Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Reynaphi08Avatar border
TS
Reynaphi08
Jarak Diantara Kita

Suara ayam berkokok menbangunkanku dari lelap tidurku yang membuatku melupakan semua rasa yang sedang menggebu dihatiku. Rasa rindu ini semakin menggebu sejak alvin ,pacarku berkuliah diluar kota dan jauh dari pantauanku.

LDR bagiku bukanlah suatu hal yang menyeramkan namun bagiku jarak adalah sebuah tantangan untuk merangkai cintai menjadi lebih Indah. Doa adalah satu cara mengirimkan dan mengungkapkan perasaan yang tidak dapat diungkapkan secara langsung kepada orangnya.

Alvin ,pacarku yang sangat aku cintai. Kini bagiku terasa amat jauh berbeda, walaupun ku percaya bahwa alvin mampu menjaga hatinya hanya untukku, namun kecemburuan ini selalu menghantuiku. Bukan sok puitis. Namun kenyataannya aku sangat merindukan masa masa berdua bersamanya yang tiada kerinduan yang menimpa selama itu.

Kring.... Kring...

Alarm kesayanganku berdering menunjukkan kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya alvin. Hari ini aku izin tidak kuliah demi merayakan ulang tahunnya alvin. Namun otakku seakan akan beku karena memikirkan apa yang harus aku berikan dan aku lakukan untuk membuat alvin bahagia.

15 september 2016,merupakan tanggal istimewa bagi kami berdua karna hari itu alvin ulang tahun dan hari itu juga kami berpacaran.

Hari ini aku bergegas pergi menuju toko kue dan baju untuk mencari hadiah terbaik untuk alvin. Perasaan rindu ini semakin tak tertahankan dari semalam .
Kicauan burung burung membuatku teringat semua kenangan Indah bersama alvin dibawah hamparan sang Mentari. Hari sudah menunjukkan pukul 12 siang dan akupun belum membeli apapun. Aku mencoba menelpon sahabatku rere agar kiranya dia bisa membantuku mencarikan hadiah untuk alvin.

Re.. Apa kamu sedang ada jam kuliah?
Aku menelpon rere.
Enggak nai. Aku lagi dirumah ni.
Wah kebetulan tuh re, apa kamu bisa bantu aku sekarang?
Pintaku dengan manja.
Mau apa nai?
Jawabnya dengan lembut mendayu dayu.
Temenin aku yuk, ke pasar, mau nggak?
Aku berdoa semoga rere mau menemaniku kepasar hari ini juga.
Aku mau kok nai. Jam berapa?
Senangnya hatiku saat rere mau menemaniku.
Jam 2 aku bakalan jemput kamu ya re. Makasih ya
Iya nai sama sama.
Aku bergegas merapikan rumah dan bersiap untuk pergi.
Papa.....
Nai izin mau keluar dulu ya pa. Pulangnya sore.
Teriakku dari kamar atas menuju papa yang sedang bersantai di ruang tv.
Iya nai.tapi jangan pulang malam ya.
Aku berlari menuju papa dan bersalaman dengan papa.
Iya pa, nai nggak pulang malem kok. Tapi malemnya nai izin lagi ya buat acara temen.
Pintaku dengan manja kepada papa.
Iya udah.
Yeayy,, makasih papa sayang.

Aku mengambil kunci motor dan pergi menuju rumah rere. Diperjalanan hatiku semakin tidak sabar ingin bertemu dengan alvin. Kerinduan ini akan segera musnah. Tak bisa kubayangkan bagaimana perasaanku nanti jikalau aku bertemu dengannya. Satu tahun tak berjumpa bagiku seribu tahun. Lamanya bagi menunggu bulan bertemu matahari. Aku tertawa tak kuasa membayangkan saat terindah yang akan terjadi.
Sesampainya dirumah rere..
Rere.....

Rere pun keluar dengan jilbab pink kesayangannya.
Eh nai. Maaf ya agak lama soalnya aku tadi disuruh umi nyapu rumah sebentar.
Jawabnya seraya merapikan jilbab yang dikenankan diwajah mungilnya itu.
Nggak apa apa kok re. Malah aku beruntung bisa ditemenin sama kamu buat ke pasar.
Rayuku kepada rere.
Sebenarnya tujuan kita kepasar buat beli apa sih nai? Kayaknya penting banget yah.
Tanya rere dengan wajah penuh teka teki.
Hmm... Ada deh re. Kamu liat aja nanti ya.
Aku mencoba merahasiakannya terlebih dahulu agar rere penasaran.
Wah kamu udah mau rahasia rahasiaan ya sama aku.
Tukasnya dengan wajah kesal namun menahan emosi.
Aku mencubit pipi rere karena geram dengan wajahnya yang lucu itu. Terlebih lagi saat dia marah.

Tanpa berpikir panjang aku langsung menghidupkan motor dan menyuruh rere naik. Sepanjang perjalanan tak hentinya rere menanyakan perihal benda yang akan aku beli nanti.
Aku hanya tersenyum dan tertawa kecil dengan kelakuan rere yang semakin marah semakin lucu.
Tak lama kemudian kami sampai dipasar. Aku mengajak rere ke toko jam.
Re, jam ini Bagus nggak sih?
Tanyaku kepada rere.
Oohhh... Jadi ini maksudnya. Sudah kuduga nai.
Akhirnya rere mengetahui maksudku mengajaknya kepasar.
Aku tanya kamu re, Bagus gak!!!!
Aku sedikit membentak rere.
Bagus Bagus... Pasti untuk pacarmu kan?
Aku mencoba mengelak pertanyaan rere.
Nggak kok, sok tau kamu re.
Aku menahan tawa, agar kebohonganmu tidak terbongkar.
Eh kamu, yaudah buruan tuh pilih yang paling Bagus biar dianya suka. Hehehehe
Aku memilih jam tangan dan membayarnya ke kasir.
Ini berapa mbak?
Tanyaku pada pelayan toko.
Ini 200 ribu mbak.
Aku mengeluarkan uangku dan membayarnya.
Nai, kita mau kemana lagi?
Tanya rere kepadaku.
Beli kue terus pulang, oke. Kamu masih kuat kan re.
Kamu apa sih nai. Emang aku apa, kamu bilang masih kuat nggak. Hahaha ada ada aja kamu ini nai.
Kami pun menuju toko kue dan tidak memilih milih kue yang akan dibeli. Setelah membeli kue, aku mengajak rere makan bakso ,namun dia menolaknya dengan alasan ada tugas. Aku memakluminya karena dia memang sedang sibuk dengan tugas kuliahnya.
Aku langsung menghantar rere pulang dan bersiap lagi untuk nanti malam. Sesampainya dirumah aku menelpon alvin untuk menentukan jam nya. Alvin memintaku datang tepat waktu ditaman kota.

Sesampainya dirumah, aku segera menyiapkan baju terbaik untuk bertemu alvin. Tak terasa malam pun tiba. Aku membawa semua hadiah dan meminta papa menghantarkanku ke taman kota. Sesampainya disana ternyata alvin telah duduk sambil memainkan handphone nya. Aku berjalan ke arahnya dan duduk dihadapannya. Alvin terkejut dengan kedatanganku .

Aku memandang wajah alvin yang selalu membuatku rindu.karena rindu sudah memuncak. Aku langsung mengatakan kalau aku tidak bisa jauh darinya. Tak disangka air mataku turun dengan deras. Alvin mencoba menenangkanku. Aku seperti sudah sangat lama tak berjumpa dengan alvin. Wajahku tertunduk dihadapan alvin karena tak kuasa menahan tangis. Alvin ikut terhanyut dalam kerinduan itu. Tiba tiba alvin bersimpuh dihadapanku dan memberikan sebuah cincin dan memintaku untuk berjanji akan selalu bersamanya baik suka maupun duka.hatiku bercampur aduk, bahagia, terharu, dan bangga dengan alvin. Dan akhirnya malam itu bukanlah hanya malam perayaan ulang tahun ataupun anniversary, tapi perayaanku yang telah dilamar alvin.























ukhtyfit81Avatar border
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 18 lainnya memberi reputasi
19
282
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan