Beberapa pekan terakhir, Indonesia dihebohkan berita tentang pandemi virus corona yang berasal dari Wuhan, Cina. Tentu Pemerintah Indonesia sudah berusaha sebaik mungkin untuk menangani virus corona. Sedangkan di belahan dunia yang lain, virus corona telah banyak memakan korban. Sudah berapa ratus orang yang meninggal dan puluhan ribu yang sakit.


Namun, kita sebagai manusia hanya mampu pasrah berikhtiar danq berdo'a agar terhindar dari virus corona. Akibat paling terasa adalah beberapa barang yang ada di pasar mulai langka dan kenaikan harga. Akhirnya, setelah banyak peningkatan kasus yang terjadi di beberapa tempat, Pemerintah memutuskan untuk meliburkan sekolah dan beberapa intansi pekerjaan. Bahkan beberapa kegiatan nasional dan internasional terpaksa diundur dan dibatalkan sampai batas waktu yang tidak diketahui.


Pemerintah memberi surat edaran agar rakyat mengisolasi diri di rumah dengan tidak melakukan kegiatan apa pun di luar. Keluar jika memang penting dan urgent.



Nah, Ts sendiri tetap melakukan kegiatan seperti biasa. Jujur, antara takut dan tidak takut, tapi harus berani. Walaupun dampak begitu terasa, seperti harus nemenin bocah seharian di rumah. Alhamdulillah, beruntung Ts type yang betah di rumah. Jadi nggak terlalu terasa membosankan, berbeda dengan anak. Kadang anak bosan dan pingin main bareng temennya.




Kalau Ts sih melakukan kegiatannya seperti yang lain. Mengerjakan pekerjaan rumah, bekerja, dan mendampingi anak.







Kebetulan dia type yang hyperaktif dan cerewet banget. Selalu tanya banyak hal dan nggak mau diam. Kadang Ts suka kewalahan nemenin main. Namun, ini yang bikin makin betah di rumah.









Berhubung sekolah diliburkan, akhirnya anak belajar di rumah. Walaupun pada saat masuk sekolah pun belajar di rumah, tapi selama 14 hari full time di rumah. Kami belajar banyak hal, seperti menggambar, menghitung, menghafal, dan mengaji. Setiap hari guru memantau dan memberi materi lewat grub wa.





Hiburan yang paling menyenangkan adalah menonton tv, apalagi filmnya kartun. Kita semakin betah di rumah. Ts tetap memantau apa yang baik dan tidak baik untuk ditonton. Karena jaman sekarang, pengaruh media sangat memprihatinkan.






Ts selalu mengajarkan anak mengerjakan sesuatu sendiri, misalkan membuang sampah pada tempatnya, menyapu lantai yag kotor, membereskan mainannya, dan lain-lain. Nggak mudah karena mood anak selalu berubah-ubah. Kadang nurut, kadang nggak, kadang malah ngambek.





Sumber artikel: opini pribadi