Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Visiliya123Avatar border
TS
Visiliya123
Noda Pernikahan


Assalamualaikum... Nggak jawab, DPR (boleh jawab salam, no comment politik in here, sekedar ikut-ikut. )


#Chapter 1

Suara jarum jam yang tak hentinya berdetak kini memenuhi sebuah ruangan yang tak terlalu besar, bercat putih. Malam semakin sunyi tatkala kedua jarum jam menunjuk tepat pada angka dua belas.

Seorang pria dengan kaca mata baca yang bertengger di hidungnya, terlihat begitu serius menatap kumpulan kertas dengan coretan tinta hitam di tangannya. Sesekali tangannya tergerak, membolak-balik tumpukan kertas itu.

Pria itu menghela napas, matanya terasa sangat berat. Namun, ia tak membiarkannya terpejam, walau hanya untuk sesaat.

Pria itu membenarkan letak kaca mata, matanya menatap serius daftar nama peserta asuransi di kertas itu. Sesekali tangannya tergerak, mencoret beberapa nama yang telah berhenti menggunakan jasa asuransi di perusahaan tempat ia bekerja, entah karena meninggal atau yang memilih berhenti akibat faktor ekonomi.

Decitan pintu terdengar, seorang wanita berambut coklat bergelombang, dengan baju tidur berwarna biru yang melekat di tubuhnya melangkah masuk. Seulas senyum terpatri indah di wajah tirus wanita itu. Dia melangkah, duduk di samping pria yang masih sibuk dengan kertas kesayangannya itu.

"Mas," panggilnya lembut sambil menyandarkan kepala di pundak pria itu.

"Hmm."

"Mas Heri," panggilnya lagi dengan suara yang sedikit lebih keras. Heri menghela napas, tangannya berhenti membalik halaman kertas itu, melepas kaca mata dan meletakkannya di meja beserta kertas di tangannya.

Tangan besarnya terulur, membelai lembut rambut wanita yang tengah bersandar di bahunya. "Ada apa, hmm? " tanyanya.

"Nggak papa."

"Alina." Wanita itu hanya menggelengkan kepala, membuat Heri kembali menghela napas.

"Aku mengantuk, " ucap Alina, menegakkan kembali tubuhnya. Heri menatap sang istri dengan senyuman, kepalanya mendekat, mengecup lama puncak kepala Alina.

"Maaf, " ucap Heri yang membuat wanita di depannya mengernyit bingung.

"Kenapa, apa Mas membuat kesalahan? " Heri hanya diam seribu bahasa.

"Jika Mas tidak membuat kesalahan, mengapa minta maaf? "

"Tidak papa, aku hanya ingin melakukannya." Alina hanya mengangguk mengerti yang membuat Heri bernapas lega karena istrinya tidak bertanya macam-macam padanya.

"Ayo tidur! Besok kita harus bangun pagi untuk bersiap-siap! " ujar Heri.

"Memang mas Heri mau kemana?"

"Bukan aku, tapi kita."

"Kita? " Heri hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Tapi mau kemana?"

"Besok saja aku jelasin, sekarang aku ngantuk, mau tidur."

"Tapi, Mas-" Belum sempat Alina menyelesaikan ucapannya, Heri sudah melangkah pergi. Alina tersenyum memandang pintu, membayangkan kejutan apa yang akan diberikan suaminya itu. Detik berikutnya wanita itu berdiri, melangkah menyusul Heri.

***----

Malam berganti pagi, sinar mentari menyorot masuk ketika seorang wanita menyikap korden yang nenutupi jendela kamarnya. Seorang pria yang masih betah di atas kasur kini menggeliat, matanya mengerjap tatkala sinar mentari menusuk matanya yang terpejam.

"Mas, Heri. Bangun!" ucap Alina sambil mengguncang tubuh suaminya itu.

"Mas."

"Hmm." Heri hanya bergumam, mencari posisi tidur yan wenak.

"Mas, bangun. Katanya mau pergi, atau nggak-"

"Tunggu!" sela Heri dengan cepat, pria itu turun dari ranjang, berjalan menuju kamar mandi. Alina hanya menggeleng melihat kelakuan suaminya itu.

Alina tengah duduk di sofa ruang tamu, menunggu Heri yang pamitnya mandi. Namun, sampai sekarang pria itu belum menampakkan batang hidungnya.

Alina berdecak sebal, terhitung sudah hampir tiga puluh menit ia menunggu, tetapi yang ditunggu tak kunjung datang. Apakah mandi dan bersiap membutuhkan waktu selama itu? Bahkan dia hanya butuh waktu dua puluh menit untuk itu.

Lelah dengan semuanya, wanita berbaju putih dengan rambut coklatnya yang bergelombang itu memilih melihat apa yang dilakukan suami tercintanya.

Dengan langkah pelan Alina melangkah, menaiki anak tangga satu persatu. Langkahnya terhenti, tepat ketika kakinya di depan pintu kamarnya.

Samar-samar ia mendengar suara Heri yang tengah berbicara, tangannya memegang handle pintu, dibukanya pintu itu perlahan. Di dekat jendela, seorang pria tengah berdiri memunggunginya, dengan salah satu tangannya berada di telinga menggengam benda pipih. Kakinya hendak melangkah masuk. Namun, kembali terhenti tatkala ia mendengar suara Heri.

"Jangan lakukan apapun! Mas yang akan menyelesaikan semuanya sendiri. "

"---"

"Mas akan memberitahu Alina, tapi tidak untuk saat ini."

"---"

"Tidak perlu. Hari ini Mas akan membawa Alina ke luar kota."
Alina mengernyit bingung mendengarnya, berbagai pertanyaan kini timbul dalam benaknya. Apa yang disembunyikan Heri darinya dan siapa orang yang menelphone itu? Apa yang dipikirkan selama ini benar? Atau ....

Heri mematikan ponselnya, memasukkannya ke dalam saku. Pria itu berbalik, tubuhnya menegang, nafasnya seakan berhenti ketika melihat istrinya tengah berdiri di pintu dengan pandangan lurus ke arahnya.

"Mas Heri, " panggil Alina tanpa senyuman yang menghiasi wajahnya seperti biasa.

"Alina aku-"

"Aku sudah tau, " sela Alina cepat sebelum Heri selesai bicara. Heri kembali menegang, tak dipungkiri jika dirinya kini tengah khawatir. Pria itu takut, bagaimana jika rencana yang ia susun jauh-jauh hari, akan mengalami kegagalan, bahkan sebelum ia memulainya.

Alina tersenyum tipis, tentu saja hal ini membuat Heri mengernyit bingung.

"Kenapa, Mas? Rencanamu gagal ya? " Lagi-lagi ucapan Alina membuatnya panas dingin, pria itu mengunci mulutnya rapat-rapat, keringat dingin kini membanjiri tubuhnya.

"Ka-kamu ...."

"Ya, aku tau. Aku tau semuanya. "

"Alina, aku ... semua ini .... Aku minta maaf, " ucapnya pelan. Alina berjalan mendekat, wanita itu sudah berdiri tepat di depan Heri yang hanya diam memandangnya.

"Mengapa, Mas?"

"Mengapa kau tidak memberitahuku?" tanya wanita itu sedikit mendongak, karena tinggi tubuhnya yang hanya sebatas dada Heri.

"Maaf, aku-"

"Terima kasih, Mas," potong wanita itu cepat sambil memeluk suaminya. Heri terkejut, ia pikir Alina marah kepadanya. Namun, apa yang ia lihat ini, Alina malah memeluk dirinya.

"Terima kasih, aku menyukai kejutannya," ucapnya dengan mata berbinar bahagia. Namun, hal itu membuat Heri bingung.

"Kejutan? "

Alina melepaskan pelukannya, ia mengangguk dengan semangat, masih dengan senyum yang terukir di wajahnya. "Terima kasih, karena Mas bersedia meluangkan waktu untukku dan mengajakku ke luar kota. "

Bagai di tampar tanpa disentuh, Heri menyadari sesuatu. Selama ini dia hanya sibuk bekerja dan .... Ah, tidak perlu dijelaskan, sampai dia lupa bahwa ada wanita yang menunggu dan membutuhkannya. Heri mengulas senyuman, membelai lembut rambut sang istri.

"Maaf, karena sibuk bekerja aku-"

"Aku mengerti, tapi.... "

"Kenapa? "

"Kenapa kamu tidak memberitahuku, kalau kamu akan mengajakku ke luar kota. Jika kamu memberitahuku, aku akan mempersiapkan semua keperluan kita di sana nanti." Alina mengerucutkan bibirnya, karena kesal. Heri yang melihat itu tersenyum geli, ia menarik bibir Alina yang membuat istrinya itu bertambah kesal.

"Mas, Heri. Sakit. "

"Abisnya kamu lucu."

"Aku marah, lho."

"Iya, aku tau. Aku akan membatalkan semuanya," ucap Heri melangkah pergi. Langkahnya terhenti ketika pergelangan tangannya ditarik seseorang, pria itu tersenyum tipis sebelum membalik badannya.

"Kenapa? "

"Jangan dibatalin? "

"Kenapa nggak boleh, kamu 'kan sedang marah," goda Heri.

"Aku nggak marah, pokoknya nggak boleh dibatalin! Aku tunggu di bawah! " ujarnya kemudiam melangkah pergi. Heri yang melihat kelakuan istrinya itu hanya tersenyum, terkadang ia merasa bahwa wanita itu lebih pantas menjadi adiknya daripada istrinya.


*Salam dari yang ada, tapi tak terlihat*
---Dedek Ipi---

Enaknya lanjut kagak ya? 🤔

Jangan lupa vote and comment
Diubah oleh Visiliya123 25-09-2019 08:59
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
596
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan