Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

S.e.m.e.d.iAvatar border
TS
S.e.m.e.d.i
Impian yang Hilang

❤❤❤


Cinta itu apakah memang tak harus memiliki? Sedang aku sudah begitu yakin untuk memiliki jiwa raga seseorang, yang sudah kudamba sejak menjadi temanku di SD,.

Dia gadis yang ceria, kelihatannya cerdas hanya dalam pelajaran tertentu sepertinya kurang begitu bagus nilainya. Dia lucu dan selalu ingin tahu. Walau sebagian dari teman-teman menilainya judes, padahal sebenar tidak, dia baik. Tidak ada teman perempuan yang mau menjadi karibnya, ah kasihan, hanya berteman biasa saja.

Aku meginginkannya, itu saja. Mengenang waktu kecil, sungguh lucu dia. Tengah hari hanya memakai baju rumahan yang seperti daster kelihatan ketiaknya dia datang ke rumah dengan beberapa teman. Gilak, aku hanya mengintip dari balik kelambu, kakakku menyuguhi ea sirup. Aku tak mau keluar sama sekali.

Ada lagi kelucuan dia, pulang sekolah kulihat ada anak perempuan loncat-loncat di jerami, bekas padi yang sudah ditumbuk. Ih apa gak gatal semua badannya. Aku memang datang dari kota yang tak pernah menemui permainan sepertj itu. Kulihat begitu riang guling-guling lalu lompat dan melambung-lambungkan jerami, begitu semakin dekat eh ternyata gadis itu. Dia menoleh ke arahku dan tersenyum lebar.

"Ayo sini, main jerami!"

Sepertinya menyenangkan, ini hal baru bagiku, segera aku dan temanku ikut jumpalitan di jerami, wihhh seru juga. Hingga kami ketahuan kepala sekolah yang lewat, dan dimarahi. Ya kami masih memakai seragam sekolah he he.

Sejak saat itu kami bersahabat tiga laki-laki dan dia. Tapi sayang kami tak bisa lama bersama. Aku berpisah setelah dua tahun mengenalnya, aku tak tahu harus bilang apa, harus ikut orang tua pindah lagi ke kota. Yang ada dalam pikiranku adalah angan-angan bertemu lagi dengan dia. Pernah aku mencoba berkomunikasi dengannya, ingin tahu kabarnya, mau menelpon dia tak ada telpon rumah, akhirnya aku berkirim surat lewat sahabat kami yang lain. Suratku dia balas. Bodohnya aku mengapa tidak langsung mengirim surat langsung ke rumahnya. Suatu hari aku tak lagi menerima surat darinya, padahal sudah aku kirim lewat sahabat kami. Sempat bertanya di hati, ada apa dengannya.

Sebenarnya hanya satu jam perjalanan bila ingin bertemu dia tapi itu tak kulakukan karena aku masih SMP, aku berniat saat SMA nanti aku pasti menemuinya.
Usia masih dikandung badan, SMA pun datang, akupun ke rumahnya ingin sekali bertemu. Dia tetap kurus dan ceria juga lucu. Aku meminta alamat bila aku ingin berkirim surat. Hanya sekali itu aku ke rumahnya sejak berpisah waktu SD dan tak menemuinya lagi, karena aku tak ingin terlalu sering bertemu, bagiku cukup lewat surat dan kartu pos saja. Kami sering berkirim kabar dengan kartu pos yang gambarnya jaman itu bagus-bagua. Aku menyimpannya dengan rapi, tak ada yang kubuang selembarpun. Karena aku berniat kelak akan bersamanya.

Surat dia yang kesekian datang dan memberitahu bila sudah ada telepon rumah. Tapi aku tak segera menelponnya. Entahlah aku menikmati komunikasi lewat kartu pos saja. Sebenarnya aku dalam keraguan karena ada yang menyukaiku waktu SMA tapi aku berusaha untuk tidak tergoda. Aku juga tak tahu apakah gadis yang kuharapkan menyimpan aku di hatinya.

Masa kuliah aku harus ke ibu kota di sebuah universitas swasta. Komunikasi dengannya tak selancar dulu, hanya kadang-kadang saja. Kami sibuk dengan kegiatan masing-masing. Aku masih ragu karena tak ada kata atau harapan padaku ditiap suratnya atau saat aku telepon. Aku jadi berpikir apakah ada yang lain atau entahlah. Sesekali aku menelpon.

+[Gimana kuliahnya]

-[Tinggal selangkah lagi]

+[Jaga kesehatan ya]

-[Kamu kalau lulus nanti kerja di mana]

+[Kurang tahu, sepertinya tetap di Jakarta, cari kerja di sini saja]

-[Oh, semoga sukses ya]

Begitulah percakapanku di telepon dengan dia.
Memang sebentar lagi usai masa kuliah kami, aku berniat memberi kejutan untuknya, akan aku lamar ketika lebaran nanti, dia akan di sisiku selamanya, kami tak akan berjauhan, nanti akan aku tunjukkan kartu pos dan surat-suratnya yang masih rapi kusimpan. Dia pasti sangat bahagia. Gadis lincah dan ramah yang unik, tunggu aku akan datang meminangmu.'

Akhirnya,Syawal tahun sekian, aku datang ke rumahnya, sengaja aku mengajak teman sekos yang tidak pulang kampung. Dia kuajak lebaran di kotaku.
Dengan rasa percaya diri dan mantab hati aku ke rumah gadis impian, dia pasti merasa surprised ketika kupinta menjadi pendampingku. Aku membayangkan wajahnya yang tambah ceria.

Malam itu dia terlihat manis dan terlihat bahagia, dia menyambutku dengan hangat. Kami mengobrol saling bercerita ditemani pula ibunya. Terlihat sekali rasa rindu dan nostalgia sewaktu kecil, kami tertawa mengingat kejadian yang lucu dan konyol saat SD. Hingga saatnya aku sampaikan niat kedatanganku.

"Aku senang bisa menginjakkan kaki lagi di rumah ini, dan tetap menjaga silaturahmi. Selain itu ada yang ingin aku sampaikan padamu."

"Oh ya? Apa itu?"

"Aku berniat melamarmu."

Tampak senyum dibibirnya dan matanya meneduh, ada keheningan ketika tak kudapati teriakan bahagia atau tingkah surprise darinya. Apakah dia berusaha untuk tenang seperti tayangan drama sunetron di televisi. Dadaku berdegup kencang menunggu jawabannya.

"Wisnu, mm maaf kan aku, mengapa kamu tidak katakan selama ini kamu ingin hidup denganku. (diam) Aku sudah menikah ramadan kemarin."

Serasa petir menyambar diriku, tapi aku lelaki yang harus kuat dan tenang, Tuhan apa yang salah selama ini. Aku mengira semua baik-baik saja, berjalan seperti harapanku. Aku kira dia menungguku, tapi mengapa, owh. Hatiku berulang kali beristighfar dan bersolawat agar aku tetap kalem tidak menunjukkan rasa kecewa.

Aku yang datang ingin memberi kejutan ternyata terkejut sendiri. Remuk rasa hatiku, yang lama menjaga hati untuk dia tapi diam-diam dia telah menikah. Serasa tulang belulang dilolosi tak berdaya.

"Selamat ya kalau begitu." hanya itu yang bisa aku ucapkan. Kulihat ibunya juga tercekat, tak menyangka kedatanganku akan melamarnya. Ternyata kami semua benar-benar terkejut. Aku tak tahu siapa yang salah, aku atau dia. Belum bisa berpikir jernih. Dada masih berkecamuk menahan kecewa.

Dia lalu masuk memanggil suaminya, terlihat bahagia sekali, 'hmm apa benar kamu bahagia?' batinku bertanya sendiri.
Aku berkenalan dan ngobrol sejenak, aku harus bisa menguasai diriku, hingga tak serta merta beranjak pulang. Berusaha tetap sopan dan menghargai mereka. Kami ngobrol sambil kupelajari suaminya, apakah benar-benar mencintainya sepertiku atau tidak. Setelah puas beramah tamah aku pun permisi (untuk selamanya) pulang.

Tangisan yang kutahan dalam hati ku tumpahkan ketika sudah di kamarku. Kuambil kotak kecil berisi surat dan kartu pos nya, kubaca lagi satu persartu. Apa yang salah ya Allah.
Tak perlu penjelasan dia telah menghianatiku.

"Ibu, dia telah menikah, dia telah menghianatiku."

"Wisnu jangan terburu menjudge dia, coba kamu ingat, apakah kamu memberi sinyal menunggunya atau ada pembicaraan berumah tangga selama berkomunikasi?"

"Tidak."

"Perempuan juga tak mau dalam ketidak pastian Wis. Sekarang kamu harus bersabar dan jangan bersedih, mungkin bukan dia jodohmu, mungkin Allah memilihkan yang terbaik untukmu."

"Bagiku dia yang terbaik."

Ibu memandangiku trenyuh dan berusaha menghibur.

"Terakhir komunikasi kamu bilang apa?"

"Dia bertanya apakah aku pulang lulus kuliah nanti. Dan aku bilang aku mencari kerja di Jakarta dan mungkin menetap."

"Tidakkah kau sadari ucapanmu itu seperti pernyataan kau tidak akan menemuinya."

"Aku ingin memberi kejutan bu."

"Dan ternyata kamu terkejut sendiri. Sekarang move on ya, in sha allah ada yang baik untukmu."

"Entahlah apa aku bisa."

Kuusap air mata yang masih tersisa, cengeng kah aku? Terserah kalian yang menilai. Ternyata cinta yang kupupuk sekian lama tak bisa kumiliki.

❤❤❤

Sedih ya, sempat terbersit doa buruk di hati agar rumah tangga dia tak langgeng, aku siap menerimanya bila itu terjadi. Tapi ibu mengingatkanku, bahwa semua mungkin sudah kehendak yang kuasa. Mungkin dia memang bukan jodohku.

Satu tahun setengah setelah kejadian itu Allah mempertemukan aku dengan seorang wanita, ya mungkin dia lah jodohku. Dan aku menikah dengannya. Tapi sumpah, aku tak bisa melupakan sahabat kecilku, gadis kecil yang lincah dan unik itu.

Aku sempat menumbuhkan kecemburuan istriku, ketika dia temukan kotak kecil berisi kenangan surat-surat dan kartu pos itu. Dia begitu marah dan menangis, mengetahui aku punya cinta sebelum dia yang selalu ku kenang.
Aku harus menenangkan dan meyakinkan bahwa itu semua sudah berlalu. Aku yakinkan sahabat kecilku telah bahagia dengan keluarganya, begitu pula aku bahagia menikah dengannya. Manusia boleh berencana, tapi Allah Mahapenentu segalanya.

Aku pun harus bahagia dengan iatriku, tak ingin mengetahui keberadaan masa laluku. Tapi kadang saat senggang ada yang menggelitik pikiranku mencari tahu kabarnya. Iseng aku buka media sosial aku cari namanya di sana, ternyata tak ada. Lalu aku ketik namaya di mesin pencarian, gotcha! mmm dia bekerja sebagai X. Aku ingin sekali menghubunginya, tak mungkin pula aku kirim email di tempat kerjanya. Tak ada maksud lain hanya ingin menjaga tali silaturahmi.

Sepertinya doaku terkabul, saat aku membuka sosial media dan iseng mengetik namanya, ternyata muncul segera aku inbox, kami berkomunikasi lewat inbox saja agar aman. Dan aku adalah teman pertamanya di sosial media itu. Sampai akhirnya istriku tahu bahwa aku berkomunikasi lagi dengannya, tahu kan bagaimana perasaan pasangan bila melihat yang dicinta masih berhubungan dengan masa lalu, aku pun diminta memblokir akunnya. Ya namanya istri yang sudah menemaniku, menghiburku harus aku turuti agar aman.
Aku harus menjaga perasaannya.

Ini kah yang disebut cinta tak harus memiliki, karena aku tetap belum bisa melupakannya, setidaknya hanya menjaga hubungan persahabatan. Tapi sepertinya itu tak mungkin lagi.

Sekarang aku tak tahu lagi sahabat unikku dimana dan bagaimana, apa kah juga sebagai kaskuser, entahlah. Aku tak ingin juga mengetahuinya biarlah kami berjalan dengan takdir masing-masing. Aku hanya bisa berdoa semoga dia selalu bahagia dalam lindunganNya.

~end~
❤❤❤

Gambar aku olah dari pixabay

ButetKerenAvatar border
abellacitraAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
371
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan