Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rirandaraAvatar border
TS
rirandara
Satu Nama Tak Lekang Oleh Masa



link


Pernah saya tautkan rasa pada sebuah nama. Menimbun rindu dalam tiap sedunya. Namun, semuanya mesti berakhir. Lalu menyisakan luka yang cukup menganga. Bila kalian tanya saya menyesal atau benci kah pada sebuah nama itu? Terlalu rumit untuk diutarakan. Sekalipun saya menyesalinya, toh itu tak akan membuat gores luka di hati hilang sebagaimana adanya sebelum nama itu hadir, bukan?!

Hilman namanya. Saya ingat betul kapan pertama kali kami berjumpa. Pada suatu siang, di dekat empang ikan yang tak jauh dari sawah. Waktu itu, kebetulan saya diajak Ane-- sepupu mengantar nasi untuk yang kerja di sawah uwak. 

Sejak pertemuan siang itu, wajah Hilman menguasai hari-hari saya selanjutnya. Dan, sialnya saya mulai menyimpan rindu untuk temu. 

Barangkali sudah semestinya demikian, tidak disangka sepucuk surat saya terima atas nama pengirim Hilman. Tahukah kalian bagaimana perasaan saya kala itu? Saya tertawa. Karena saking sulitnya menggambarkan rasa. Dia nyatakan rasa dalam selembar kertas tanpa amplop, yang dititipkannya pada saudara saya, Joni. 

Dari situlah hubungan kami bermula. Cinta remaja itu tumbuh antara kami tanpa pamrih. Bila sepasang kekasih di masa itu yang sepantaran kami bisa pergi berdua, bermesra kesana kemari, kami tidak. Kami menatap dari kejauhan. Bila dia ada melintas jalan di depan rumah, saya akan mengintipnya dari balik jendela kamar. Atau sesekali saya dengan sengaja pergi ke empang uwak, berharap bisa menemukannya di sana seperti pertemuan kami pertama.

Hadirnya Hilman membuat hari saya indah. Hingga detik ini, saya tak tahu apa sebabnya bisa terpikat pada lelaki bermata teduh itu. Boleh jadi sebab suara dia yang teramat merdu di telinga saya. Beberapa kali saya mendapatinya bernyanyi jika melintas depan rumah. Saya rasa dia sengaja, agar saya tahu bahwa dia sedang lewat. Kalian pernah dengar lagu milik band Dewa? Dua Sejoli? Ya … Hilman sering banget menyanyikannya. 

Sayang sungguh disayang, hubungan kami memang tak mendapat restu orang tua saya. Jadilah saya tak pernah mengijinkan Hilman mampir ke rumah. Bukan tanpa sebab. Saya hanya tidak ingin Hilman kecewa. Apalagi jika bertemu ibu. Saya masih ingat betul bagaimana marahnya wanita yang merawat saya itu, saat tahu Hilman lah yang mengantar saya pulang dari nikahannya Susi dan Atoy, malam itu. Sumpah serapah ibu menggelegar membelah kamar. 

Sejak kejadian malam itu, kami memutuskan untuk merenggang. Namun, semua itu tak membuat saya berhenti untuk memikirkannya. Semakin mencoba melupakan, rasanya semakin dalam rindu menyiksa diri. Saya menyerah. Kami menyerah. Lalu memutuskan untuk merajut ulang tali kasih kami yang sempat terberai-berai. Cinta remaja memang terlalu manja saya rasa. 

Selepas tragedi amukan ibu, kami semakin rapat menyimpan rasa cinta. Namun, dari situlah awal perpisahan kami dimulai.

Endi, lelaki teman kerja Nisa tiba-tiba hadir. Meminta ijin untuk mengisi ruang hati saya. Tentu saat itu saya terkejut, dan seketika menjauh. Sedapat mungkin menghindar. Terutama bila Endi berusaha datang ke rumah.  

Sejak Endi hadir, hubungan saya dan Hilman kembali terguncang. Seringkali Hilman cemburu tak menentu. Curiga tak beralasan. Ah, entahlah. Mungkin hanya perasaan saya saja. Hingga pada satu sore, terkuaklah alasan mengapa sikap Hilman begitu sulit saya tebak beberapa hari ke belakang. Seolah sudah enggan dengan hubungan kami. Di suatu sore saya bertemu Hendar--sahabat Hilman, di warung Pak Haji dan memberondongnya dengan banyak tanya.

"Malam minggu lalu, kita sengaja main ke rumah Nisa. Rencananya si Nisa mau jemput kamu, dan kita ngumpul di rumahnya gitu. Nisa udah oke. Eh, tiba-tiba si Endi datang. Pakaiannya klimis banget pokoknya. Aku kira sih mau ngapelin si Nisa. Eh, aku lupa kalo mereka kan sodaraan. Ternyata si Endi minta Nisa nemenin dia main ke rumahmu. Nisa nolak. Eh, ujug-ujug tuh bocah geblek minta tolong si Hilman. Pantaslah hatinya Abang pujaanmu itu panas, Ra. Masa iya, pacarnya diapelin orang dia yang nganter,"papar Hendar panjang kali lebar diakhiri cekikikan. 

Saya tidak sepenuhnya percaya pada ucapan Hendar. Bisa saja dia berbohong demi sahabatnya, bukan?! 

"Aku jujur, Ra. Gak percaya? Tanya noh sama si Nisa. Biar dia jelasin seutuhnya. Aku mah ngomong yang aku tahu aja."

Betapa kesalnya saya saat itu. Ya, kesal pada keadaan. 

***
Pada akhirnya Endi pun memahami. Dia tak menjauh, tapi juga tak mendekati saya. Entah apa yang ada di pikirannya?

Lega rasanya saat Endi memutuskan untuk pergi. Namun, beberapa bulan setelahnya, kabar tak sedap saya terima. Dari penuturan Dani, Hilman main hati dengan gadis yang mereka temui di acara desa sebelah. Kalau saja hanya Dani yang bicara mungkin akan saya abaikan. Tapi kenyataan saat itu, Hendar pun seakan mengiyakan. Bisa kalian bayangkan betapa terlukanya saya?

Sekuat hati saya mencoba untuk tidak percaya. Akan tetapi, kabar Hilman dan gadis itu kian santer. Saya tak tahan, dan memutuskan untuk menemuinya. 

Mungkin sudah suratan, kami bertemu di tengah jembatan desa. Sejujurnya, dada ini bergejolak. Banyak kata yang ingin terucap. Namun, itu semua lenyap manakala senyum getir Hilman tertangkap oleh mata. 

Tak ada banyak kata. Dia tetap berdiri di tepi kanan jembatan di bawah rumpun bambu, dan saya sengaja di seberangnya. 

"Mari kita berpisah untuk selamanya."

Hilman tampak terkejut, dan menatap dalam pada saya. Mungkin dia meminta penjelasan lebih. Sesegera mungkin saya berlalu. Tanpa lambaian tangan apalagi pamitan.

Perpisahan dengan Hilman membuat carut marut pikiran. Pelajaran sekolah banyak yang enggak masuk ke otak. Kacau!

Memang, meski kami sudah berpisah, hati ini tak dapat mengelak bila onggokan rasa padanya masih tersisa. Tetapi kecewa yang dirasa lebih membumbung. Walau begitu, namanya sulit tergeser oleh siapapun. Hilman, satu nama yang tak lekang oleh masa.


~~~~~

Tulisan pribadi.














ButetKerenAvatar border
abellacitraAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
434
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan