"Tok to tok! Assalamu'alaikum" mas mengucapkan salam, lalu membuka pintu.

ia dapati istrinya sedang duduk menanti kedatangannya.
"Wa'alaikumssalaam.. Alhamdulillah mas sudah pulang." jawab sang istri sambil mencium tangannya.

"sini, neng bawa tasnya, neng juga sudah siapkan air hangat untu.."

"neng" ucap mas memotong pembicaraan.
"Mas di PHK!!!"

kini, raut wajah mas Arya berubah menjadi lesu.
"ini semua gara-gara wabah corona! perusahaan tempat mas bekerja penjualannya turun drastis, yang ada malah rugi berkali-kali lipa!" istrinya sudah menduga suaminya akan di PHK, sama seperti tetangga yang lain.
kini, mas Arya merasa bingung dan sedih.
ia tak lagi memiliki penghasilan. Bagaimana ia bisa menghidupi istri dan seorang anaknya di tengah wabah corona seperti ini.

mengalihkan kecemasan itu, sang istri berkata dengan lembut,
"Mas, ini sudah takdir. kita harus tabah. kita sekarang masih punya sedikit uang untuk beberapa hari kedepan. walaupun begitu, kita masih punya harapan mas! kita bisa mulai berjualan roti dan makanan takjil. Bukankah mas pandai sekali membuat roti? lalu neng yang akan membuat takjil.
kita bisa jualan makanan itu mas, untuk berbuka puasa!"

"ah, bener juga!" ucap sang suami dalam batin. ia sangat beruntung mendapat istri yang pengertian dan optimis!

"istriku yang cantik ini bener juga! kenapa mas begitu pesimis ya? maafin mas ya"

*****

disaat situasi seperti ini, bukankah tidak tepat apabila kita pesimis dan hanya meributkan masalahnya?

Seperti para peselancar, mereka tidak pernah mempermasalahkan ombaknya , justru mencari solusi dan menghadapinya!