(Naskah Flm Pendek) Pengakhiran Cinta

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
(Naskah Flm Pendek) Pengakhiran Cinta

ejawahyuni90

23-11-2019 03:22

(Naskah Flm Pendek) Pengakhiran Cinta

[Naskah Flm Pendek]

---Pengakhiran Cinta----

Karya: Eja Wahyuni

PREMIS

Masa lalu yang kelam tidak termaafkan, membuat Panji harus melepas wanita yang dicintainya, dan juga melepaskan kehidupannya sendiri.

SINOPSIS

Panji akhirnya menyadari, bahwa selamanya orang tua Nia, tidak akan pernah merestui hubungan cinta mereka. Alasannya, dikarenakan masa lalu Panji yang sangat kelam. Sebenarnya cukup masuk akal untuk pandangan orang tua. Ketakutan akan nasib putrinya akan berada ditangan orang yang salah, sungguh wajar, ditambah lagi Nia adalah anak satu-satunya.

Akhirnya, kedua sejoli yang begitu saling mencintai itu, walau hati hancur dan tidak menerima, mereka sepakat jua mengakhiri hubungan itu.

Akan tetapi siapa sangka, Panji malah melakukan hal yang semakin membuat hati Nia hancur.

FADE IN

SCENE 1: EKT Di bangku panjang Tepi Jalan Raya.

Cast: Nia

CAMERA: LONG SHOT Mengarah kesekitar jalan raya yang dilalui kendaraan yang tidak begitu ramai. CLOSE UP menyorot wajah Nia, yang duduk gelisah di bangku panjang di bawah sebatang pohon di tepi jalan raya. Di sana tempat biasa ia dijemput oleh Panji. Namun sudah hampir satu jam ia menunggu, belum ada tanda-tanda kedatangan orang terkasih itu. Nia heran, ada apa sebenarnya? Biasanya Panji tidak pernah datang terlambat.

Sound Effeck: Suara Bising Kendaraan

Cut To.

SCENE 2.EKT Di Kedai, Tempat Usaha Panji Berjualan.

Cast: Panji, dan Imran (Ayah Nia)

CAMERA: LONG SHOT Mengarah ke suasana kedai yang tidak terlau ramai. CLOSE UP menyorot Panji yang tergesa keluar kedai, lalu segera menaiki motor, namun tiba-tiba ada seorang pria paruh baya menepuk bahunya. Panji menoleh.

CLOSE UP mengarah ke wajah Panji yang kaget tidak menyangka Ayah Nia akan mendatanginya. CLOSE UP mengarah ke wajah Imran yang dingin tanpa ekspresi.

Quote:

Dialog:

Panji: ( Segera turun dari motor, dengan gugup, mengulurkan tangan untuk salam ke Imran) "Eh ... Pak ...."

Imran: (Tidak menghiraukan uluran tangan Panji, membuang muka)

Panji: " Mari duduk dulu, pak."( Panji mengarahkan Imran untuk duduk di bangku halaman kedai)

Imran: (Menghembuskan nafas berat, menatap Panji tajam) " Aku ke sini, bukan untuk duduk-duduk denganmu anak muda, tujuanku kesini untuk kesekian kalinya meminta, kau meninggalkan putriku ...."

Panji:" Tapi, pak ...Bapak tahukan Kami saling mencintai?"(Gugup)

Imran: "Iya, aku tahu ... Putriku sangat mencintaimu. Tapi aku juga tahu orang sepertimu tidak mungkin bisa mencintai putriku dengan tulus. Kau adalah bajingan!"

Panji: (Menatap Imran dengan sorot mata yang terluka)"Pak, aku sadar, aku begitu buruk dengan masa laluku. Tapi aku benar-benar mencintai Nia, aku bersumpah, Pak. Cintaku, murni."

Imran: ( Menatap Panji sesaat, lalu meluruhkan tubuhnya di kaki, Panji)

Panji: (Kaget, tak percaya dengan apa yang dilihatnya)"Pak, apa yang kau lakukan?"

Imran: ( Mengatupkan tangan ke wajah, masih dalam posisi berlutut)"Aku akan melakukan apa saja, asal kau mau meninggalkan putriku, sebagai ayahnya Nia aku memohon pengertian darimu. Aku hanyalah seorang ayah yang hanya ingin kebahagiaan putrinya. Mohon bantu aku ...."

Panji: (Merasa putus asa, lutut serasa goyah. Menatap mata Imran yang terlihat berkaca-kaca. Sungguh tidak ada lagi kebengisan atau kebencian di sana, hanya ada permohonan tulus seorang ayah. Akhirnya meluruhkan diri jua, memegang tangan Imran)" Baiklah, Pak ...."

Cut to

SCENE 3. EKT Kembali, Ke Bangku Panjang, Tepi Jalan Raya.

Cast: Nia dan Panji.

CAMERA: LONG SHOTMengarah kearah Nia yang masih duduk termanggu di sana, setia menunggu panji. Gadis cantik itu terlihat melamun. Hingga ia tidak menyadari kalau motor Panji sudah berhenti di dekatnya. Panji mendekat, dan menyentuh pelan lengan Nia. CLOSE UP menyorot wajah Nia yang terkejut sekaligus senang. CLOSE UP menyorot Wajah Panji yang terlihat kuyu dan pucat.

Quote:

Dialog:
Panji: (duduk dibangku panjang, menyentuh lembut tangan Nia)"Maaf, aku terlambat. Ada sesuatu hal yang harus kuselesaikan tadi, sialnya aku lupa mengabarimu. Kebetulan ponselku sedang di-charge. Pasti sudah lama menunggu, ya?"

Nia: ( Menggeleng cepat)"Tidak apa kak, kalau untuk menunggumu aku rela melakukannya seumur hidupku."( Tersipu malu)

Panji dan Nia: (Saling bertatapan, saling meremas tangan)

Nia: (Merasa heran dengan ekspresi wajah Panji, yang terlihat tidak seperti biasanya, terkesan sedih)"Kak ...kau kenapa? Apa terjadi sesuatu yang buruk? (Mengusap wajah Panji dengan lembut)

Panji: ( Tersenyum kecil, menatap Nia dalam. Meresapi kepedihan yang sebentar lagi akan di berikan kepada gadis itu)"Sayang ...kita( gugup, lalu membuang pandangan) baiknya, hubungan kita ini diakhiri saja."

Nia: ( Terkejut)" kak ...!"

Panji: "Apa lagi, Nia? Kita tidak mungkin melanjutkan hubungan ini, karena orang tuamu tidak akan pernah setuju."

Nia: "Kak, kau menyerah secepat itu?"

Panji: "Sudah lima tahun Nia. Kita sudah berjuang selama itu! Tapi kita tidak mendapatkan apa pun!"

Nia: "Kak, kenapa kau tega sekali?...."( Mulai menangis)

Panji: (memegang kedua bahu Nia)" Nia, aku juga sangat terluka, Tapi kita tidak boleh egois, pikirkan perasaan orang tuamu, kau anak satu-satunya mereka. Mereka berharap kau hidup dengan orang yang aka membuatmu bahagia, dan menurut mereka, itu bukan aku."

Nia: ( Semakin tersedu)" Tapi, aku hanya ingin hidup denganmu, aku tidak akan bisa bersama orang lain."

Panji: Kau, pasti bisa, Nia. Akan banyak orang yang akan bersedia membahagiakanmu. Dengar-dengar kau telah dilamar oleh seseorang. Aku tahu siapa dia. Dia lelaki yang baik, masa lalunya bersih. Tidak sepertiku, aku bajingan dan tetap akan dianggap sebagai bajingan!"(Mengepalkan kedua tangan)

Nia: " Tapi, aku hanya mencintaimu, Kak. aku tidak akan bisa mencintai orang lain ...(makin terisak) Aku tidak pernah berfikir setelah semua usaha yang kita lakukan untuk melunakkan hati Ayahku, kau malah ingin pergi dariku."

Panji: ( Menghela napas kasar, berusaha mengendalikan diri, agar tidak terbawa suasana. Keputusan sudah bulat. Tidak ada lagi tawar-menawar, ini demi kebahagiaan Nia)"Aku lelah, Nia ... sungguh! Mari kita akhiri saja, oke ...."

Nia: ( Menatap mata Panji dalam-dalam, (tapi pemuda itu membuang pandang, Nia tahu ada sesuatu yang disembunyikan Panji)"Kak ... ada apa sebenarnya?"

Panji: "Aku lelah, Nia, aku tidak bisa lagi memperjuang sebuah ke-sia-siaan. Aku tidak ingin melakukan ini sampai menua. Aku bosan ...."

Nia: ( Masih menatap panji yang melihat kearah jalan)"Baiklah, kak ...mari kita berpisah."

Panji: ( Memejamkan mata, menikmati kepadihan, seakan hujaman panah tajam, menusuk dada)"Maafkan, aku ...( Tidak kuasa melihat Nia yang semakin berderai air mata, beranjak dari tempat duduk. Segera menaiki motor dan berlalu dari tempat itu.

Sound Effeck: Suara Bising kendaraan.

Cut to.

SCENE 2.INT Kamar Panji (malam)

Sound Effek: Musik sedih.

Cast: Panji.

CAMERA: LONG SHOT Menyorot seluruh isi kamar yang sedikit berantakan. CLOSE UP Menyorot wajah panji yang kuyu menatap kosong langit-langit kamar.

Pikirannya berkelana ke masa lima tahun lalu, di mana ia pernah melakukan kesalahan fatal. Darah muda yang dimilikinya saat itu membuat ia tidak bisa menghentikan kelakuan bar-barnya.

Di mana saat itu, dengan kekayaan yang dimiliki orang tua, serta ketampanan wajahnya. Panji nekat merayu seorang wanita cantik, yang telah bersuami dan punya anak. Hanya saja suami wanita itu adalah seorang nakhoda di sebuah kapal. Tentu saja jarang pulang.

Berkat kelihaian Panji merayu, akhirnya wanita bersuami itu tergila-gila padanya. Wanita itu memilih meninggalkan suami beserta anaknya, dan lebih memilih lari dengan Panji.

Tragisnya, setelah Panji puas dengan tubuh molek wanita itu, ia lantas meninggalkannya begitu saja. Wanita itu hidup dalam penyesalan yang begitu dalam, dan tidak ada satupun keluarga yang mau menerima kembali. Hingga menjadi gila, selalu berkeliaran di jalanan, naas, wanita malang itu tertabrak kendaraan dan meninggal.

Berkali panji mengusir bayangan yang membuat ia menyesali perbuatan itu. Ia begitu mencintai Nia, sungguh ia akan memperlakukan gadis itu dengan baik. Ia bukan seperti dulu lagi. Nia sudah merubahnya. Namun siapa yang akan percaya? Perbuatannya di masa lalu, benar-benar menjijikkan. Lantas orang tua mana yang akan memberikan anak gadisnya, pada orang seperti itu?

Panji meringkuk menekan dada yang begitu sakit, tidak hanya di dada, rasanya sakit itu menyebar ke setiap inci tubuh. Ia merasa tidak akan bisa menahannya.

Sound Effeck: Musik Syahdu.

Cut to.

SCENE 3: Kamar Nia (Pagi)

Cast: Nia.

CAMERA: LONG SHOT Menyorot seluruh isi kamar. CLOSE UP menyorot Nia yang sedang duduk di depan meja rias, mematut wajah yang membengkak karena menangis semalam.

Quote:

Dialog

Ting ting ting ( bunyi ponsel, ada panggilan masuk)

Nia: (Tergesa mengambil ponsel, masih berharap Panji yang menelfon, tapi nama yang tertera di layar ponsel adalah Rafi, teman dekat Panji)" Hallo ..."

Suara Rafi dari seberang: "Hallo, Nia ...( terdengar panik, seperti ada ribut-ribut di sana)

Nia: "Ada apa, bang?"

Rafi: "kau, sudah dapat kabar, Nia?"

Nia: ( Filling tidak enak)"Kabar apa, Bang....?"( Tergagap)

Rafi: "Panji ...( Berhenti sejenak) Panji, telah pergi untuk selamanya, Nia.Panji Meninggal ...."

Soud Effeck: Dering Ponsel

Cut to.

SCENE 4: EKT Rumah Panji ( pagi)

Cast: Nia, Rafi, Lis (Ibu Panji) Para Pelayat.

CAMERA: LONG SHOT Menyorot seluruh ruangan rumah Panji. CLOSE UP menyorot para pelayat yang penasaran berdesakan ingin mengetahui kejadian sebenarnya. CLOSE UP Menyorot jenazah yang terbujur kaku, tertutup kain jarik di tengah ruangan. CLOSE UP menyorot, Lis, Ibu Panji yang terlihat shock. CLOSE UP menyorot seluruh keluarga dan family.

CLOSE UP menyorot seorang gadis berkerudung hitam serta kaca mata hitam yang baru memasuki ruangan, ternyata adalah Nia, CLOSE UP menyorot Rafi yang berjalan di depan Nia, menyibak para para pelayat yang kian membanjir. CLOSE UP menyorot para pelayat yang berbisik-bisik dan menatap aneh ke arah Nia.

Quote:

Dialog

Nia: (Bersimpuh di sisi jenazah, menyibak kain jarik)" kak ...(shock, tubuhnya terasa lemas tidak bertulang. Memperhatikan jenazah Panji yang pucat, di mulutnya, terlihat sisa-sisa busa. Juga di leher terdapat jejak jeratan tali yang menghitam)

Rafi: "Kuatkan dirimu, Nia...( Berbisik)

Nia: ( mendekat ke arah Lis Ibu Panji, mengulurkan tangan)

Lis: ( menyambut uluran tangan, lantas memeluk Nia dan berbisik)"Lihat, apa yang kau lakukan pada anakku, apa yang kau katakan padanya? Bagaimana mungkin Panji melakukan hal ini ...? Salahku kenapa aku tidak pernah melarangnya berhubungan denganmu. Kaulah penyebab dia meninggal ...."(Terisak)

Nia: (Merasa sangat buruk, tidak mampu mengatakan apa-apa, berusaha memahan isakan, sibuk, mengahapus air mata yang bercucuran)

Para pelayat: ( Berbisik-bisik)"Itu, pacarnya si Panji, kabarnya ia telah dijodohkan dengan pria lain oleh ayahnya. Padahal selama ini panji sudah habis-habisan mencintainya, memberi apa yang dia minta. Mungkin itu penyebabnya Panji bunuh diri ...dasar wanita matre, habis manis sepah di buang ..."

Sound Effek: Suara Bisik-bisik

Cut to.

SCENE 5: INT Kamar Nia ( malam)

Cast: Nia

CAMERA: LONG SHOT Menyoroti seluruh isi kamar yang bercahaya redup. CLOSE UP menyorot Nia yang menangis di pembaringan, wajahnya sembab, rambut acak-acakan.
Nia tidak percaya, kenapa panji yang selama ini terlihat begitu dewasa dan bijak, akan melakukan hal yang buruk seperti itu. Kenapa Panji tega meninggalkannya seperti ini, Bukankah kemaren mereka telah sepakat untuk saling berpisah baik-baik. Lalu kenapa Panji nekat melakukan semua ini?

Hati Nia benar-benar hancur.

Sound Effeck: Musik Sedih

Cut to.

SCENE 6: INT Ruang keluarga rumah Nia (malam)

Cast: Imran (Ayah Nia) Vera(Ibu Nia) Nia.

CAMERA: LONG SHOT Mengarah keseluruh ruangan yang bercahaya terang. CLOSE UP menyorot Imran yang duduk di sofa, matanya tidak lepas dari layar televisi yang tidak memyala. CLOSE UP menyorot wajah cemas Vera, yang tidak lepas menatap wajah suaminya.

Quote:

Dialog

Vera: " Pak, harusnya kau tidak menemui Panji kemarin, kau harusnya tidak melakukan itu...."( Gugup)

Imran:" Aku sudah melakukan hal yang benar, Bu!"( Volume suara lumayan yang keras)

Vera: " Tapi coba lihat apa yang terjadi, sekarang, semua orang akan menyalahkan Nia, atas semuanya ... Dia mungkin juga sangat trauma, dari tadi Nia tidak mau buka pintu kamar."

Imran: "Memangnya, apa yang sudah kulakukan? Aku hanya meminta dia menjauhi putriku, aku tidak minta dia mengakhiri hidupnya. Aku selama ini memang menganggapnya lelaki tidak baik, tapi penilaianku ternyata salah, dia jauh lebih buruk. Seorang lelaki mengakhiri hidupnya karena cinta? Sungguh tidak masuk akal! Rendah sekali prinsip lelaki itu, benar-benar tidak punya iman. Untunglah Nia tidak ditakdirkan bersama lelaki itu, kalau tidak entah apa yang terjadi dengan masa depan anakku!
Apa lelaki itu mau membuktikan padaku betapa ia mencintai putriku? Sedikit pun aku tidak bersimpati! Ya, mungkin sekarang ia sudah menikmati pembuktian cintanya itu di neraka, serta balasan dosa-dosanya yang lain!" (Geram)

Nia: ( Berdiri pintu ruang keluarga, menangis menyaksikan adu argumen ke dua orang tuanya, tidak menyangka ternyata ayahnya lah yang membuat Panji ngotot ingin berpisah, tapi ia tidak mengerti kenapa lelaki yang begitu dicintainya itu nekat mengakhiri hidupnya. Menyisakan luka dan trauma tiada akhir untuk Nia)

FADE OUT

CREDIT TITLE

Diubah oleh ejawahyuni90 23-11-2019 06:11