Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

janeeta97Avatar border
TS
janeeta97
Kuburan Kembar Membawa Cerita
Misteri 2020



Bulan Desember menjadi sejarah baru bagi seorang Iqbal. Pemuda berusia dua puluh satu tahun itu melaksanakan tugasnya sebagai seorang Mahasiswa yaitu KKN disuatu desa wilayah Jogjakarta. Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berangkat menuju desa itu bersama tujuh temannya. Jadi jumlah mahasiswa yang mengikuti KKN bersama dirinya adalah delapan orang yang terdiri dari lima cewek dan tiga cowok. Mereka berasal dari jurusan dan prodi yang berbeda.

Suasana pedesaan yang sejuk, area sawah di belakang tempat penginapan membuat semakin betah. Di tambah depan rumah terdapat pohon gayam yang membuat udara semakin segar dan tidak hampa. Rumah yang mereka tempati memang tidak begitu bagus, tetapi sebuah kenyamanan dapat dirasakan. Terlebih ketika tetangga rumah itu tidak begitu jauh. Yah, cuman selang lima ratus meter ada rumah di sebelah kanan, meskipun sebelah kiri adalah rumah kosong dan belakang area sawah.

Sudah berada di pelosok desa Jogja selama tiga hari. Mereka menjalani dengan senang hati dan tidak ada masalah suatu apapun. Meski kadang terjadi perselisihan pendapat adalah hal yang biasa dialami karena manusia tidak mungkin bisa memiliki pendapat yang sama.

Pada hari ketujuh Iqbal berpamitan untuk pergi satu hari penuh karena ada acara dalam organisasi yang ia ikuti. Ia berpamitan dengan Haris, Arsyad, Nita, Lina, Riska, Vita, dan Nisa.

“Maaf ya teman-teman! Hari ini aku tidak bisa mengikuti acara senam bareng warga karena ada acara di organisasi.”

“Santai saja Bal. Kami semua ngerti kog kalau kamu anak aktivis.” kata Riska dengan logatnya.

Iqbal tersenyum melihat teman-temannya mengerti kondisinya saat ini. Dari arah selatan nampak Pak Kades mengendarai sepeda. Dengan sigap Haris menyapa laki-laki setengah baya itu.

“Badhe tindak pundi Pak?”

“Olahraga sambil keliling kampung. Ngomong-omong iku kancamu Iqbal arep menyang ngendi? Kog udah rapi.”

“Wonten acara Pak. Pangapunten mangke mboten saget tumut senam sehat!” jawab Iqbal dengan logat bahasa jawa.

Kemudian Pak Kades memberi wejangan kepada pemuda yang berasal dari Jepara itu,
“Jangan pulang melebihi pukul 22.00 WIB ya, Ngger! Nek mulih luwih seka jam semono semisal ana apa-apa aku ora ngerti. Sing penting aku wis ngandani.”

Iqbal hanya menganggukkan kepala pertanda paham yang dimaksud Bapak tadi.

***


Iqbal terlalu asyik dengan kegiatan organisasinya yang sedang mengadakan bakti sosial di Gunung Kidul. Suasana masih terlihat indah sampai kegiatan itu selesai. Tak terasa diskusi, obrolan, dan saling bercanda tawa membuat waktu yang lama menjadi singkat. Jam tangan Iqbal menunjukkan pukul 21.02, mulailah ia teringat pesan Pak Kades. Segeralah ia minta izin kepada temannya untuk pulang terlebih dahulu.

Ia menuruni Gunung Kidul dengan kecepatan 80km/jam dengan motor supra X 125. Dengan kecepatan itu berharap bisa sampai di tempat sebelum jam misterius yang dikatakan oleh tokoh masyarakat tersebut. Tetapi semua tidak sesuai harapan Jalan yang ia lewati mengalami macet parah karena ada insiden kecelakaan.

Rasa lega bisa sampai ke pelosok desa Jogja tepatnya di daerah Bantul, lokasi dimana dirinya bertugas sebagai KKN. Ia tak melihat jam pada tangannya, yang sebenarnya sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB. Di Jalan masuk desa itu tiba-tiba lampu motornya berkedip bak lampu disko. Ia tidak curiga sama sekali dengan kejadian itu dan berpikir mungkin lampunya sudah mau mati. Sesampai pada kuburan kembar lampu itu benar-benar mati dan disusul dengan motor mendadak berhenti. Rasa aneh mulai menyelimuti pikiran Iqbal, beserta rasa takut saat dirinya sadar di jalan yang terdapat kuburan kembar. Terlebih sekitar jalan hanya terdapat kebun yang penuh dengan pohon besar dan rumput liar. Hanya ada satu rumah yang dihuni oleh penduduk pendatang tetapi sering keluar kota, walaupun rumah itu terdapat lampu yang menerangi tetap saja aura mistis sekitar jalan terlihat.
Iqbal dilanda rasa panik dan cemas. Handphonenya mati kerana habis baterainya. Tidak ada seorangpun yang bisa dimintai tolong. Kemudian ia melihat ke arah rumah itu, tampak seorang wanita cantik berambut panjang yang dibiarkan bergerai dan rambut itu terlihat hitam serta sehat membuka pintu. Mulailah Iqbal menghampiri untuk minta tolong dan menyapanya tanpa berpikir panjang.

“Permisi Bu ... !”

Perempuan sekitar berumur 38 tahun itu hanya menatap Iqbal tanpa menyahut perkataannya. Lalu Iqbal mengangkat pembicaraan lagi.

“Boleh minta tolong Bu!”


Sumber gambar: klik disini


Bukannya menjawab tetapi wanita itu menunjukkan siapa dirinya. Berjalan tanpa menyentuh tanah, menghampiri Iqbal. Sontak dirinya mau berlari seolah kakinya ditahan, berteriak mulutnya semakin terkunci, hanya bola matanya menatap dengan rasa takut dan jantungnya semakin berdetak kencang. Wanita itu semakin mendekat dan semakin dekat semakin membesar, bahkan tingginya melebihi rumah di tempat ia keluar tadi. Dengan sekuat tenaga Iqbal membaca ayat-ayat yang ia hafal salah satunya ayat kursi dan berbagai kalam-Nya sesuai kemampuan dirinya.

Al hasil Iqbal bisa lolos dari jeratan makhluk ghoib itu. Ia baru sadar ketika melihat jam tangannya menunjukkan setengah dua belas malam. Tanpa berpikir panjang kakinya berlari kencang menuju Pos KKN, tidak peduli dengan motor yang tadi ia kendarai. Napas tidak teratur dan nampak ngos-ngosan mengetuk pintu rumah sederhana itu. Keluarlah para penghuni Pos KKN dan menanyakan apa yang terjadi pada dirinya yang terlihat pucat disertai rasa ketakutan. Apalagi pulang tanpa membawa motor. Kemudian Iqbal menceritakan apa yang telah terjadi.

“Bukan di tempat sendiri. Makanya kalau dikasih wejangan sama penduduk asli harus dipatuhi!” kata Nisa sambil memainkan ponselnya.

Iqbal hanya terdiam karena mengakui bahwa dirinya salah.
Kemudian Arsyad dan Haris ditemani Bapak-bapak yang ronda mengambil motor Iqbal yang ditinggal begitu saja. Alhamdulillah motornya masih ada. Tetapi ada sedikit benturan pada bagian knalpot sehingga membuat sedikit knalpot peyok.

Ending


Note: cerita ini hanya fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, dan alur cerita bukan unsur kesengajaan.





Jogjakarta, 18032020.
indrag057Avatar border
infinitesoulAvatar border
aa115prassAvatar border
aa115prass dan 9 lainnya memberi reputasi
10
1.8K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan