Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

srirahayu14Avatar border
TS
srirahayu14
Apa yang Salah dengan Olahraga?


Assalamu'alaikum Warahmatullahi

Salam Sejahtera,

Agan and Sista se-alam semestaemoticon-Peluk

Gimana kabarnya hari ini? Semoga senantiasa diberikan kesehatan, Aamiin Allahumma Aamiin.

Bosen gak ketemu aku? Apalagi aku bosen ketemu diri sendiri wk. Ngak ding hhe. Kali ini mau memberikan sedikit opini tentang Olahraga, lebih tepatnya curcol sih.

Mungkin sudah pada tahu yaa, mulai dari Sekolah Teman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas/Kejuruan, di dalam kurikulumnya ada mata pelajaran PJOK.

Apakah dengan begitu pelajar suka dengan pelajaran olahraga? Tentu tidak semua bukan. Ada yang memang hobi olahraga, ada yang hanya sekedarnya, bahkan ada juga yang membenci pelajaran olahraga.

Untuk yang hobi olahraga, mungkin memang sedari kecil anak tersebut dikenalkan dengan dunia olahraga. Untuk yang hanya sekedarnya, mungkin hanya memenuhi kewajiban di sekolah saja. Dan untuk yang membenci, mungkin mempunyai trauma di masalalunya atau mungkin kurangnya pemahaman yang ia dapatkan seputar olahraga.

Disinilah peran penting orangtua, pemerintah (kurikulum), dan pendidik guna menumbuhkan minat anak di bidang olahraga.

Orangtua harus memberikan hak dan kesempatan anak untuk menyukai olahraga, misalnya sedari kecil diajari berenang, memanah, sepak bola, dll. Jadi memang minat dan bakat anak di bidang olahraga ada sejak kecil, dan tinggal mengembangkan di dunia luar. Selain itu, orangtua juga harus memberikan dukungan penuh terkait hal ini.

Pemerintah selaku pembuat kurikulum, harus mengevaluasi terkait pelajaran olahraga ini. Karena sudah kita ketahui, bahwa pelajaran olahraga itu semacam pelajaran yang dianaktirikan. Padahal sebenarnya pelajaran yang palingnya dinantikan (khususnya pelajar SMA) karena belajarnya di luar ruangan. Pelarian untuk menghilangkan kepenatan belajar di dalam ruangan, bukan sepenuhnya disukai.

Kurangnya minat untuk menekuni olahraga, karena sebagian dari pelajar beranggapan masa depannya akan menjadi tak menentu. Berkaca dari para atlet yang kurang di apresiasi dan diperhatikan.

Belum lagi baru-baru ini, ramai isu-isu tentang polemik diantara KPAI dengan PB Djarum. KPAI yang merujuk pada PP No 109 Pasal 36 Tahun 2012 menyangkut jika perusahaan rokok mensponsori suatu kegiatan tidak boleh dipampangkan, PB Djarum dituding telah melakukan eksploitasi terhadap anak lewat ajang audisi umum Beasiswa Bulu Tangkis. Padahal PB Djarum ini yang telah melahirkan atlet-atlet bulu tangkis yang mampu bersaing, menyumbangkan segudang prestasi, dan membawa nama baik Indonesia.

Beasiswa Djarum berdiri pada 2006, PP No 109 ada pada tahun 2012. Lalu mengapa jika PB Djarum telah melakukan pelanggaran terhadap regulasi, baru diusut pada tahun 2019? Ya, karena kita semua telah lalai.

Dalam hal ini tidak ada yang bisa disalahkan. Karena Pemerintah lalai, KPAI lalai, PB Djarum lalai, dan masyarakat juga lalai.

Pemerintah melalui KPAI mengingatkan pelanggaran yang dilakukan oleh PB Djarum, hanya saja terlambat mengingatkannya rentang waktu tujuh tahun setelah PP itu dibuat. Sedangkan PB Djarum terlena, dengan tidak mengikuti aturan yang ada.

Pendidik (khususnya Guru Olahraga), memiliki peranan penting di sekolah untuk mencetak generasi terdidik di bidang olahraga.

Ketika di beberapa sekolah terjadi penurunan nilai UN. Sebagian kelompok menuduhkan semua itu terjadi karena anak terlalu fokus di ekstra kulikuler, sedangkan anak banyak menorehkan prestasi melalui ekstra kulikuler (khususnya di bidang olahraga).

Pertanyaannya, lalu apakah dengan tidak mengikuti ekstra kulikuler nilai UN akan tinggi? Tentu tidak bukan.

Yaa kalau memang minat belajar anak kurang, mau ekskul atau tidak tetap saja nilai pasti anjlok. Semua tergantung kemampuan anak dalam menyeimbangkan keduanya.

Dan mata pelajaran olahraga juga dicemburui mata pelajaran lain. Karena dianggap anak-anak lebih antusias saat pelajaran olahraga, dibanding pelajaran lain. Yaa, seperti sudah dijelaskan tadi. Antusias karena bisa menghilangkan kepenatan, ketika anak diberi beban harus bisa semua bidang, sedangkan setiap anak itu memiliki kemampuan yang berbeda.

Udah dulu aja yaaa, mohon maaf lahir dan batin.

Terima kasih, sampai jumpaemoticon-Hai
ceuhettyAvatar border
sebelahblogAvatar border
zafinsyurgaAvatar border
zafinsyurga dan 12 lainnya memberi reputasi
13
456
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan