KARENA UANG Rp4.000

Based true story....

Uangku di dompet tinggal dua lembar dua ribu rupiah. Hari ini belum berlalu dan besok masih banyak kebutuhan si kecil. Sampai siang hari belum ada pembeli yang pasti membeli. Banyak yang hanya CLBK (Chat Lama Beli Kagak) dan ada juga yang PHP (Pemberi Harapan Palsu) alias ajak COD-an tetapi tidak jadi.

Tetapi bibir ini tidak bisa mengeluh, justru rasa syukur berkali-kali ku ucapkan karena di semua keterbatasan ini aku masih bisa tersenyum bahagia bersama anakku. Aku masih bisa mengajaknya bermain dan berlarian di depan rumah tanpa ada rasa takut dan was-was seperti dahulu.

Beberapa saat kemudian, saudaraku datang. Sangat sedih aku dengan kondisinya. Terbesir di hati, ah andai aku masih bekerja di perusahaan swasta itu pasti aku bisa membantu saudaraku karena gaji tiap bulan lebih dari cukup. Tetapi memang Tuhan berkehendak lain sehingga aku harus menjalani yang ada sekarang.

Teringat kembali di dalam dompetku dua lembar uang dua ribuan, aku mengambilnya dan memberikan kepada saudaraku. Bukan untuk menghina, bukan untuk merendahkan, tetapi hanya ini yang aku punya. Hampir aku menangis karena tidak bisa membantu lebih.
Saudaraku pun terharu dan ingin menangis. Aku menguatkan hatinya dan berdoa semoga Tuhan melancarkan rejekinya.

Saudaraku pergi dengan wajah terharu. Aku pun menutup pintu dan berdoa di kamar dengan anakku. Sangat sakit hati ini melihat saudara kesusahan tetapi tidak bisa berbuat banyak. Hanya doa dan doa yang ku panjatkan agar Tuhan memberi rejeki lebih untuknya.

Selang 15 menit saudaraku beranjak pergi, ada pembeli menghubungi Whatsappku. Pembeli itu membeli 4 cosmetic yang berbeda untuk diantar besok pagi. Tangis air mata terharu menetes di wajahku. Ternyata Tuhan Maha Mengerti kesusahan umatNya. Rp 4.000 yang ku serahkan pada saudaraku diganti 10x lipat oleh Tuhan dengan keuntunganku Rp 40.000 dari penjualan 4 cosmetic itu.



.
.

Anakku sayang, tidur nyenyak ya. Besok kita bisa beli susu dan diapers. Tuhan Maha Baik

#Rens09

Terimakasih sudah membaca