Aku merenung, mengingat setiap rasa dari pahitnya kehilangan
Kau gunakan topeng, bersandiwara untuk bahagia kepalsuan
Yang pada akhirnya membuatku terjatuh dalam jurang kesakitan

Inginku sudah berubah menjadi angan
Kau menjelma sebagai angin dalam kerisauan
Hingga harapan hanya sebatas halusinasi
Tanpa kata kau pun beranjak untuk pergi
Sampai aku terjebak dalam jeruji, yang kau sebut itu sebagai; siklus patah hati

Kini kau memaksaku untuk berkata iya
Walau aku tertatih dan larut dalam duka
Mengikhlaskan segala kenang, atas luka dan lebamnya dipukul kerinduan
Tak apa, barangkali memang sudah sepantasnya cerita kita bertahta penghianatan

Tragis? Memang.
Rindu akan datang berhias kesepian
Hening menyambut perihnya ditinggalkan
Lalu, aku pun tersudut ditengah kesunyian.

Terlalu naif, kau berharap kisah fiktif layaknya Pangeran dan Cinderella
Tapi percuma, tak sedikit pun kau pernah punya cinta
Ribuan kata kau rangkai menjadi janji
Berkamuflase dalam manisnya sebuah diksi
Namun sikapmu membuat semesta menerka
Dimana sebenarnya cinta yang kau punya?