Para pelancong dan penggemar wisata alam liar tentu sudah tak asing dengan Taman Nasional Komodo yang masuk wilayah Indonesia Bagian Timur ini. Sebuah tempat wisata di mana bisa mewujudkan impian para pengunjungnya untuk menyaksikan langsung kehidupan asli reptil purba dan langka di dunia, komodo.


Kabar penutupan wisata alam Pulau Komodo yang menyebar di masyarakat mau tak mau menuai pro dan kontra. Relokasi yang melibatkan sekitar dua ribu warga yang bermukim di pulau tersebut dirasa tak manusiawi karena tak mempertimbangkan nasib dan mata pencaharian mereka. Jika pulau tersebut ditutup, kemana mereka akan pergi?



pict

Sebenarnya, tujuan dari wacana penutupan selama setahun ini tak lain adalah untuk melakukan pengembangan kawasan konservasi dan obyek wisata eksklusif. Seperti yang kita tahu, komodo menjadi warisan yang sangat berharga di Indonesia mengingat habitatnya sangat langka dan hampir punah. Menjadi satu-satunya kawasan tempat reptil purba tersebut hidup, membuat Taman Nasional Komodo masuk dalam jajaran tujuh keajaiban dunia.


Melihat kenyataan tersebut, wajar jika selanjutnya obyek wisata alam liar ini menjadi tujuan dari banyak pelancong mancanegara. Masuk dalam skala internasional, pemerintah menginginkan agar Pulau Komodo menjadi wisata premium ala Indonesia, agar tak terkesan murah seperti obyek wisata yang lain. Atas dasar inilah, akhirnya penutupan pun dibatalkan. Sebagai gantinya, pemerintah setempat menjadikan tempat habitat asli hewan langka tersebut sebagai wisata eksklusif dengan mematok tiket masuk sebesar 14 juta Rupiah.



pict


Cukup mahal memang. Pengunjung yang datang pun tak sembarang orang. Mereka dibatasi dengan memberi kartu keanggotaan tahunan yang bersifat premium.


Harga tiket tersebut dianggap sepadan mengingat bahwa obyek wisata yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur ini benar-benar menawarkan sesuatu yang eksklusif. Selain dari komodo itu sendiri, para pengunjung juga disuguhkan dengan panorama pulau dan pantai yang indah. Lokasi yang masih begitu alami dan liar menjadikannya lebih berkualitas.


Demi menjaga hewan tersebut dari perburuan liar dan dari kepunahan, keputusan menjadikan Taman Nasional tersebut sebagai obyek wisata eksklusif dirasa sudah cukup tepat. Betapapun barang yang bernilai harus dijaga sungguh-sungguh agar tak kehilangan nilainya.



Tulisan TS dan referensi, referensi