stars555Avatar border
TS
stars555
Kesurupan Di Tengah Perjalanan Menuju Puncak


Quote:


"Gunung ini punya sejuta keindahan yang pasti membuat kalian terpesona" Kata Bono di tengah perjalanan kami
"Hmm.. Baguslah" Sahut Intan. sementara yang lain sibuk dengan handphone masing-masing

Kami disini terdiri dari 6 orang. Saya, Intan, Ayu, Putri, Zainal, dan Bono. Cewek-cewek berempat disini adalah teman satu kos, sementara Zainal dan Bono adalah pacar dari Putri dan Ayu. Rombongan ini sepakat akan berlibur ke puncak HD di salah satu gunung tertinggi di pulau Jawa ini.

"Kita istirahat disini, sholat terus makan yang banyak biar kuat di perjalanan nanti" Perintah Bono setelah rombongan sampai di warung dekat pintu gerbang jalur pendakian.
"Ok.. nanti kita berangkat jam berapa?" Tanya Zainal
"Jam 8. Masih ada waktu cukup cukup istirahat" Ucap Bono pada kami yang nampak kelelahan setelah perjalanan kurang lebih 2 jam dari kota kami.

Quote:


Jam 19.50 WIB
Bono sudah meminta kami untuk bersiap-siap memulai pendakian. Bono juga sudah registrasi di pos pendakian agar nama-nama rombongan terdata jika (naudzubillah) terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.

Tibalah saatnya memulai perjalanan malam kami


ilustrasi gambar dari blogspot.com


"Jaga jarak untuk selalu berdekatan agar tidak ketinggalan rombongan, jaga sikap dan perkataan selama di perjalanan ya" Ucap Bono menasehati kami

Bono memang cowok baik yang mengayomi, beruntung sekali Ayu memiliki pacar seperti dia. Dia jua lah yang punya ide mengajak kami liburan kesini karena sudah pernah beberapa kali mendaki dan meilhat keindahannya.

Alhamdulillah hingga tiba di pos 1 yang jalurnya masih bisa dikatakan landai ini tidak ada hal mistis seperti yang saya kuatirkan. Deretan pohon pinus dan pohon cemara tidak seseram yang dipikirkan. Ah, mungkin saya saja yang terlalu penakut.

"Kita istirahat disini sebentar saja, karena jalur ke pos 2 juga masih belum berat" Ucap Bono menerangkan
"Bon.. saya kebelet pipis nih gimana dong" Tanya Putri
"Kamu sih kebanyakan minum es tadi put, gini nih jadinya" Gerutu Intan dengan logat betawinya yang khas.

"Zainal.. antar Putri ke samping pohon itu, buang air disana. Tapi jangan lupa minta ijin dulu kuatir ada makhluk tak kasat mata didekat situ" Perintah Bono sambil menunjuk kearah pohon cemara yang tidak terlalu tinggi

Sekitar 15 menit Putri buang air kecil diantar Zainal. Waktu yang cukup lama untuk sekedar buang air kecil. Jarak kami dengan mereka hanya lima meteran saja cuma tidak enak jika harus mengarahkan cahaya senter untuk mengetahui keadaan mereka.

"Duhh lama banget cuma pipis aja" Gerutu Intan pada Putri dan Zainal sekembalinya mereka bergabung dengan rombongan
"Masih ribet yang buka celana nih.. maaf" Jawab Putri
"Sudahlah gak usah diributkan.. Ayo kita lanjutkan perjalanan" Ucap Bono sambil membetulkan posisi tas ranselnya

"Aaaaaaaaaa....."
Teriak Putri tiba-tiba dalam perjalanan kami menuju pos 2. Wajahnya memerah, matanya melotot.

"Astaghfirullah Putri.. Kamu kenapa Put" Tanya Intan sambil memegang lengan kanan Putri
"Kamu jahat!!" Ucap Putri sambil menunjuk kearah Zainal.

Bono yang menyadari kalau Putri kesurupan langsung mengambil segenggam garam dari tasnya dan membacakan doa-doa. sejurus kemudian dia sapukan garam tadi ke wajah Putri.

Putri tidak sadarkan diri beberapa menit.
Setelah siuman saya memberinya minum agar dia tenang.

"Makanya kalau jalan jangan melamun, apalagi kalau kondisi kayak sekarang" Ucap Ayu
"Memangnya saya kenapa? apa yang terjadi? kenapa kita berhenti disini?" Tanya Putri bertubi-tubi
"Tidak ada apa-apa Put.. Setelah ini teman-teman saling ngobrol ya biar pikiran kita tidak kosong" Ucap Bono seketika sebelum ada yang menjelaskan apa yang terjadi  sebenarnya pada Putri

Dalam perjalanan menuju pos 2 terhitung tiga kali Putri kesurupan dan tiga kali pula Bono yang menyembuhkan. Puncaknya adalah kesurupan yang keempat kalinya, Putri menendang-nendang dan meronta seolah ingin lari dari peganganku dan teman-teman cewek lainnya.

"Astaghfirullahalladzim"
Tak henti-hentinya kami beristighfar dan membaca doa-doa namun kali ini Putri tak kunjung sadar

"Kamu!! Kenapa kamu melakukannya disini? Kalian mengotori wilayah ini" Bentak Putri sambil memandang Zainal dengan ekspresi marah

Bono yang menyadari ada hal yang tidak beres disini kemudian menginterogasi Zainal. Yang pada akhirnya Zainal mengaku sedari di warung peristirahatan dia dan Putri sesekali curi-curi kesempatan untuk bermesraan. Dan yang paling fatal mereka melakukannya saat Putri minta diantar buang air kecil di Pos 1.

"Dasar bejat kalian, tidak tahu tempat! Pantas saja tadi kalian lama banget pipisnya" Bentak Ayu pada Zainal
Saya pun terpancing emosi juga hingga ikut membentak. "Kalian tidak tahu diri! Apa tidak bisa menahan diri barang semalam saja"

Zainal diam saja tanpa sepatah katapun. Sementara Bono masih berusaha mengembalikan kesadaran Putri.

Selang berapa lama, entah dari mana datangnya ada seorang kakek tua berpakaian layaknya pengemis dan menggunakan tongkat. Kami benar-benar kaget.

"Kalian tidak bisa melanjutkan perjalanan malam ini. Penghuni disini marah pada teman kalian" Ucap kakek tua itu tiba-tiba
"Kalau kalian memaksa melanjutkan perjalanan, ada bahaya lebih besar dari sekarang. Yang merasuki tubuh teman kalian ini masih prajuritnya saja" Lanjut si kakek menasehati kami

"Ka.. kakk.. kakek siapa?" Tanya Intan dengan nada gugup dan takut
"Saya pedagang di puncak nak.. Kakek mau kembali untuk mengambil barang dagangan lagi" Jawab kakek tersebut

Kakek berjalan mendekati Putri dan mengelus dahinya sambil membaca doa-doa. Beberapa saat Putri tersadar dengan kondisi lemah namun masih cukup mampu untuk berdiri. Dengan sigap aku, Ayu dan Intan membopongnya untuk putar balik menuju tempat peristirahatan di gerbang pendakian.

"Kenapa kita balik?" Tanya Putri dengan nada pelan
"Kondisimu lebih penting Put.. kita tidak bisa melanjutkan perjalanan" Ucapku

Ada rasa iba pada Putri, karena bagaimanapun dia teman kami. Dia korban disini, korban kecerobohan Zainal yang seharusnya melindungi malah mencari kesempatan untuk bermesraan.

Perjalanan kembali terasa lebih cepat dari perjalanan berangkat tadi. Putri langsung kami istirahatkan di salah satu warung, sementara Bono sibuk menelpon kenalannya untuk menjemput kami dengan mobil. Dia memutuskan untuk membawa kami pulang malam itu juga karena kuatir masih ada makhluk tak kasat mata yang tidak suka dengan keberadaan kami disana.

Satu hal yang menjadi misteri lagi adalah si kakek yang menasehati dan menyembuhkan Putri dari kesurupan terparahnya itu hilang entah kemana. Padahal setelah menyembuhkan Putri, dia berpamitan berangkat pulang duluan. Kami yang mengikuti dari belakangnya dengan jarak beberapa meter saja tiba-tiba kehilangan sosok si kakek, mustahil dia lewat jalan lain karena jalur pendakian hanya itu saja. Kalaupun lewat jalur lain pasti cahaya senternya tetap kelihatan. Entahlah, Wallahuaklam...

Akhir cerita...
Liburan yang seharusnya dipenuhi dengan foto-foto keindahan puncak gunung yang akan mengisi timeline sosial media malah berakhir dengan kisah misteri karena ulah teman kami.
Hmm.. Mungkin suatu saat nanti saya akan kembali kesana dengan teman-teman yang lebih bisa menjaga diri.

Quote:

4iinchAvatar border
anggitknalpotAvatar border
teguh09Avatar border
teguh09 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
2.8K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan