Mewabahnya pademi virus corona jenis baru pastinya membuat banyak kalangan mengalami kesulitan. Tidak hanya bagi para pekerja kali ini, bahkan mahasiswa pun menanggung beban yang berat berkaitan dengan pembayaran uang semester, dan juga mahasiswa yang tahun ini menghadapi tugas akhir untuk prasyarat kelulusan.

Petisi pun pada akhirnya diajukan oleh mahasiswa kepada Kemendikbud RI, menanti untuk keringanan uang kuliah. Petisi yang diajukan oleh seseorang bernama Fachrul Adam yanga langsung ditujukan kepada Nadiem Makarim ini. Telah ditanda tangani sekitar 55.000 ribu orang dari target sebanyak 75.000 ribu orang, berkaitan masalah dengan masalah tersebut mahasiswa ini menyampaikan permasalahan mengenai jaringan internet tidak stabil, besarnya kouta yang harus disediakan, dan masalah perkuliahan  yang kurang efektif dilakukan secara daring. 

Berbeda dengan masalah bagi kebanyakan mahasiswa akhir, banyak mahasiswa akhir yang mengeluhkan tentang tugas pengumpulan data baik saat dikampus ataupun data lapangan yang tentunya menjadi kendala besar yang tak mampu diselesaikan secara daring. Sehingga hal tersebut menunda kelulusan kuliah mereka akibat tugas akhir tersebut datanya tidak lengkap. 

"Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 17 Maret 2020 menerbitkan Surat Edaran nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19. Untuk itu, saya dan teman-teman mahasiswa akhir punya tiga permintaaan kepada Mendikbud serta Rektor Universitas. Pertama untuk dapat membebaskan kami dari biaya kuliah. Kedua, untuk  menerbitkan kebijakan pengganti penyelesaian skripsi sehingga kami tetap bisa menyelesaikan tugas akhir tanpa harus menundanya hingga semester depan. Dan ketiga, memberikan perpanjangan masa studi maksimum untuk angkatan 2013", ucap Fachrul dalam laman petisinya. 

Petisinya bisa diakses melalui change.org dengan judul "Kemdikbud_RI: Karna COVID19, Bebaskan Biaya Kuliah & Tugas Akhir Mahasiswa Semester Akhir."