Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

beqichotAvatar border
TS
beqichot
BAHASA JAWA, BAGIAN BUDAYA JAWA YANG TERGERUS JAMAN
Banyak orang bilang, anak sekarang "wis ilang jawane'.
Kenapa bisa begitu? Alasannya adalah, karena anak muda jawa sekarang kurang mengerti tentang budaya Jawa. Termasuk di dalamnya adalah Bahasa Jawa.
Tapi, anak muda kan juga memakai bahasa Jawa dalam percakapan mereka?
Betul gan, tapi mereka sebagian kurang tahu pemakaian bahasa Jawa dalam tingkatan-tingkatannya.
Emangnya TS tahu?
Ya jelas tahu lah...........emoticon-Cool
Tapi ya cuma sedikit.....emoticon-Ngakak

TS dalam thread ini, ingin sedikit memperkenalkan bahasa Jawa beserta tingkatan-tingkatan yang ada di dalamnya. Sekali lagi....sedikit...

Bahasa Jawa, menurut yang ane pelajari jaman ane sekolah dulu...(FYI :Ane pernah sekolah lho...), terbagi dalam 3 tingkatan.

1. Tingkatan pertama adalah JAWA NGOKO

Bahasa Jawa Ngoko, adalah tingkatan terendah dalam bahasa Jawa. Penggunaannya adalah pada percakapan sehari-hari yang digunakan pada orang-orang yang seumuran dengan pwmbicara dan sudah saling kenal.
Kalau, baru kenal walaupun seumuran, jika menggunakan tingkatan ini, akan dibilang tidak sopan.

2. Tingkatan kedua adalah NGOKO ALUS

Ngoko alus, digunakan pada orang yang dihormati, tetapi sudah sangat akrab. Contoh: Ortu kita.
Tingkatan ini lebih tinggi dari Ngoko yang biasa.
Ane kasih contoh: Pak, arep lungo ngendi? (Ngoko)

Pak, arep tindak ngendi? (Ngoko Alus)

Jadi pada Ngoko Alus, kata kerjanya yang dibahasakan dengan Kromo Inggil.
Apalagi itu Kromo Inggil?
Kromo inggil adalah kata-kata Ngoko yang diperhalus. Maksudnya kata-kata biasa yang boleh dibilang kasar, dicarikan padan katanya yang lebih halus dan bernilai estetika yang tinggi.

3. Tingkatan ketiga adalah KROMO ALUS

Tingkatan ini digunakan kepada orang yang lebih tua, orang yang dihormati, dan orang yang baru kenal.
Merupakan tingkatan tertinggi dalam Bahasa Jawa.
Kadang disebut juga sebagai MUDHO KROMO.

Salah satu hal yang tidak boleh dilakukan dalam penerapan Kromo Alus adalah, menggunakan kata kerja Kromo Inggil untuk diri sendiri. Terkecuali Raja atau Dewa dalam pewayangan.
Mungkin ada yang bertanya, kok ada Kromo Alus dan Kromo Inggil. Memang bedanya apa?
Ada 2 pendapat tentang hal itu.
Pendapat 1:
*Menganggap Kromo Alus dan Kromo Inggil itu sama.
Jadi menurut mereka, Kromo Alus dan Kromo Inggil tidak ada bedanya sama sekali. Pendapat ini yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Jawa.

Pendapat 2:
* Menyatakan bahwa Kromo Alus adalah kalimat.
Sedangkan Kromo Inggil adalah kata-kata.
Maksudnya, kalau masih dalam bentuk kata-kata yang berdiri sendiri, maka itulah Kromo Inggil.
Tetapi jika sudah membentuk rangkaian kata/kalimat, maka disebut Kromo Alus/Mudho Kromo.

Ada satu bagian lagi dalam bahasa Jawa, yang disebut KROMO NDESO. Ini adalah bahasJawa Kromo yang biasa digunakan di pedesaan. Jauh dari keraton pada jaman dahulu. Dan masih digunakan sampai sekarang.
Contohnya adalah:
- Tanglet (Takon) kalau kromo inggil yang benar adalah nyuwun priksa/mundhut priksa.

Kenapa banyak orang tua yang mengatakan anak muda Jawa sekarang sudah ilang jawane, ya karena pengetahuan mereka tentang budaya Jawa, termasuk bahasa Jawa sudah sangat kurang.
Tergerus oleh jaman dan terkikis oleh ketidakpedulian akan budaya leluhur.
Kadang ada yang sedikit tahu Kromo Alus, tapi dalam penerapannya, dia membahasakan dirinya sendiri. Ya itulah yang membuat keprihatinan angkatan tua.

Sekian thread dari ane. Semoga ada manfaatnya.

Sumber: Pelajaran Bahasa Jawa jaman maaih sekolah dulu .....emoticon-Malu
Diubah oleh beqichot 09-05-2020 08:35
nona212Avatar border
Mbahjoyo911Avatar border
d0ditttAvatar border
d0dittt dan 9 lainnya memberi reputasi
10
1.7K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan