INDUSTRY.CO.ID, Jakarta, Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN di awal bulan Juni memutuskan untuk memberi stimulus dana talangan kepada Garuda Indonesia sebagai modal kerja perusahaan dalam menghadapi masa pandemi Covid-19.

Terkait itu, perseroan melalui Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengaku belum menerima dana talangan dari pemerintah sebesar Rp8,5 triliun untuk mengatasi masalah cash flow Garuda tersebut.

"Dengan segala macam alasannya. Dana talangan itu, masih insya Allah belum, Alhamdulillah," kata Irfan dalam webinar The 17th Industry Roundtable Transportation Industry yang digelar oleh MarkPlus, Jumat (19/6).

Padahal menurut Irfan, dana talangan tersebut akan dipakai untuk operasional perusahaan dimana selama masa pandemi, pendapatan perseroan turun hingga 90 persen.

Penurunan tersebut, kata Irfan lantaran 70 pesawat Garuda tidak beroperasi. Selain itu dana tersebut akan memperkuat rencana efisiensi yang akan dilakukan perusahaan.

Dikatakan Irfan, hampir seluruh negara telah melakukan intervensi untuk menyelamatkan operasional industri penerbangannya.

Sebab, menurutnya industri penerbangan ini menjadi sektor yang paling terdampak akibat pandemi COVID-19.

Irfan juga lantas membandingkan talangan ke Garuda dengan maskapai di negara tetangga, yakni Singapore Airlines.

Dimana maskapai plat merah tersebut mendapat dana talangan dari Pemerintah Singapura sebesar 11,5 miliar dolar AS.

"Kita memang harus menerima kenyataan bahwa Garuda mungkin mendapat 500 juta USD, sementara Singapura 11,5 miliar USD untuk menghadapi situasi pandemi," pungkas Irfan.

https://m.industry.co.id/read/68699/...-alhamdulillah

[img]www.industry.co.id[/img]