Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

girbas99Avatar border
TS
girbas99
"Si Filmmaker Indie dan Pramugari" - GB STORY
"Si Filmmaker Indie dan Pramugari" - GB STORY


Sebetulnya saya pergi ke Jakarta sudah sering, mungkin sudah puluhan kali.

Namun kepergian saya kali ini agak berbeda. Saya akan terlibat dalam sebuah projek serial TV berbulan-bulan lamanya. Kalau tim nya kompak solid dan hasil kerja kami memuaskan para Bos, bisa jadi Projeknya akan diperpanjang lagi.

Sejak dari rumah saya sudah yakin jika perjalanan kali ini pasti akan berbeda. Keluarga saya kebetulan sedang pergi semua, rumah kosong. Kecuali hanya bapakku yg kebetulan sedang menerima tamu di ruang belakang. Saya pamitan, sambil cium tangan penuh haru. Ini tumben sekali.

Sesampainya di bandara Adi Sucipto saya dikejutkan dengan antrian panjang mengular orang yang mau check In, sementara itu karena kursi sudah full para calon penumpang yg lain banyak juga duduk di lantai.

Ketika masuk ke dalam pesawat, saya sudah punya feeling sesuatu hal akan terjadi. Dan akhirnya pesawat yg saya tumpangi lepas landas menembus langit Jogja yg berkabut.

Nah, bener kan dugaan saya. Pesawat kami tergoncang berulang kali. Naik. Turun. Naik. Turun. Cepat sekali perubahannya. Ya kira-kira 10 menit kami semua seperti berada di dalam kapal edan di Dunia Fantasi. Naik turun terbang-ambing. Kami semua merasa panik. Ada yg berteriak Allahhu Akbar, ada yg bilang Astagfirullah, ada yg bilang Duh Gusti. Kalau sudah begini saya pribadi langsung inget dan berdoa sama Tuhan. Betapa Tuhan itu sebetulnya sayang sama Saya.

Setelah kondisi pesawat mereda. Gantian giliran turbulensi terjadi di dalam lambung saya. Saya seperti ingin muntah howek. Gawat, bisa malu kalau muntah di tengah kerumunan orang kayak gini.

Segera saya langsung lari ke toilet bagian belakang. Toilet itu ternyata sedang dipakai. Ditambah lagi sudah ada gadis bertanktop antri di depan pintu. Ini pasti akan lama antrinya.

Saya berbalik badan. Agak sempoyongan saya berlari ke toilet bagian depan pesawat. Mungkin muka saya sekarang ini nampak pucat pasi. Saya seperti ingin muntah howeksoor ditambah kebelet pipis. Seorang pramugari yg bertugas di depan bagian depan membantu membimbing saya.

Saya kemudian howeksoor di kloset pesawat, sambil mbak pramugari itu memegang Tengkuk saya. Jari lentiknya ikut andil memijat lembut, membuat howeksoor saya lebih nyaman.

Setelah gejolak lambung mereda, dan semua muatan yg perlu dimuntahkan keluar, saya pun merasa lega. Saya kemudian pipis. Nah untuk urusan pipis, tentu saja mbak pramugari tadi tidak saya libatkan. Saya toh sudah bisa pipis sendiri.

Setelah keluar dari toilet depan, saya say thank you kepada mbak pramugari. Dia membalas sambil tersenyum manis.

Detik itu juga saya baru sadar ternyata mbak pramugari ini cantik jelita juga ya. Saya seperti melihat Wanda Hamidah di usia 20 tahun


Pramugari itu punya nama. Tapi cukup hanya saya saja yg tahu.


GB: Terima kasih, Mbak. Sudah menolong saya.


P: Sama-sama, Mas.


Pramugari jelita itu nampak memegang sekotak teh celup. Saya melihatnya sepintas.


GB: Mbak, saya mau nanya kalau teh anget di pesawat segelas harganya berapa ya?


P: Oh kami tidak menyajikan teh hangat untuk penumpang, Mas. Ini saya baru mau bikinkan teh buat Pilot dan Co Pilot. Nanti akan diantar Aqua gelas buat Mas.


GB: (sedih) Oh gitu, ndak ada Teh ya. Kalo Wedang Sekoteng ada ndak?


P: Hahahaha ! Mas, kamu kok lucu sih.


GB: Ya udah deh, mbak, ndak papa. Saya Aqua gelas jg doyan kok.


P: Wait. Tapi Masnya beneran mau teh anget? Kalau mau biar saya bikinkan. Duduk dulu ya, mas.


Saya lalu dipersilakan duduk di kursi pramugari disebelah pantry. Pramugari Jelita itu lantas menutup tirai yg membatasi area kami dengan area publik.


P: Maaf ya, Mas. Tirainya saya tutup. Takutnya ada penumpang lain yg mau minta teh juga.


GB: (dalam hati) Tutup tirainya yg lama ya, Mbak.


Ini moment langka. Sepanjang karier saya sebagai penumpang pesawat, baru kali ini saya dimanjakan oleh seorang pramugari. Akhirnya Teh celup paling enak sedunia ini pun siap untuk dihidangkan. Saya menyeruputnya dengan khidmat. Saya merasa spesial.


GB: Sudah lama jadi pramugari, mbak?


P: Tiga tahun, mas.


GB: Capek donk, mbak. Terbang terus. Mbak nya cuma dinas rute Jogja-Jakarta aja, bolak balik gitu seharian ya. Apa ndak bosen gitu, Mbak? Kalau saya sih bosen lihat pemandangan awannya cuma itu-itu aja. Monoton, mbak.


P: Hahahahaha.....Mas bisa saja. Tidak begitu juga sih, Mas. Saya tadi pagi dari Biak terus Makasar, terus Surabaya, terus Jogja, terus ini ke Jakarta rute terakhir. Pokoknya saya dalam sehari 12-14 jam kerja, mas.


GB: Weits, saingan sama orang shoting donk. Tapi kalau orang shoting sih kuat-kuat, biasanya kuat tuh 20-24 jam kerja sehari. Tapi habis itu rematik asam urat sama liver nya kena. Hahaha.


P: Ow, Mas nya ini Filmmaker ya.


GB: (bangga) Wo ya jelas.


P: Pernah bikin film buat bioskop? Apa judulnya?


GB: (gugup) Em. Kalo itu sih belum hehehe. Saya filmmaker Indie, mbak. Kadang jadi produser, apa sutradara, terkadang jadi penulis juga. Masih amatir saya, mbak.


P: Apa itu filmmaker indie, Mas?


GB: Duh gimana ya njelasinnya. Em gampangnya saya kalau bikin film ndak tayang di bioskop deh, tapi saya antar film saya itu dari door to door. Kadang saya bikin film buat festival film, tapi ditolak melulu. Kalik film saya terlalu sinetron gitu. Saya lebih cocok kerja jadi sinetron-maker kali ya. Hehehe.


P: Dijalani aja, mas. Pasti akan ada jalan.


GB: Amien, Mbak. Btw kalau boleh tau Mbak nya film favoritnya apa?


P: Apa ya? Titanic mungkin. Hehehe. Jadul ya? Saya jarang nonton film di bioskop, mas. Pramugari seperti saya kalau ada waktu break mending saya tidur atau pijet spa. Kalau nonton film paling dari di laptop aja.

Tiba-tiba pintu ruang kemudi terbuka. Munculah Pilot Ganteng yg tegap dan berwibawa. Ia seperti tak suka melihat kedekatan kami berdua.


PG: Dik, lama kali teh buat Abang?


P: Oh, maaf. Segera saya buatkan, Kapten.


Pilot Ganteng itu mengirimkan senyum genit manja kepada pramugari ini. Dan disaat yg bersamaan syaraf antirival yg ada di mata Pilot Ganteng dan Filmmaker Indie ini saling beradu kirim sinyal rasa tidak suka.


GB: Okay, mbak. Saya kembali ke kursi saya. Sampai ketemu lagi. Jaga kesehatan. Saya pernah denger kalau mbak-mbak pramugari kalau ndak hati-hati suka kena penyakit apa gitu...... Duh apa ya kok saya malah lupa.


P: Maksudnya... infeksi saluran kemih ya. Hahaha...itu ndak cuma menyerang pramugari saja. Setiap orang bisa saja keserang.


GB: Thats it. Itu maksud saya.


P: Masnya juga jaga kesehatan kalau pas shoting. Jangan lupa istirahat dibanyakin minum air putih ya.


GB: sip. aku pamit.


Saya tersenyum padanya sebagai tanda perpisahan, tetapi gadis pramugari tidak lagi sempat membalasnya, ia harus membuat Teh untuk Captainnya. Pilot ganteng itu tetap berdiri dan menatap saya dingin tanpa senyuman.

Sorot Matanya hendak berkata, "Ini daerah teritoriku !".

Saya berjalan gontai kembali ke kursi, sambil terus mengingat nama dan wajahnya. Gadis Pramugari si pembuat Teh paling nikmat sedunia. Si Wanda Hamidah at twenty looks like. Suatu saat saya mau bikin film tentang pramugari, dan dialah aktris utama saya. Tuhan sayang saya, pasti akan beri jalan.

GirBas99.
0
596
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan