Pohon Kurma Menangis karena Mendengar Dzikir

Oleh:

 Hassan NH

-

 18/05/2020 - 21:30 WIB



Ramadhan sebentar lagi berakhir. Jadikanlah hari-hari terakhir ini sebagai momentum untuk memperbanyak dzikir kepada Allah. Jangankan manusia, jika dzikir benar-benar diselami, pohon pun merintih karena takut dan cintanya kepada Allah SWT.

Suatu hari, Jabir bin ‘Abdullah Radliyallahu ‘anhu bercerita bahwa ada seorang wanita kaum Anshar berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, tidakah sebaiknya aku buatkan sesuatu yang bisa baginda pergunakan untuk duduk karena aku punya anak yang pekerjaannya sebagai tukang kayu?”

Mendengar tawaran tersebut, Beliau menjawab: “Silakan bila kamu kehendaki.” Kemudian, wanita itu membuatkan mimbar. Ketika hari Jum’at Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di atas mimbar yang telah dibuat tersebut.

Lalu batang pohon kurma yang biasanya beliau berkhotbah di atasnya berteriak hingga hampir-hampir batang pohon itu terbelah. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam turun menghampiri batang kayu tersebut lalu memegang dan memeluknya hingga akhirnya batang kayu tersebut merintih dengan perlahan seperti bayi hingga akhirnya berhenti dan menjadi tenang.

Setelah kejadian itu, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:

بَكَتْ عَلَى مَا كَانَتْ تَسْمَعُ مِنَ الذكْرِ

“Batang kayu itu menangis karena dzikir yang pernah didengarnya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab Shahiih-nya.

Badruddin al-‘Aini dalam kitab “Umdah al-Qary” (XI/213) menerangkan pelajaran dari hadits ini, yaitu: “Hadits ini mengandung keutamaan zikir, dan mukjizat nyata Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Pelajaran lain, sesuatu yang tidak memiliki ruh, ternyata bisa memahami sesuatu. Hanya saja, hanya saja mereka tidak berbicara laiknya manusia.”

Membaca kisah ini, penulis agak tersentak. Bukan pada titik kemukjizatan Nabi, karena hal itu memang sudah menjadi kelaziman bagi beliau. Tapi, dari sisi bagaimana pohon kurma yang dianggap banyak orang sebagai benda mati, ternyata tidak demikian. Saat mendengar zikir, ia sebenarnya merespons dengan bahasa mereka sendiri.

Bukankah Allah telah berfirman:

تُسَبحُ لَهُ السمَاوَاتُ السبْعُ وَالأَرْضُ وَمَن فِيهِن وَإِن من شَيْءٍ إِلا يُسَبحُ بِحَمْدَهِ وَلَـكِن لا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنهُ كَانَ حَلِيماً غَفُوراً

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. AL-Isra [17]: 44)

Mereka juga berzikir, hanya saja manusia tidak paham bahasa mereka. Jika pohon kurma saja bisa menangis lantaran mendengar zikir, lalu bagaimana dengan manusia? Tentu saja, jika manusia memiliki hati yang bersih dan keimanan niscaya akan tersentuh dengan zikir. Al-Qur`an membahasakan:

{إِنمَا الْمُؤْمِنُونَ الذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ} [الأنفال: 2]

“Sesungguhnya orang-orang beriman hanyalah yang apabila disebut nama Allah, maka takut hatinya.” (QS. Al-Anfal [8]: 2)

Rasa takut itu tak jarang bisa mengundang tangis. Bulan Ramadhan yang sebentar lagi berakhir ini menjadi momentum untuk memperbanyak zikir kepada Allah. Sekaligus sebagai evaluasi diri, bahwa terkadang manusia yang punya akal dan pemahaman, masih kalah kualitas dan kuantitas zikirnya daripada tumbuh-tumbuhan dan semacamnya. (Aza)

https://indonesiainside.id/headline/...endengar-zikir




Subahenol, DNA mitokondria itu pohon bergetar karena dzikir akhirnya terjadilah penguapan dalam jumlah besar yg berbentuk cairan seperti halnya orang yg sedang menangis