Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

thedreamcrusherAvatar border
TS
thedreamcrusher
RINTIHAN RAKYAT KECIL


Seperti biasanya, setiap pagi Budi berangkat ke pasar untuk berjualan sayur-sayuran. Dengan semangat membara untuk menghidupi keluarga kecilnya, ia hanya memiliki satu orang anak bernama nisa (putri kesayangannya)

ia harus rela berangkat pagi sekali meninggalkan anak dan istri yang masih tertidur pulas. Hari itu cuaca sangat cerah, terik matahari membuat keringat dikening budi bercucuran. Tapi hal itu tak melunturkan semangat Budi, dagangannya laku keras, itu semua berkat kerja keras dan semangat untuk keluarga tercinta.

Sepulangnya dirumah terdengar diberita bahwa sedang maraknya virus covid-19, virus ini dapat mudah tertular hanya dengan melalui kontak fisik saja dengan si penderita.

Pemerintah setempat sudah memberikan arahan untuk tidak keluar rumah/lockdown agar pemutusan rantai virus ini dapat terlaksanakan dan selalu memakai masker ketika keluar dari rumah.

Ia tahu hal ini akan berdampak kepada dirinya dan pekerjaannya, pasar akan sepi, orang-orang takut untuk keluar rumah, daganganya tidak akan selaku kemaren. Tapi karena ia tidak mau putus asa dan tetap ingin mencari nafkah untuk keluarganya, ia tetap akan pergi kepasar untuk bekerja besok.

Keesokan hari sebelum berangkat bekerja ia sempat berdebat dengan hana istrinya

“pak hari ini sampai minggu depan jangan pergi bekerja dulu, dirumah saja nanti kalau bapak pergi bapak bisa tertular virus corona itu,” ungkap Hana

“iya bapak tahu, tapi kalau bapak nggak pergi kerja lantas kita mau makan apa?,” jawab Budi

Hana: “tapi pemerintah sudah menghimbau untuk tidak keluar rumah, ya kita nurut aja dulu pak.”

Budi: “Pemerintah memang menyuruh untuk tetap tinggal dirumah dalam waktu yang lama tapi tanpa memberikan bantuan pada kita yang hanya dari golongan ekonomi rendah. Sementara mereka yang berada di golongan ekonomi atas tentu setuju-setuju saja kerena mereka memiliki tabungan yang cukup bahkan lebih untuk bertahan hidup, mereka rakus dan mementingkan kepentingan individu saja seperti menimbun masker kemudian dijual dengan harga mahal, membeli semua kebutuhan pokok tanpa memikirkan rakyat miskin seperti kita” balas Budi

Hana terdiam tidak bisa berkata lagi

setelah perdebatan dan kegelisahan yang panjang akhirnya Budi memutuskan untuk tetap pergi bekerja, ternyata benar saja pasar tidak se ramai kemaren dan dagangannya pun hanya sedikit yang laku terjual, lalu setelah sekian lama berjualan adzhan maghrib berkumandang dan Budi bersiap untuk pulang.

Sebelum membersihkan lapak dagangannya datang seorang kakek-kakek yang ingin membeli dagangannya, kakek itu terlihat batuk-batuk dan budi sama sekali tidak menghiraukan hal tersebut.

Sebelum pulang ia menyempatkan singgah ke toko mainan membeli sebuah boneka beruang, lalu sesampai dirumah boneka tersebut disembunyikannya didalam lemari. Sebelum tidur Budi seperti putus asa kepalanya pusing memikirkan bagaimana nasib ia dan keluarganya kedepan nanti.

Setelah 5 hari kemudian ia tetap terus bekerja, pada saat bangun pagi budi merasa tidak enak badan, benar saja ia demam dan batuk disertai flu.

Budi tidak curiga apapun terhadap penyakitnya ia masih menganggap demam biasa, ia tetap ingin lanjut pergi bekerja walaupun sedang tidak enak badan karena lusa adalah hari ulangtahun putri kesayangannya. Ia harus terlihat sehat dan memberikan putrinya kejutan boneka beruang cantik sebagai hadiah.

Namun itu semua tidak seperti yang ia rencanakan, sayangnya penyakitnya itu semakin terlihat parah dan ia pergi ke rumah sakit untuk memeriksa keadaannya.

Sangat malang, setelah pemeriksaan kesehatannya dokter mengatakan bahwa penyakitnya bukanlah demam biasa melainkan ia dinyatakan positif terkana virus corona, ia ingat virus itu bisa saja tertularkan oleh kakek-kakek yang 5 hari sebelumnya pernah membeli dagangannya.

Dokter tidak bisa membiarkan budi pulang ia harus dirawat dirumah sakit dan diisolasi diruang tersendiri, untuk 2 minggu kedepan. Budi hanya bisa mengabarkan kondisinya sekarang kepada istrinya lewat telfon, dan Budi berpesan bahwa boneka untuk ulang tahun anaknya sudah ia beli dan diletakkan dalam lemari.

Lantas mendengar kabar tersebut hana istri budi terkejud dan akan pergi ke rumah sakit untuk melihat Budi.

Keesokan paginya Budi terbangun lalu melihat kearah jendela tembus pandang kamar isolasinya, ia melihat istri dan anaknya sudah berdiri didepan jendela tersebut. Sebuah boneka beruang cantik nampak digenggam tangan anaknya, ia hanya menangis tidak bisa mencium dan memeluk buah hatinya.

“Cepat sembuh ya ayah, Aku akan menunggumu dirumah untuk merakayakan ulang tahunku lagi, agar ayah bisa memeluk dan menciumku dengan penuh kasih sayang lagi” pinta Nisa

“Iya nak maafkan ayah ya, ayah pasti akan pulang dan sembuh untuk dirimu”. Jawab Budi, yang sudah tidak bisa menahan air matanya, ia hanya bisa menangis tersedu dibalik jendela kaca merayakan ulangtahun anak tercintanya.

Setelah 14 hari menjalani isolasi dan perawatan dirumah sakit, budi akhirnya dinyatakan sembuh dan boleh pulang kerumah. Dan setelah dinyatakan sembuh dari virus corona tersebut budi mulai menerapkan pola hidup sehat dan bersih dengan mengikuti anjuran pemerintah.

Rangkaian kata menjuntai dalam kebahagiaan
Bagaikan candu, ku ingin terus selalu merasakan
Tapi waktu tak akan berhenti menahan
Setiap hari seperti lembaran
Selalu ada awal dan akhiran
yuki26Avatar border
darmawati040Avatar border
darmawati040 dan yuki26 memberi reputasi
2
327
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan