Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Reynaphi08Avatar border
TS
Reynaphi08
Semangatku adalah kebahagiaannya
SEMANGATKU ADALAH KEBAHAGIAANNYA
Dono menghela nafas dalam-dalam seraya memandang sebuah rumah besar yang berada di dekat rumahnya. Walaupun Dono baru berusia 10 tahun, cita-cita Dono amatlah besar, tidak hanya menjadi seorang yang sukses dan memiliki banyak uang. Tetapi, Dono bercita-cita tinggi mengajak ayahnya jalan-jalan keluar kota. Dono mencoba menguras otaknya untuk menggapai semua impian itu.
Dono hanyalah seorang anak dari seorang kuli panggul yang memiliki kadar ekonomi kebawah. Namun, semangat Dono untuk impiannya itu, tak membuatnya gentar. Ia berjanji pada ayahnya untuk membelikan rumah baru yang tidak bocor seperti yang sekarang ini.
“Ayah, Dono izin pergi ke sekolah. Nanti pulangnya Dono langsung turun ke jalan untuk bantu makan kita.” Ucap Dono seraya mencium tangan ayahnya. Ayah Dono mengusap kepala anaknya itu, anak yang ia yakini mampu menaikkan derajatnya dengan berbagai cara. Walaupun bertaruh nyawa sekalipun. “Iya, nak, hat-hati dijalan.” Balas ayah Dono.
Dono pergi dengan semangat luar biasa. Di perjalanan ia menemukan uang Rp 50.000. karena ia melihat ada seorang nenek yang sedang mencari sesuatu, maka ia mendekati nenek itu. “Permisi, nek, apa yang sedang nenek cari disini?” Tanya Dono dengan uang yang masih ada digenggamannya. Sang nenek tidak menghiraukan pertanyaan Dono dan terus mencari sesuatu yang hilang. Dono membuka tangannya dan memperlihatkan selembar uang ditangannya, “Apa ini yang nenek cari?” tanya Dono sekali lagi. Nenek itu melihat kearah Dono dan memeluk Dono. “Ya ampun, nak, dimana kamu menemukan uang ini? Nenek sudah lelah mencarinya kemana-mana sebab uang ini adalah uang terakhir yang nenek punya,” Jawab nenek seraya mengambil uang yang berada di tangan Dono.
Dono menjelaskan bahwa uang itu ia temukan di jalan. Keadaan Nenek itu kelihatan sama seperti Dono, namun tak disangka uang yang Dono temukan tadi, diberikan nenek kepadanya. Awalnya Dono menolak untuk imbalan itu kerena sang nenek pun sangat membutuhkannya. “Bukankah nenek tadi bilang kalau nenek sudah lelah mencarinya. Kenapa nenek malah memberikannya kepada saya?” Tanya Dono dengan raut wajah bingung. “Nenek hanya bergurau, nak. Karena nenek pikir kamu anak jahat yang mau minta imbalan, ternyata kamu anak yang jujur” Jawab nenek dengan senyuman. Dono mengambil uang itu, ia begitu terima kasih kepada si nenek.
Dono melanjutkan jalannya meuju sekolah tercintanya itu. Sepanjang perjalanan ia bernyanyi gembira karena mendapat rezeki dipagi hari. “Ayah pasti senang kalau pulang nanti aku belikan dia nasi goreng pak Maman.” Dono bergumam dalam hati.
Sesampainya disekolah, Dono meletakkan tasnya dan duduk ditaman depan sekolah. Ia duduk sambil menatap uang yang ia dapat tadi dijalan. Ia melipat-lipat uang itu dan menciumnya. “Terimakasih ya allah, hari ini kau sudah memberiku uang 50 ribu ini, aku ingin membeli makanan untuk ayah dan sisanya akan ku tabung untuk bayar SPP.” Dono kembali bergumam.
Sekolah hari ini berakhir kebahagiaan bagi Dono. Dengan cepat ia turun ke jalan untuk mencari botol bekas yang akan ia jual ke pengepul. Dono mengganti baju dan mulai mencari botol bekas dijalanan. Dengan semangat ia mencarinya. Setelah cukup banyak ia kumpulkan, ia pulang kerumah dengan perasaan yang semakin tidak sabar untuk membeli nasi goreng kesukaan ayahnya itu.
“Pak Maman, nasi gorengnya sebungkus ya.” Pinta Dono dengan senyum. “Wah banyak, Don kamu dapat botol hari ini,lumayan juga.” Ucap pak Maman kepada Dono. “Iya, pak, alhamdulillah lumayan rezeki hari ini.” Jawab Dono. “Anak pak Amrun emang baik, walaupun ia masih kecil tapi sungguh luar biasa pengorbanannya untuk ayahnya dan dirinya.” Gumam pak Maman dalam hati.
“Ini, Don nasi gorengnya.” Pak Maman menjulurkan pesanan Dono. “Loh pak, bapak salah bungkus nih.” Ucap Dono dengan heran. “Kenapa, Don?.” Jawab pak Maman. “Tadi kan Dono hanya pesen sebungkus nasi goreng,kok ini dua bungkus?” tanya Dono yang semakin bingung. Dengan wajah tersenyum pak Maman menjawabnya, “Itu rezeki kamu hari ini, don, bapak senang melihat semangat kamu. Jadi itu hadiah buat kamu.” Mendengar ucapan pak Maman, wajah Dono langsung berubah gembira. “Waduh..makasih banyak ya pak. Ayahku pasti seneng banget.”
Kemudian Dono pulang dengan tergese-gesa. “Assalamualaikum ayah. Dono pulang.” Dono membuka pintu rumah dan ia melihat ayahnya sedang termenung diatas kursi kayu rumahnya. “Eh, Don, udah pulang.” Jawab ayah dengan lesu. “Ayah kenapa?” tanya Dono pada ayahnya yang sepertinya sedang ada yang dipikirkan.
“Ayah gak kenapa-kenapa Don, cuma capek aja.” Jawab ayah dono. “Yah, ini Dono bawakan nasi goreng pak Maman, Dono ambil piring dulu ya.” Ayah Dono sedikit keheranan dengan nasi goreng yang banyak dan uang Dono juga banyak. Dono mencoba menjelaskan semuanya dengan jujur. Saat mereka sedang asik berbincang-bincang,terdengar suara ketokan dari pintu luar. Dono membuka pintunya dan menemui seorang pria berpakaian jas rapi dengan dasi hitam. “Permisi, apa ini rumah pak Amrun?” tanya pria itu kepada Dono. Dono menoleh ke arah ayahnya karena ia sedikit takut dengan pria itu. Ayah Dono pun keluar dan menemui pria itu, “Iya pak, saya Amrun. Maaf ada apa ya pak?” Ayah Dono kembali bertanya. “Begini pak, saya diperintahkan atasan saya untuk membantu bapak dan anak bapak.” Ayah Dono tertegun mendengar perkataan pria asing itu. “Ada apa, pak?”
Kemudian datang si nenek yang tadi ditemui Dono. “Nak, nenek mau kamu jadi bagian dari keluarga nenek. Nenek sangat mengagumi kejujuranmu.” Dono terkejut. Ayahnya menangis. Dono menyalami tangan nenek itu dan berterima kasih dengan semua kebaikan nenek itu.
3 tahun kemudian, Dono tumbuh menjadi ABG yang sedang giat-giatnya mencari jati dirinya. kehidupan yang semula teramat rendah kini telah berganti tercukupi. Beasiswa yang Dono terima tidak hanya untuk berjalan-jalan keluar kota, namun keluar negeri pun bisa ia gapai hanya dengan ilmu dan kejujuran.
Sang nenek begitu bangga melihat cucu angkatnya menjadi anak yang amat sukses. Kini, Dono sudah membuat lapangan pekerjaan bagi para anak jalanan yang ingin sekolah dengan cara meminta mereka untuk menulis dan menjualkan hasil tulisannya. Dari hasil itu, mereka bisa sekolah kembali.

S.e.m.e.d.iAvatar border
putrateratai.7Avatar border
koplakbinon17Avatar border
koplakbinon17 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
451
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan