Tak terasa sudah lebih dari sebulan sejak kasus konfirmasi pasien positif pertama di Indonesia diumumkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Sejak saat itu hampir semua daerah secara bertahap menerbitkan kebijakan guna menahan laju pertumbuhan dan persebaran COVID-19 di Indonesia. Dimulai dari DKI Jakarta, yang menjadi titik episentrum penyebaran COVID-19 di Indonesia, hingga Provinsi Papua di ujung timur, seluruh pemerintahan di tingkat daerah telah mengeluarkan kebijakan yang saat ini kita kenal dengan physical distancing.


Kebijakan ini diterapkan hampir di seluruh provinsi di Indonesia dengan mengampanyekan kepada masyarakat untuk sementara waktu agar beraktivitas di rumah. Bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah. Di DKI kampanye ini sudah mulai terlihat dari Pusat perbelanjaan, tempat hiburan dan rekreasi yang ditutup sementara waktu. Peraturan yang mengharuskan tiap-tiap perkantoran untuk bekerja dari rumah, membuat sebagian besar perusahaan meminta karyawannya untuk #Stayathome

Tetap di Rumah memang terbukti dan telah menjadi salah satu cara yang bisa menahan laju pertumbuhan COVID-19. Hal sederhana yang dapat menjadi argumen adalah, dengan tetap di rumah, dan membatasi aktifitas di luar rumah, tiap-tiap orang memiliki peluang yang kecil untuk bisa menulari atau tertular COVID-19. Namun demikian, tetap di rumah bagi sebagian orang juga bisa berdampak Negatif.

Berikut coba TS rangkum dampak yang mungkin bisa muncul saat kita #StayAtHome