makolaAvatar border
TS
makola 
Rahasia Suamiku


Misteri Suara Gong Tengah Malam

Kejadian ini kualami saat usia pernikahan baru menginjak 18 purnama. Atas berbagai pertimbangan, kami memutuskan untuk mengontrak rumah. Seberapa pun ukurannya, asal nyaman di hati dan membawa kerukunan bagi penghuninya.

Belum genap satu purnama kami pindah rumah. Lebih tepatnya, mengekos satu kamar dengan ukuran 1,5 m x 3 m. Sekotak, diisi tiga kepala. Aku, suami dan bayi mungil yang baru berusia empat bulan.

Lokasi kost lumayan jauh dari jalan umum. Dikelilingi area persawahan dan sangat dekat  dari Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Jarak antar rumah penduduk, tidak terlalu berdekatan. Beruntung, keluargaku hanya menempati satu kamar dengan pintu yang langsung menghadap ke pekarangan induk semang.

Halaman rumah yang cukup luas, masih seluruhnya berupa tanah. Tidak ada rumput hijau atau pun tanaman lainnya. Kecuali di bagian pinggir, terpancang tiang jemuran yang terbuat dari bambu betung.

Pemilik rumah adalah sepasang suami-istri separuh baya. Keempat anaknya, masih tinggal bersama dalam rumah besar itu. Kebetulan, sebelah kamarku adalah juga kamar anak lelaki tertua. Usianya masih remaja, sekolah kelas 2 SMU. 

Pada suatu malam, sekitar jam satu dinihari, aku dikejutkan oleh suara gong. Bunyi pertama, masih terdengar lamat-lamat. Tepat dibunyi yang ketiga, sontak aku menegakkan posisi. Duduk di kasur dengan jantung mulai berpacu deras. Bulu kuduk meremang, mulai dari area tengkuk leher merembet hingga sekujur lengan. Kugugah suami yang masih terlelap.

“Mas! Maas! Bangun!” seruku mencoba memotong waktu istirahatnya. Sisi bahunya kugoyang-goyang. Belum berhasil. Kembali terdengar suara gong bahkan semakin jelas dan keras! 

Quote:
 

Kuusap wajah anakku. Berharap pandangannya beralih padaku. 

Gagal!

Matanya masih saja menatap lurus ke atas. Bahkan gelak tawanya mulai terdengar. 

Aahh …!

Irama jantungku persis derap kaki kuda. Bertalu serentak layaknya mendekati garis finis.

“Maaasss! Baanguunn! Aku takuuuttt!” teriakku seraya memencet kedua lubang hidungnya.

“Hoegh, heh …! Ada apa sih?! Kenapa kamu nangis tengah malem 'gini?” 

“Huhuhu, aku denger suara gong ditabuh! Lemes aku, takut! Mana ini Arya ketawa terus. Takut, akuu takut!” cecarku tanpa jeda sama sekali. Tak peduli jika suamiku naik pitam. Telapak kakiku sudah sedingin es.

“Mana, sih! Ngga ada gitu lho!”

Dhoeng …!

Tepat selepas dia menyanggah, bunyi gong paling keras terdengar sangat jelas. Seketika mulutnya terkunci. Pandangannya beralih pada gelak tawa Arya yang tiada henti.


“Rapikan bajumu, segera berwudu!” Perintahnya sembari bangun dari berbaring. Langsung saja dipeluknya bayi mungil dengan binar jenaka itu.

“Wudu 'kan keluar kamar. Mana berani aku!”

Berlawanan dengan perkataanku. Segera kuambil air dalam ceret. Mencuci muka seadanya. Reflek, kuminum sisa airnya. Haus, sehabis berteriak.

Tampak olehku, suamiku mengusap wajah bayi mungil kami sembari mengucap asma-Nya. 

Seusai diusap, Arya menjeritkan tangis. Hilang sudah takutku. Berganti kekuatan yang entah muncul darimana. Kuambil dia dari dekapan suami. Segera kulantunkan hafalan kalam-Nya. 

Suamiku melakukan tayamum lalu salat hajat, dua rakaat.

Perlahan, aku mulai bisa menenangkan diri. Posisiku sudah kembali berbaring sembari menidurkan Arya. 

Quote:


“Iya, dulu sekali di daerah ini memang ada kisah gongitu. Tapi sejak aku kecil hingga punya anak, tidak ada lagi suara gong tengah malam ….” jawabnya dengan separuh pandangan yang jauh menerawang, tidak fokus padaku.

“Lantas, bagaimana? Kenapa Arya malah terkekeh ketawa? Apa yang dilihatnya?” protesku beruntun karena tidak pernah diceritakan sebelumnya.

“Ah, sudahlah. Besok pagi saja, kuceritakan. Sudah hampir pagi, aku lanjutin tidur dulu,” hiburnya seraya mengusap pipiku. Tak lama, lelaki yang tak banyak omong itu pun kembali melanjutkan tidur.

Baru saja memejamkan mata ....

Dhoeeng …!

Hingga kini, suara gong tengah malam tetap terdengar. Itu terjadi mana kala satu set alat pertunjukan Jathilan "lupa" diberi sesajen pada Malam Kliwon dan malam Senin Pahing. Lokasi Sanggar Kesenian Jathilan terletak di daerah Bantul, Yogyakarta.


*****


Terima kasih Gansis, atas waktunya. Jangann lupa ninggalin kenangan berupa rate, subscraibe, cendol juga komen.

Belajar Bersama Bisa dan Terima Kasih


emoticon-Jempolemoticon-Jempol emoticon-Jempol


Sumber: kisah pribadi
Diubah oleh makola 10-07-2020 00:30
novianalindaAvatar border
1980decadeAvatar border
farell.6005Avatar border
farell.6005 dan 70 lainnya memberi reputasi
71
9.9K
280
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan