Sepak terjang Bu Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan sudah tidak bisa dipandang sebelah mata lagi, ketegasan beliau terhadap para pencuri ikan sangatlah disegani hingga mancanegara sana gan, bayangkan mencuri ikan di perairan Indonesia hampir dipastikan kapal anda akan ditenggelamkan.
ngeri bukan
Tapi bagaimana sih sebenarnya peran perempuan dalam dunia ke maritiman di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya.
Menarik nih buat diulas.
Sejarah maritim dunia dipenuhi dengan cerita-cerita tentang kapal layar besar, mengarungi samudera besar dunia, dijalankan oleh para pelaut yang angkuh, tangguh, dan maskulin. Mungkin cerita berlayar abad ke-19 adalah dunia yang didominasi pria dan terdefinisi, namun wanita pasti menjadi bagian dari sejarah yang kaya ini.
Istilah 'perempuan maritim' mengacu pada kelompok perempuan yang sangat beragam. Pelaut wanita adalah satu kategori besar, yang lain adalah istri pelaut.
Karena berbagai alasan, wanita selama berabad-abad telah melangkah keluar dari status quo mereka, di luar definisi masyarakat tentang apa yang cocok untuk wanita. Alasan-alasan ini termasuk menanggapi keadaan darurat yang mengerikan ketika berada di laut, tugas masa perang patriotik, kebutuhan ekonomi, kesempatan untuk kehidupan yang lebih baik, mencari petualangan, pengabdian, dan cinta.
Karier di laut tertutup bagi wanita selama era kapal layar. Seorang wanita mungkin menyamar sebagai pria dan menggunakan nama fiktif; tetapi jika dia ditemukan, kariernya akan berakhir. Satu-satunya cara bagi sebagian besar wanita untuk mengambil bagian dalam menjalankan kapal dagang sebelum 1900, ketika kapal layar memerintah tertinggi, adalah melalui pernikahan atau dengan menjadi putri kapten.
Wanita dan Lautan adalah dua elemen yang sepertinya tidak bisa saling dipisahkan namun sangat bertentangan dengan kausa maskulinitas.
Berikut mitos mitos dan fakta yang berkembang soal wanita dan laut:
1. Wanita Pembawa Sial di Lautan
Spoiler for Mitos:
Sebuah takhayul bahari kuno menyatakan bahwa wanita di atas kapal atau kapal adalah nasib buruk. Perempuan secara historis dilarang berlayar di kapal militer atau kapal dagang karena kapten percaya bahwa kehadiran mereka akan membuat marah para dewa laut, yang akan menyebabkan gelombang kasar dan cuaca yang keras. Penjelasan alternatif mungkin bahwa membawa seorang wanita dalam perjalanan laut yang panjang bisa sangat, katakanlah, "mengganggu" bagi semua awak laki-laki - dan mungkin menyebabkan masalah bagi wanita itu juga. Kru yang terganggu atau cemburu adalah kru yang tidak aman. Kadang-kadang wanita bahkan menyamar sebagai pria untuk bekerja di kapal.
Penulis Suzanne Starks menulis tentang sebuah insiden di Abad Pertengahan di mana seorang kru menentang takhayul ini dan pergi ke laut dengan beberapa penumpang wanita di dalamnya. Kapal menabrak badai yang mengerikan, dan para kru, ingat bahwa perempuan adalah nasib buruk, mulai membuang semua penumpang perempuan ke laut. Lebih dari 60 wanita tenggelam dalam upaya pria untuk menenangkan para dewa laut. Semuanya sia-sia, karena mayoritas kru tewas pula [sumber: PortCities Southampton].
Inilah kontradiksi yang menarik (dan entah bagaimana tidak mengejutkan) - meskipun pelaut percaya bahwa seorang wanita di atas kapal akan membuat marah para dewa laut, mereka juga percaya bahwa seorang wanita bertelanjang dada bisa menenangkan laut. Seorang wanita bertelanjang dada akan "mempermalukan" alam untuk menekan amarahnya. Dan, anehnya, meskipun mereka diyakini sebagai nasib buruk di atas kapal, wanita juga dianggap sebagai navigator yang sangat baik. Inilah sebabnya mengapa Anda masih melihat wanita telanjang kepala dengan mata terbuka lebar di haluan kapal dan kapal.
Larangan wanita berpakaian lengkap di atas kapal, untungnya, telah memudar seiring waktu. Saat ini, wanita disambut di atas kapal, dan banyak yang menggunakan keterampilan navigasi mereka yang sangat baik untuk digunakan dengan menaiki kapal dan kapal mereka sendiri.
2. Wanita Penguasa Lautan
Spoiler for mitos:
sumber: wikipedia
Kanjeng Ratu Kiduladalah tokoh legenda yang sangat populer di kalangan masyarakat Pulau Jawa dan Bali. Ia memiliki kuasa atas ombak keras Samudra Hindia dari istananya yang terletak di jantung samudra.
Keraton Surakarta menyebutnya sebagai Kanjeng Ratu Ayu Kencono Sari. Ia dipercaya mampu untuk berubah wujud beberapa kali dalam sehari. Sultan Hamengkubuwono IX menggambarkan pengalaman pertemuan spiritualnya dengan sang Ratu; ia dapat berubah wujud dan penampilan, sebagai seorang wanita muda biasanya pada saat bulan purnama, dan sebagai wanita tua di waktu yang lain.
Dalam keyakinan orang Jawa, Kanjeng Ratu Kidul memiliki pembantu setia bernama Nyai atau Nyi Rara Kidul. Nyi Rara Kidul menyukai warna hijau dan dipercaya suka mengambil orang-orang yang mengenakan pakaian hijau yang berada di pantai wilayahnya untuk dijadikan pelayan atau pasukannya. Karena itu, pengunjung pantai wisata di selatan Pulau Jawa, baik di Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Cilacap, pantai-pantai di selatan Yogyakarta, hingga Semenanjung Purwa di ujung timur, selalu diingatkan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau.
di luar negeri pun dikenal mitos wanita penguasa lautan, ia adalah Sireen atau Sirene
Spoiler for bb17+:
Dalam mitologi Yunani, Sirene adalah makhluk berbahaya, yang memikat para pelaut terdekat dengan musik mempesona mereka dan menyanyikan suara-suara untuk kapal karam di pantai berbatu di pulau mereka. Sirene dipercaya untuk menggabungkan wanita dan burung dalam berbagai cara. Dalam seni Yunani awal, Sirene diwakili sebagai burung dengan kepala wanita besar, bulu burung dan kaki bersisik. Kemudian, mereka diwakili sebagai sosok perempuan dengan kaki burung, dengan atau tanpa sayap, memainkan berbagai alat musik, terutama kecapi dan kecapi. Dalam buku catatannya, Leonardo da Vinci menulis tentang Siren, "Siren itu bernyanyi dengan sangat manis sehingga dia menidurkan para pelaut untuk tidur; kemudian dia naik ke atas kapal dan membunuh para pelaut yang sedang tidur."
3. Wanita tangguh di Lautan: Pahlawan dan Perompak
Spoiler for Fakta:
Malahayati adalah pejuang wanita dari Kesultanan Aceh yang mempunyai nama asli Keumalahayati. Reputasi Malahayati sebagai penjaga Selat Malaka kala itu sangat disegani oleh kaum Kolonial.
Malahayati juga berinisiatif untuk mengorganisir para janda yang ditinggal mati suami akibat perang untuk melawan penjajah dengan membentuk Laskar Inong Balee. walnya, pasukan Inong Balee hanya beranggotakan 1.000 orang. Namun kemudian kekuatannya bertambah menjadi 2.000 tentara wanita.
Maka, terjadilah pertempuran di tengah laut. Armada Belanda rupanya kewalahan menangkal ketangguhan pasukan Malahayati yang jumlahnya ribuan, termasuk barisan janda berani mati. Hingga akhirnya, Laksamana Malahayati berhasil mencapai kapal Cornelis de Houtman, dan saling berhadapan.
Malahayati menggenggam erat sepucuk rencong di tangannya, sementara si kapten Belanda bersenjatakan pedang. Duel satu lawan satu pun terjadi antara dua manusia yang berbeda jenis kelamin itu. Pada satu kesempatan di tengah pertarungan, Malahayati berhasil menikam Cornelis hingga tewas.
Selain pahlawan, terdapat pula wanita yang menjadi Perompak atau bajak laut
Spoiler for Ching Shih:
Ching Shih adalah pemimpin bajak laut Tiongkok yang meneror Laut Cina selama periode Kaisar Jiaqing dari dinasti Qing pada awal abad ke-19. Dia memerintahkan lebih dari 300 jung (kapal layar tradisional Tiongkok). Dia terlibat konflik dengan negara-negara besar, seperti Kerajaan Inggris, Kerajaan Portugis, dan dinasti Qing.
Armada di bawah komandonya menetapkan hegemoni atas banyak desa pesisir, dalam beberapa kasus bahkan mengenakan pungutan dan pajak atas pemukiman. Menurut Robert Antony, Ching Shih "merampok kota, pasar, dan desa, dari Makau ke Kanton." Di satu desa pantai, desa Sanshan, mereka memenggal 80 pria dan menculik wanita dan anak-anak mereka dan menahan mereka untuk tebusan sampai mereka dijual dalam perbudakan.
Karakter yang berdasarkan Ching Shih muncul dalam film 2007 Pirates of the Caribbean: At World's End. Dimainkan oleh Takayo Fischer, Mistress Ching digambarkan sebagai salah satu dari 9 Bajak Laut Lords of Brethren Courtdan pemimpin yang kuat dari konfederasi bajak laut Cina.
Keren bukan hubungan antara wanita dan samudra, keduanya sebenarnya tidak bisa dipisahkan. Semoga Indonesia mampu melahirkan Generasi seperti Bu Susi lainnya untuk menjaga lautan.
Spoiler for Sumber:
Sumber: wikipedia dan pemikiran pribadi
Diubah oleh ahlifosil 31-10-2019 12:43
tien212700 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
445
Kutip
4
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru