mei 2020
Sayuh
Orang Ganteng Sejak Jaman Jahiliah

Persembahan Ibumu ....

Sepi nan suwung berlangsung mengungkung rindu terhujung pasung ... celoteh manja nan tangis Aisyah terselubung mendayung lembayung penuh kidung

Kulit-kulit keriput memudarkan keelokan wajah cantiknya, ingatan-ingatan mulai digerus linglung terpahat usia. Lakon hidupnya hanya mampu duduk di kursi tua menunggu senja menyapa ....

Senyum-senyum kecil mengembang merekah, wangi kenangan menundukkan amarah bertadah sembah. Pengharapan dalam pasrah tercurah pada maha pemurah

Wanita-wanita tua merapal mantra chanda fadilat, puja-puji disemat tanpa gugat sahihkan dahsyatnya hakikat meski terikat pekat menghikayat

Rahmat serta keridhaan bersambung tegak lurus menembus Arsil yang agung, merenungnya wanita rimpuh bukan karena tenung. Relung hatinya penuh sabda yang menggunung terus bergaung

2 Mei 2020
Sayuh
Penulis Lepas Berjiwa Bebas

Gendam Nalam

Samar meng-ironi senyummu dalam majas
Selarik bait bertedas balas
Matahari culas merampas
Seroja tunduk meng-iras welas
Jejas-jejas mengalas kalas

Metafora bercawat tirakat
Sesat durhakai nasihat
Rasa berkhidmat siasat
Iqamat meng-isyarat jerat
Mantra-mantra bercugat makrifat

Resi bercakak anugerah kutuk
Penari meringkuk bersusuk biduk
Terjerat pesona tak berufuk
Genduk terduduk bujuk teteguk
Suara putus mengirab bertajuk-tajuk

Tangis sesal berbaris-baris nalam
Racikan mesiu menyulam dendam
Epigram kalam meredam gendam
Peronggeng tertawa menikam langgam
Bisik sarayu merajam pendam

Bilangan Kemunca

Petrichor ... sadrahku pun meninggi akan_Mu, menciumi semerbak wanginya gaharu

Setapak laluan melucuti falsafah, warna-warna tedas maujud mengirap nurani

Bening menggenangi kalbu, sebut asma-Mu menghidupi rongga paru

Mengelantang duri sepanjang gigir sunyi. Di pintu-Mu kutanggalkan roda pedati. Sehirup napas, sejuta lembar tak tergambar

Pada Engkau wahai zat peneguh hati, kutanggalkan repih menuju haribaan-Mu

____
Tabir Delusi

Tertegun dibungkam hasrat fadilat, angkuh nalar pecundangi haluan

Potret buram di balik cadar jadi perisai, selangkup tudung pekasih racuni perjanjian-perjanjian

Pesakitan tertawan tegur, sesalan sekedar lafal-lafal hadirkan pembebasan

Tampak legam mengangkasa, kala mentari menjilati penari. Coba merapal laku, terantuk kening tertunduk, sukma pemabuk tertumbuk

Pembatas dogma nada manis di barisan kue lapis, warna cerah melukis sungging. Senyum manis terkikis tangis

Topeng penari ronggeng berkiprah. Mengejawantah di panggung antah-berantah. Lepas tirai terbakar, karam diselimuti tikar pandan

31 Mei 2020
Sayuh & Rosiane

Neira

Seperti arti namamu perempuan islami yang selalu bersinar penuh kilau

Suara yang paluh, tingkah yang manja dan nakal membuat Denawa pun luluh

Beribu kali terjatuh, kau bangkit berlari ke pelukan berlabuh

Orang asing yang tidak pernah sekalipun kau jumpai telah kau tundukan

Semerbak aromaloka menyebar ke seluruh dermaga

Sinarmu memancar indah penuh warna terlihat layaknya Aurora menghias cakrawala

Tingkahmu yang nakal, lucu, lincah akan selalu memaksaku merinduimu

Neira ....

Langkah-langkah kaki mungilmu harus terus bergerak agar tetap bernilai sebagai hamba

Kehidupan akan mengajarkanmu kehilangan, kecewa, sedih, bahagia juga kepahitan

Terus dan tetaplah berjalan setia pada kebenaran seperti Khadijah

Kilauan sinarmu jangan redup menghapuskan segala kepahitan

"Wahai Dzat bersinggasana di Ars yang telah turun ke langit paling bawah untuk mendengarkan rajutan puja-puji do'a hamba-Nya."

"Wahai Dzat yang tidak sibuk untuk mendengarkan suara keresahan apa pun."

"Wahai Dzat yang tidak akan keliru memberi kepada banyak peminta."

"Wahai Dzat yang tidak pernah bosan dengan permintaan yang terus menerus."

"Berikan sejuknya rasa ampunan-Mu dan manisnya rahmat-Mu!”

Situbondo 30 juni 2019
Sayuh
Orang Ganteng Sejak Jaman Jahiliah

Hujaman Prasangka

Acuman menabur perkara bilangan

Aku tersesat di lorong alas cemoohan

Semangatku patah ....

Terseret gugusan bintang-bintang

Tertegun sadrahku diam

Penyantun menyelinap dihembusan sarayu

Kasih_Mu memuai raga hilang akal

Memandu sukmaku yang tercabar

Mendekap rapat tandang bayang

Disesahku berhajat kharisma_Mu

Sayuh & Rosiane
29 Mei 2020 Lamongan

Surga Kaum Sesat

Negaraku tersesat ulah birokrat, presiden lupa amanat. Aparat jadi alat penjerat, rakyat dipaksa bertirakat. Doa azimat putus dalam kalimat, lidah-lidah terpahat isyarat, bersuara kutukan dan umpat

Wajah-wajah mesum nan khianat, pejabat penjahat bermufakat jahat. Melacurkan idealisme dengan sindikat, menyayat penuh pikat. Membunuh tanpa gugat, mengalirkan sungai mahzurat

Kaki-kaki berjinjit berjingkat, menerobos sekat carat. Gurat wajah penjilat melaknat hujat, pramuria memikat tawarkan nikmat. Kutepiskan iradat ditumpukkan mayat, kembali meruwat semangat

Semua diam mencacat dan mendebat, tangan-tangan sakat kuat mencegat. Gerogoti buas satu makulat, sungguh keparat tepikan fadilat, kemana hukum berkiblat?

Negeriku sekarat hilang wasiat, tawa jahat menggema di penjuru jagat! Tangisan berlarat-larat lipat gelumat, makrifatku berfilsafat inayat. Akankah Indonesiaku berdaulat?

28 Mei 2020
Sayuh
Pak Supir Menulis Lepas Berjiwa Bebas
miniadilaAvatar border
zatilmutieAvatar border
cattleyaonlyAvatar border
cattleyaonly dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.5K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan