- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Noda Kehidupan
TS
Visiliya123
Noda Kehidupan
13, September 2019
Setelah bertahun-tahun lamanya
Aku kembali melihat dirinya
Mata coklat terang, bibir mungil, wajah chubby gadis itu...
Mengingatkanku pada kisah di masa lalu yang belum usai
Dia, menitik kan air mata
Entah itu, air mata bahagia atau air mata duka
Aku tersenyum, tat kala dia berkata bahwa dia merindukanku
Rasanya aku ingin berteriak
Menyeruakan dengan lantang, bahwa aku jauh lebih merindukan dirinya
Ingin sekali ku peluk dirinya
Namun batasan tak kasat mata itu kembali muncul
Aku menghela nafas, mengurungkan niatku itu.
Sudahlah, semua ini sudah lebih dari cukup
Meski hanya melihatnya, hatiku menjadi tenang
Namun, aku tertegun
Menatap tak percaya
Dia di sini, orang itu di sini
Mengapa? Mengapa dia masih berdiri di sampingnya?
Apa semua sudah terlambat untuk ku?
Atau... ah, sudahlah
Aku tak ingin berburuk sangka
Di detik berikutnya
Jantungku hampir copot mendengar perkataannya
"Dia yang selalu ada di sampingku, saat kamu memilih pergi"
Bagai dihantam palu besi
Kata itu membuatku sadar, bahwa semua ini karena diriku
Dan tak pantas jika aku menyakahkannya
Mungkin aku harus kembali menelan pil pahit yang ku ciptakan sendiri
Bodohnya diriku, yang masih mengharap rasa lebih darinya.
Dariku, yang berharap rasamu
(Sebut aku, Dion)
Setelah bertahun-tahun lamanya
Aku kembali melihat dirinya
Mata coklat terang, bibir mungil, wajah chubby gadis itu...
Mengingatkanku pada kisah di masa lalu yang belum usai
Dia, menitik kan air mata
Entah itu, air mata bahagia atau air mata duka
Aku tersenyum, tat kala dia berkata bahwa dia merindukanku
Rasanya aku ingin berteriak
Menyeruakan dengan lantang, bahwa aku jauh lebih merindukan dirinya
Ingin sekali ku peluk dirinya
Namun batasan tak kasat mata itu kembali muncul
Aku menghela nafas, mengurungkan niatku itu.
Sudahlah, semua ini sudah lebih dari cukup
Meski hanya melihatnya, hatiku menjadi tenang
Namun, aku tertegun
Menatap tak percaya
Dia di sini, orang itu di sini
Mengapa? Mengapa dia masih berdiri di sampingnya?
Apa semua sudah terlambat untuk ku?
Atau... ah, sudahlah
Aku tak ingin berburuk sangka
Di detik berikutnya
Jantungku hampir copot mendengar perkataannya
"Dia yang selalu ada di sampingku, saat kamu memilih pergi"
Bagai dihantam palu besi
Kata itu membuatku sadar, bahwa semua ini karena diriku
Dan tak pantas jika aku menyakahkannya
Mungkin aku harus kembali menelan pil pahit yang ku ciptakan sendiri
Bodohnya diriku, yang masih mengharap rasa lebih darinya.
Dariku, yang berharap rasamu
(Sebut aku, Dion)
Diubah oleh Visiliya123 15-09-2019 02:49
anasabila memberi reputasi
1
321
2
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan