Gambar : Pergerakan Harga Saham PTBA (tahun 2020)

Bursa Efek Indonesia (BEI), sebagai tempat berdagang saham-saham perusahaan yang masuk listing (perusahaan tbk), saham yang diperjualbelikan salah satunya saham PT. Bukit Asam (persero),tbk. bergerak dalam produksi batubara. Perusahaan ini termasuk emiten yang hampir rutin membagikan deviden kepada para pemegang sahamnya, melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PTBA menentukan kapan dan besaran deviden dibagikan. Pemegang saham PTBA mayoritas dipegang oleh pemerintah RI sehingga pemerintah sangat menentukan, melihat sejarah bahwa PTBA ini hampir setiap tahun membagikan deviden kepada para pemegang  saham.

Pada bulan-bulan ini akan dilakukan pembagian deviden melalui persetujuan RUPS, telah di lakukan RUPS bulan kemarin PTBA telah memutuskan untuk membagikan deviden untuk keuntungan tahun 2019. Para investor biasanya tertarik untuk membeli saham yang pembagian sahamnya rutin terutama untuk investasi jangka panjang. 

Untuk pembagian deviden tahun ini perlembar saham berkisar Rp.326,- (tiga ratus duapuluh enam rupiah), jika memiliki 100.000 (seratus ribu lembar saham) maka pemagang saham tersebut akan mendapat 326x100.000= Rp.32.600.000,- (tiga puluh dua juta rupiah), namun deviden suatu perusahaan tidak tentu setiap tahunnya besarannya tergantung kinerja perusahaan. Dilansir dari www.cnbcindonesia.com (12/06/2020) deviden PTBA akan dibagikan pada 10 Juli 2020, dalam RUPS Tahunan besaran deviden yang akan dibagi sekitar 3,65 Trilyun rupiah, jika pemerintah RI memegang 50% saja akan dapat bagian sekitar 1,86 Trilyun apalagi jika lebih dari limapuluh persen, pendapatan tersebut idialnya masuk pendapatan Negara Indonesia.


Sedangkan harga saham PTBA saat ini (06 Juli 2020) berada posisi sekitar Rp.2.050,- (dua ribu lima puluh rupiah), dan masih berfluktuasi hingga penutupan bursa, sedangkan harga tertinggi tahun ini (2020) sekitar Rp.2.870,- sehingga harga saat ini tergolong relatif pada posisi "murah" sehingga perlu di perhitungkan untuk membeli saham ini, untuk mendapatkan 100.000 (seratus ribu lembar saham) masyarakat umum dapat membelinya melalui bursa efek / pialang saham, jika harga tersebut diatas maka harga 100 ribu lembar sekitar Rp.205.000.000,- (dua ratus lima juta rupiah), namun perlu di perhatikan bahwa saham memiliki karakter risiko tinggi jika harga turun maka nilai saham juga akan turun jika naik juga naik. Semisal hari ini beli 205 juta (2.050/ per lembar) dan kita tidak tahu beberapa bulan atau beberapa tahun lagi menjadi berapa, jika menjadi 3 ribu maka akan untung namun jika menjadi seribu maka akan rugi semua tergantung dari mekanisme pasar yang tidak pasti, namun investor dapat mempelajari prospektus perusahaan berdadarkan kinerja masa lalu juga kondisi-kondisi global maupun dalam negeri Indonesia sendiri yang terkait dengan perusahaan baik langsung maupun tidak, namun itu relatif karena perusahaan itu seharusnya siap untung atau rugi dan hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi.


Para direksi dan pengurus lainnya merupakan faktor penentu maju mundurnya perusahaan, termasuk kebijakan pemerintah terkait perusahaan tersebut, karena dalam perseroan terbatas peran Direksi sangat penting sebagai nahkoda kemana dan apa yang harus dilakukan perusahaan tersebut dalam kondisi-kondisi apa pun peran direksi sangat vital, sehingga direksi harus menjalankan perusahaan dengan hati-hati dan profesional dan dengan iktikad baik sesuai kewenangan dan kewajiban sesuai Anggaran Dasar Perseroan dan Undang-Undang Perseroan Terbatas. Jika terjadi “salah urus” perusahaan, direksi akan dimintai pertangungjawaban sesuai dengan aturan yang ada.


SUMBER :
https://www.cnbcindonesia.com/market...l-pembagiannya


https://www.indopremier.com/ipotmemb....php?code=PTBA

https://politeaindonesia.blogspot.co...-terhadap.html