https://youtu.be/JekTJaBPulQ

2 Dokter spesialis Emergency Medic di Kern Medical Center, Bakersfield, California, USA yang bernama Dan Erickson dan Artin Massihi merekomendasikan Herd Immunity sebagai cara yang paling realistis menangkal COVID-19.

Dua dokter inilah yg melakukan uji lab COVID-19 di area Bakersfield, so far sudah 50,000 yg sudah diuji oleh doi.

Link berita






Per April 28, 2020 angka kematian di USA adalah 56,666. Artinya angka kematian corona masih di range wajar untuk virus flu.

Furthermore, dari interview 1 jam, ada beberapa poin yg berlawanan dengan narasi mainstream media:

1. Rumah Sakit sepi, hingga dokter dan suster dirumahkan
Rumah sakit di New York sebagai epicenter COVID-19 secara fakta bekerja maximum capacity, no arguing that. Tapi Dr. Dan dan Dr. Artin share pengalaman RS di daerah termasuk RS doi menjadi sepi, sampai - sampai dokter dan suster dirumahkan. Alasan-nya? tak lain karena COVID-19 orang sakit lebih memilih stay-at-home daripada periksa dan cek di RS.

2. Ada Tekanan Meninggikan Angka Kematian COVID-19.
Dr. Dan juga share pengalaman kalau ada tekanan dari manajemen RS untuk menulis kematian seseorang sebagai kematian COVID19 asalkan di-swab positive. Doi ada pengalaman pasien COPD harus ditulis COVID19 death karena di-swab positive.

3. Stay-at-Home Justru Mendukung Penyebaran COVID-19, solusinya?, Doing Business as Usual.
Dr. Dan dan Dr. Arthi sepakat kalau penangkal terampuh COVID19 adalah imun tubuh. Tp dengan Karantina/PSBB/Stay-at-Home justru menurunkan imun tubuh dan asupan vitamin D sehingga COVID-19 semakin mudah menyebar. Kedua dokter tersebut menyarankan masyarakat untuk beraktivitas normal seperti biasa untuk memperkuat imun.

4. Herd Immunity, Solusi Umat Manusia Melawan Pandemik Sedari Dulu, Isolasi Hanya Untuk Pasien yang Sudah Memunculkan Gejala
Di sini Dr. Dan mengambil contoh dari Taurat (lebih tepatnya Letivicus chapter 14) di mana orang yg tertular Leprosy atau Kusta diharuskan untuk di-isolasi. Kuncinya menurut doi adalah hanya orang yg sudah memiliki gejala kusta yg di-isolasi, orang sehat tidak ada keperluan di-isolasi.

Terkait khusus dengan COVID-19, Dr. Dan dan Dr. Arthi justru merekomendasikan Herd Immunity basically karena (1) Cepat atau lambat virus pasti akan menular luas, masalahnya adalah memastikan warga memiliki imunitas yg kuat, (2) belum ada bukti konklusif yg membuktikan lockdown mampu menangkal penyebaran virus secara permanen, (3) Lambat laun, semakin COVID19 menyebar maka COVID-19 akan menjadi kurang berbahaya, karena straint dengan simtom ringan akan lebih mudah menyebar dibandingkan strain dengan simtom kritis.

Bila Herd Immunity diimplementasi maka bisnis harus berjalan normal dan di saat bersamaan dijalankan rapid testing sehingga penduduk dengan gejala bisa langsung di-isolasi.

Pendapat Pribadi
Memang sudah saat-nya Herd Immunity dijalankan, melihat ekonomi yg menuju depresi ekonomi justru lebih seram, berita orang jadi kriminal, gantung diri, cerai hanya gara2 PHK mendadak bisa menjadi santapan berita harian.

Kalau data bilang COVID-19 lebih berbahaya ke penduduk usia lanjut, well, ane cm bisa pasrah melawan hukum alam. Ane juga ada keluarga yg usia-nya lanjut, tp tidak lebay sampai karantina, mereka masih aktivitas normal yg penting imun dijaga dan pastikan bebas gejala.

Kalau kita lebay sekarang, anak cucu yg justru menderita. Ingat berita RI sampai keluarin SUN 50 tahun, yang menanggung ya pasti-nya kita sampai cucu. Mungkin kalau kita gk lebay PSBB, RI gk akan ambil opsi SUN dengan tenor 3 generasi manusia.

Ingat Flu Babi?, WHO koar2 pendamik, ternyata HOAX. Bisa google sendiri, expert sepakat Flu Babi adalah HOAX, bukti konkret sudah membuktikan kematian oleh flu babi lebih kecil jauh dari influenze biasa.