By Silvi Rahma

Kisruh merajalela
Opini tersebar diberbagai media
Umpatan kasar terucap dari mulut banyak orang
Cacian, hinaan, makian
Menjadi makanan sehari-hari diwaktu kenyang bagi mereka yang bersangkutan.

Heboh,
Kerusuhan terjadi dimana saja, kapan saja, tak kenal waktu
Tidak muda, tidak tua, ikut meramaikan
Bahkan, sampai memperkeruh keadaan
Berbagai tanggapan terlontar
Mengumpat terkadang menjadi solusi
Menangis karena tak bisa berbuat
Sedangkan yang lainnya, hanya dia diam, bingung berkata apa.

Kenaikan BPJS
Pemindahan ibukota
Kerusuhan di Papua
Sebuah permasalahan yang menguras emosi, jiwa dan raga
Persetujuan sulit didapatkan
Namun, penolakan tak kalah sulitnya
Yang berani, mengeluarkan opini dengan kata
Namun, pembuktian jarang ditunjukkan di dunia nyata
Rakyat kecil hanya diam menerima, meski hati tak seirama
Keadaan semakin tak terkendali
Para pemimpin bingung harus berbuat apa

Persatuan dan kesatuan mulai renggang
Entah siapa yang membuatnya
Masalah lain muncul tak kenal lelah
Sedangkan masalah satunya belum menemukan titik terang
Entah siapa yang harus bertanggung jawab.

Negeriku, tanah airku, harga diriku...
Maafkanlah diriku...
Yang hanya bisa menangis dalam diam
Meski, dirimu diambang perpecahan
Maafkanlah diriku...
Yang hanya bisa berkata lewat tulisan, namun tak bisa menyuarakan dengan lantang
Maafkanlah penghunimu...
Yang hanya bisa membuat janji, namun tak bisa memberi bukti
Para pahlawan bangsa
Maafkanlah kami...

Ya, Tuhan semesta alam
Berikanlah petunjukmu
Sadarkanlah jiwa di dalam Negeri ini
Izinkanlah Negeri ini tetap berdiri
Meski, diterpa badai dengan kekuatan tinggi.