Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Surobledhek746Avatar border
TS
Surobledhek746
Natuna, Di Antara Kucing Lapar

Natuna oh Natuna, kau seperti gadis belia diperebutkan perjaka. Bukan untuk dinikahi tapi sedang dirudapaksa.

Sebagai rakyat Indonesia, ketika ada yang menyebut Natuna pasti terbayang tentang ikan-ikan besar yang jumlahnya tak terkira. Terbayang Sepadan dan Ligitan. Sebuah kepulauan yang jadi silang sengketa. Sedih dan menyedihkan.

Ketika Menteri Susi menguasai Natuna kita sempat tidur nyenyak. Kebanggaan sebagai bangsa yang berkuasa atas teritorial Natuna. "Kejar, tangkap, dan tenggelamkan." Teriakan lantang seorang penguasa. Pemilik sah Natuna.

Namun, ketika kapal-kapal nelayan Cina dan Coast Guard China masuk ke wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Kepulauan Natuna. Lalu pemerintah Beijing mengklaim kalau kapal nelayan dan coast guard tak melanggar kedaulatan Indonesia. Seperti apa perasaan kita?

Gw jadi ingat pada suatu ketika, tudung saji di atas meja menutupi ayam goreng. Harum ayam goreng menyebar. Beberapa kucing kemudian perlahan mendekat. Ketika Gw dekati dan Gw usir kucing pun pergi. Ketika lengah sedikit, kucing sudah mendekati lagi. Begitu saja seterusnya.

Ketika itu Gw berpikir, wajar kucing mendekat karena kucing sedang lapar dan ada makanan lezat. Tak ada salahnya pikir kucing berusaha mendapatkan ayam goreng tersebut. Setelah Gw lemparkan sepotong besar ayam goreng tersebut, apakah kucing akan pergi?

Sebentar kucing akan memakan dengan lahap ayam goreng itu. Setelahnya, jika kucing lapar ia akan mendekati lagi.

Mungkinkah nelayan cina seperti kucing yang Gw ilustrasikan itu? Tidak! Nelayan cina tidak sedang kelaparan. Nelayan cina tidak sedang mau mencuri.

Berbedah halnya dengan nelayan asing yang mencuri ikan di perairan laut kita. Jika nelayan asing menganggap kegiatan menangkap ikannya adalah ilegal, maka ketika armada laut kita datang mereka akan terbirit-birit kabur.

Nah, kalau kapal nelayan datang dengan pengawalan lengkap. Kemudian pemerintah sahnya mengatakan apa yang dilakukan tidak melanggar kedaulatan Indonesia. Bagaimana perasaan kita sebagai pemilik sah Natuna?

Padahal beberapa tahun lalu, tepatnya tahun 2016, kapal China masuk Natuna, Presiden Jokowi sampai langsung datang ke Natuna dan menggelar rapat di sana. Hasilnya, Cina sementara waktu menghentikan lirikannya terhadap Natuna. Dan menteri Susi dengan ketegasannya menangkap kapal asing mana pun yang berani menangkap ikan di Natuna.

Harusnya kondisi seperti itu tetap dipertahankan. Jangan kendur sejengkal pun. Seperti disampaikan Guru Besar UI tentang Natuna seperti dikutip laman Kompas.com (5/1/2020), "Harusnya Menhan lakukan hal yang sama. Jangan bilang negara sahabat, kita sama Malaysia dan Vietnam juga sahabat, tapi kalau soal wilayah, kita bicara keras," tutur Hikmahanto.

Bila bentuk ketegasan seperti ini dilakukan, sambung Hikmahanto, maka pelanggaran oleh Coast Guard China akan menurun. Namun ini tidak berarti klaim China atas Natuna Utara akan pudar.

Persis seperti perilaku kucing dalam ilustrasi di awal tulisan ini. Jika kita tegas terhadap pelanggar batas yang mencuri ikan oleh Nelayan Asing di Natuna dapat dikurangi. Dan kedaulatan wilayah atas Natuna tetap dapat kita pertahankan.

Sekarang tinggal aksi nyata dari Jokowi dan seluruh jajaran kabinetnya. Kalau mlempem ya sudah. Alamat akan berduyun-duyun nelayan Asing menjarah Natuna.

Langit di laut Natuna akan gelap gulita. NKRI harga Mati akan jadi semboyan yang terhampar di langit Natuna perlahan menghitam hilang tak terbaca. Setelah Sepadan, Ligitan, lalu Natuna. Besok apa lagi yang jadi ayam goreng dalam tudung saji. Setiap saat kucing-kucing lapar yang akan menerkam dan melahap habis wilayah kedaulatan RI.

Seluruh rakyat berharap langit di Natuna bersinar terang kembali. Di tangan Presiden RI, Joko Widodo, dan segenap jajarannya, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Edhy Prabowo untuk bertindak tegas dengan bukti nyata.

Kita sebagai rakyat paling tidak hanya bisa memberikan dukungan moral dan semangat serta berdoa. Seperti yang dilakukan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang kerap melayangkan kritik kepada Edhy dalam akun twitternya. Mungkin hanya seperti ini yang bisa rakyat lakukan. Selebihnya, pemerintahlah yang berusaha. Salam.

Bacaan 1, bacaan 2
anasabilaAvatar border
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 4 lainnya memberi reputasi
5
619
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan