Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

indahmamiAvatar border
TS
indahmami
Habibi dan Jilbab Putih Gading Ainun, Cinta Sejati itu Nyata
Biografi dan Perjalanan Hidup BJ. Habibie









Sumber: Facebook








Innalillahi wa inna ilaihi rojiun .... Sebelumnya Ts turut berduka cita yang sedalam-dalamnya untuk Presiden Republik Indonesia yang ke-3, yaitu Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie atau lebih dikenal dengan BJ. Habibie. Meninggal pada hari rabu, 11 September 2019 di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.





Quote:





Sama halnya dengan kisah Habibie dan Ainun, cinta mereka sungguh luar biasa. Kalian bisa menyebutnya cinta sejati, karena pada kenyataannya cinta sejati itu nyata, kawan. Anggaplah bucin alias budak cinta, tapi menjadi budak cinta tak selalu menggelitik dan membuat jijik. Bahkan kisah cinta dua sejoli sehidup semati ini begitu menginspirasi.




Bagaimana tidak? Seorang habibie rela mendedikasikan seluruh sisa hidupnya untuk mencintai sang istri, yaitu Hasri Ainun Habibie atau lebih dikenal dengan Ainun. Begitu kerinduan menggelora menyesakan dada, maka jalan satu-satunya hanya dengan berdo'a dan menjenguk sang istri di peristirahatan terakhir.


Namun, kini mereka bahagia bersama di alam surga. Mereka bertemu kembali setelah sekian lama berpisah. Habibie dan Ainun, kisah cinta sejati yang begitu nyata. Kisah cinta mereka abadi tak lekang oleh waktu.


Pertemuan pertama kali Habibie dan Ainun dimulai sejak remaja, ketika keduanya masih duduk di bangku Sekolah Menegah Pertama. Habibie belajar pada ayahnya Ainun, yaitu Mohammad Besari. Mempelajari banyak hal, tapi saat itu cinta belum bersemi. Bunga-bunga masih dalam bentuk bibit.


Ketika beranjak dewasa, saat keduanya bersekolah di SMA Kristen Dago Bandung, Jawa Barat. Barulah saling memperhatikan satu sama lain, Habibie menyadari bahwa Ainun sosok perempuan yang cantik dan mengagumkan. Ketika berkunjung ke rumah Ainun, Habibie berseloroh bahwa 'gula jawa' telah berubah menjadi 'gula pasir'. Sebuah kata majas mengibaratkan sosok Ainun di matanya.



Tentu tidak bisa dipungkiri lagi jika Ainun sosok perempuan yang cantik dan populer dikalangan laki-laki. Siapa yang tak akan terpincut dengan sosok Ainun? Siapa sangka jika gayung ternyata bersambut. Perasaan Habibie dibalas dengan jutaan cinta oleh Ainun. Hingga pada 12 Mei 1962, Habibie resmi menikah dengan Ainun dan memiliki dua orang putra, Ilham Akbar dan Thareq Kemal.




Sumber: facebook




Kehidupan rumah tangga tentu tak jauh dari gejolak dan prahara, entah siapapun. Habibie dan Ainun saling menguatkan, mendukung, mengisi, dan mensuport satu sama lain. Susah senang dijalani bersama. Dimulai dari Habibie menjalani studi di Jerman hingga mengemban tugas sebagai Presiden Republik Indonesia yang ke-3.



Habibie sempat mengenang saat Ainun marah padanya. Semarah apapun Ainun, Habibie mengerti bahwa itu bentuk perhatian dan cinta darinya. Moment yang selalu ia rindukan pada sosok Ainun.



Quote:




Meski demikian, selama mengarungi bahtera rumah tangga. Habibie berusaha menjadi imam, suami, dan ayah yang baik untuk keluarga kecilnya.


Quote:




Bunga selalu terhias begitu indah di taman, dirawat dengan baik agar tak layu apalagi mati. Tetap saja, setiap kehidupan memiliki masa yang tak akan pernah tau kapan akan datang dan pergi. Seperti Ainun, bagai ribuan panah menghujami segala raga. Kematian Ainun menjadi kegelapan bagi Habibie. Gadis yang ia cintai dan menemani sepanjang waktu, harus rela pergi ke tempat yang jauh lebih indah.



Pada tanggal 24 Maret 2010 Ainun didiagnosis mengidap kanker ovarium, Habibie dengan setia mendampingi sang istri menjalani perawatan intensif di Muchen, Jerman.


Namun, takdir tetaplah takdir yang tak bisa diubah. Sama halnya dengan kelahiran, kematian pun tak akan pernah ada yang tau kapan akan datang menjemput. Sudah sembilan kali operasi dan empat kali operasi utama masih tak mampu menyembuhkan Ainun. Hampir dua bulan berselang, pada tanggal 22 Mei 2010, Ainun meninggal dunia dan pergi ke tempat peristirahatan paling indah.


Ainun di pulangkan ke tanah air pada tanggal 24 Mei 2010, keesokan harinya Ainun dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.




Sepeninggal Ainun, Habibie kehilangan cahaya dalam hidupnya. Kegelapan menyelimuti jiwa dan raga. Raga hidup, tapi jiwa ikut mati bersama sang istri. Kehilangan membuat jiwanya meronta hingga bersikap seperti anak-anak. Menjerit, berteriak, dan menangis seperti kehilangan mainan, ketika tak mampu menemukan Ainun. Bahkan sampai berjalanpun tanpa mengenakan sepatu dan hanya menggunakan pakaian tidur saja.




Kala itu, dokter menyarankan agar Habibi rutin menulis sebuah catatan pribadi tentang hidupnya. Dari deadline yang ditentukan selama tiga bulan, Habibie mampu menyelesaikan dengan cepat, dua bulan saja.




Kondisi Habibie pun mulai membaik, perlahan dia ikhlas melepas kepergian Ainun. Hari-hari pun ia habiskan beragam kegiatan, entah pergi kunjungan ke luar kota, menerima tamu, atau mengisi sebuah acara. Hal yang paling tak pernah ia tinggalkan adalah mengunjungi makam sang istri.




Ada satu peninggalan yang selalu Habibie rawat dan simpan, yaitu jilbab putih gading milik Ainun. Kemanapun ia pergi, terkadang selalu Habibie kenakan. Bahkan ia menyimpan peninggalan berharga sang istri di bawah bantal tidurnya. Jilbab putih gading dikenakan oleh Ainun pada saat meninggal dan menjadi penutup wajah cantiknya.



Setiap seminggu sekali Habibie selalu datang menjenguk dan berdo'a di tempat peristirahatan sang istri. Selalu membawa bunga yang baru untuk menggantikan bunga lama di makam sang istri.



Namun, kini Habibie tak lagi bisa datang menjenguk dan berdo'a di pusaran sang istri. Habinie telah pergi untuk menemui Ainun secara langsung di alam sana. Habibie meninggal dunia pada tanggal 11 September 2019 di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Bak Romeo dan Juliet, Habibie dan Ainun tak akan lagi terpisahkan.


Mereka telah bertemu dan bahagia di alam sana. Perpisahan dan kematian bukanlah akhir dari segalanya, tapi awal dari kehidupan yang jauh lebih kekal dan abadi. Selamat jalan untuk B.J Habibie dan Ainun, semoga kalian bahagia selamanya. Meski raga tak pernah ada dan menginjakan tanah, tapi jiwa kalian masih hidup abadi di dalam hati.




Kami begitu mencintaimu, sebagai rakyat, anak, sahabat, dan cucu. Jasamu untuk kami amatlah besar, selain kisah cintamu yang begitu melegenda. Engkau pun berjuang untuk kami mendapatkan hak demokrasi yang adil dan bebas sebagai Presiden Republik Indonesia. Terima kasih, sekali lagi terima kasih untuk segala jasa-jasamu. Kami begitu amat mencintaimu, BJ. Habibie.




Selamat jalan BJ. Habibie, tenanglah dalam kedamaian peristirahatan abadimu.


emoticon-Turut Berdukaemoticon-Turut Berduka







emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan
emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star



Sumber artikel: di sini, di sini, di sini



Belajar Bersama Bisa
Diubah oleh indahmami 10-07-2020 02:14
anasabilaAvatar border
GrestaAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 16 lainnya memberi reputasi
17
2.2K
65
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan