Kali ini ... saya ingin melontarkan sebuah topik, berkenaan dengan "pagelaran" pagebluk ini, dimana si Corona menjadi tokoh antagonisnya dan manusia sepertinya secara mayoritas cuma bisa tertampil sebagai figuran belaka. Dengan banyaknya jumlah figuran yang tertampil, pagelaran ini memang menjadi cukup "ramai" jadinya. Bayangkan kalau figurannya cumah 1-2 orang ... Apa ya bakal semeriah ini pagelarannya ?

Terkait dengan pagelaran ini, ada fragmen yang kiranya patut untuk dicermati juga, walau mungkin tidak perlu terlampau serius-serius amat juga. Si Amat aja belum tentu serius, kok. Dengan banyaknya kendala yang terjadi, dimungkinkan sekali .. bila pagelaran ini akan berlangsung cukup lama, dimana beberapa pihak memprediksi hingga Oktober nanti. 

Sampai Oktober ... 
Menjadi suatu pertanyaan, mengenai beberapa even yang harus dilakukan pada bulan-bulan sebelumnya, berkaitan dengan keberadaan pagelaran ini. Salah satunya adalah perayaan hari kemerdekaan negeri yang kita cintai ini, sebagai suatu even yang bersifat resmi dan protokoler.

Tentunya tamu yang diundang tidak akan sebanyak seperti yang sebelumnya, begitu pula undangan-undangan kepada beberapa tokoh masyarakat, mungkin juga ditiadakan. Namun tentunya ada beberapa hal lain yang harus dipikirkan juga terkait pelaksanaan upacara bersangkutan. Salah satunya adalah masker yang harus dikenakan oleh para anggota paskibraka, juga pihak TNI. 

Dari pihak TNI, mungkin sudah ada masker "resmi", tapi tidak demikian halnya dengan para anggota paskibraka. Terkait seragam yang dikenakan, mungkin perlu warna/corak khusus, agar bisa tampak selaras.
Dimungkinkan ... itu berwarna putih saja, atau merah (seperti warna bendera), atau bermotif batik atau semacamnya. Disisi lain saya kemarin waktu browsing, tak sengaja  menemui ada beberapa jenis motif masker lain, seperti motif ulos. Dimana itu mungkin bisa diterapkan pada paskibraka pada masing-masing provinsi yang bersangkutan.

Bagaimana pendapat para kaskuser ?
Waktu dan tempat saya persilahkan ...

Peeeace 4 all