Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alva610Avatar border
TS
alva610
[Cerbung] - Pernikahan Dini

Sumber gambar : di sini



Part 1



"Rendy, kamu harus rajin bekerja," kata Via si kakak ipar Rendy.

Via sangat kesal dengan Rendy yang malas bekerja. Iya, bekerja malas. Tetapi melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi juga enggan.

"Nanti, Mbak! Aku masih kepengenmain!" jawab Rendy yang membuat Via semakin kesal.

Via menarik nafas panjang untuk menahan marah.

"Rendy, kamu disuruh kuliah gak mau. Kerja, gak mau? Lalu apa mau kamu? Sampai kapan kamu mau minta uang terus ke Abangmu?" kata Via dengan nada halus.

Rendy tak lekas membalas ucapan Via. Malah mengambil sebatang rokok, kemudian disulut korek api dan dihisapnya. Via geram. Ada bayi di dalam rumah, tapi Rendy tak bisa menempatkan diri saat merokok.

"Rendy! Kamu tahu, ada bayi di dalam? Tolong kondisikan! Pakai otakmu!" Via sangat kasar berbicara, mungkin karena stok sabarnya terhadap Rendy sudah habis.

Rendy merupakan adik ipar Via, anak terakhir dari tujuh bersaudara. Kakak-kakaknya sangat memanjakan Rendy, dengan alasan Rendy terlahir saat orang tua sudah berumur dan tidak produktif bekerja lagi. Dalam artian, Rendy lahir karena kebobolan di saat usia ibunya saat itu sudah 49 tahun.

Terlalu dimanja dan apa keinginannya selalu dituruti, sehingga Rendy berbesar kepala bahkan pemalas dalam hal apapun. Bisa dibilang, Rendy salah asuhan.

"Mbak, minta uang dua puluh ribu!"

Via semakin kesal, baru tiga minggu Rendy tinggal di rumah Via, sudah cukup membuat Via stress. Apalagi posisi Via sekarang pasca melahirkan dengan operasi caesar. Iya, operasi itu baru dua bulan yang lalu, bahkan Via pun belum bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Aktivis Via masih dibatasi dan harus hati-hati.

"Buat apa?" tanya Via dengan nada pelan, supaya bayinya tidak terbangun.

"Beli makan," jawab Rendy tanpa dosa.

"Makan? Di meja makan sudah ada makanan. Aku sudah masak," kata Via dengan kesal yang ditahan.

"Aku gak suka masakanmu, Mbak! Aku mau beli bakso di luar!" ucap Rendy.

"Heh! Lu malas kerja, bahkan bantu nyapu atau ngepel pun Lu malas! Rajinnya minta-minta doank!" kata Via dengan nada marah, yang diiringi dengan suara tangisan bayinya.

"Ah, kayak gak pernah minta-minta dulu!"

"Tidak! Saya tahu keadaan orang tua dan saya tahu diri. Saya kuliah pun sambil bekerja. Bahkan sudah bekerja pun saya tetap rajin mengajar les privat. Tidak seperti kamu! Pemalas! Peminta-minta!" ucap Via sambil menaruh bayinya di box.

"Aku biasa dimanja, gak betah di sini!" ucap Rendy yang semakin membuat Via kesal.

"Pulang sana, Lu! Gue gak pernah nyuruh Lu datang ke sini!"

Via menutup pintu kamar, kemudia mengunci. Via terlalu kesal, bahkan tidak mau memberi uang seperti yang diminta Rendy.

Sungguh, Rendy membuat Via stress dengan segala tingkahnya. Pasca melahirkan, Via merasa bersyukur karena bisa meng-ASI-hi bayinya dengan baik. ASI pun lancar. Pikiran tenang, walaupun kedua orang tua tidak mendampingi saat Via melahirkan.

Tetapi, kedatangan Rendy yang tanpa diundang membuat Via stress. Via khawatir, jika terus-menerus stress bahkan marah-marah tak terkendali, produksi ASI-nya akan terganggu.

Via menangis sambil memandangi wajah bayinya yang tertidur pulas. Tetiba, handphone Via berdering. Suaminya yang menelfon.

"Iya," jawab Via dengan suara lemah.

"Bayinya sedang apa?" tanya suami Via melalui sambungan telepon.

"Tidur."

"Kamu sudah makan?"

" Sudah!" kali ini, suara Via hambar karena tak bisa menahan tangis.

"Kenapa menangis? Ada masalah dengan luka bekas caesar? Jika iya, hubungi dokter," ucap suami Via dengan cemas.

"Bukan karena itu."

"Lalu?"

"Aku stress dengan kelakuan si Rendy, adikmu itu. Merokok di dalam rumah, makan masakanku gak mau. Minta uang mulu tiap hari. Suruh bantu nyapu atau ngepel, gak mau!" ucap Via dengan tangis yang semakin menjadi.

"Dengar ya! Rendy itu adikku. Apapun yang diminta, turuti! Jangan pernah bilang tidak nyaman dengannya! Paham!" bentak suami Via dari telepon.

Via geram. Suaminya tetap membela Rendy dengan segala kelakuannya, bukannya membela Via demi kewarasan jiwa Via.

"Oh, begitu! Baiklah! Turuti dengan gajimu yang kecil itu! Ingat ya! Gajiku empat kali lipat dari gajimu! Dan najis jika gajiku buat Rendy si adikmu itu!" Via semakin marah terkendali. Dimatikan handphone-nya, kemudian menangis sejadinya.

"Sungguh, keluarga aneh! Terima akibatnya nanti! Rendy si anak salah asuhan itu bakalan jadi apa!"



~Bersambung~





Note :

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama atau peristiwa, itu hanyalah sebuah kebetulan semata. Cerita ini juga untuk menginspirasi para generasi muda, supaya tidak melakukan hal-hal yang buruk dan berakibat fatal, baik untuk dirinya sendiri, orang tua maupun keluarga lainnya.
Diubah oleh alva610 18-03-2020 15:03
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
makolaAvatar border
makola dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1.8K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan