Stop Rasisme





Rasisme merupakan sikap yang menganggap satu kelompok masyarakat dengan ciri biologis tertentu memiliki kelebihan dibanding kelompok lainnya.

Dalam kehidupan bernegara seluas Indonesia ini, dengan kemajemukannya yang memiliki berbagai suku bangsa, sikap semacam ini menimbulkan perpecahan.

Kita tidak pernah tahu, kata-kata yang mungkin kita ujar sebagai candaan ternyata menyinggung perasaan orang lain yang berbeda suku dengan kita.



Sumber : rakyatku.com


Zaman ane kecil-kecil dulu, umumnya sering mendengar ada anak-anak saling ejek dengan menyebutkan suku lawannya. Tapi, cuma sampai di situ. Jarang ada yang sampai berkelahi.

Begitu juga saat mendengar para orang tua ngobrol. Kadang-kadang ada yang menyinggung suku yang lain di luar dirinya.

Ucapan seperti, "Ooh, ternyata dia dari suku X, pantaslah sifatnya begitu." Atau, "Aduh, si Anu itu sukunya ini, cocoklah kalau dia pemalas".

Rata-rata ucapan seperti ini, sering ane dengar dalam pergaulan sehari-hari. Namun, jarang yang sampai menimbulkan pertengkaran.

Bahkan, ane sendiri pernah mengalami hal yang berbau rasis ini. Ane dilahirkan dari orang tua yang berbeda suku. Ayah ane, sebut aja suku M, dan Ibu ane suku Y.

Kebetulan ane menikah dengan lelaki dari suku yang sama dengan ayah ane, suku M. Nah ceritanya, keluarga suami tahunya kan ane suku M nih. Satu hari pas lagi ngumpul, ada salah seorang cerita mengenai sesebapak. Bapak ini kebetulan bersuku Y.

Eh, ga nyangka tuh, ada yang nyeletuk. "Pantesan ih dia begitu. Orang suku Y kan suka kayak gitu. Males, sok banyak gaya. Padahal hidupnya ngutang".

Walah, denger ini, telinga ane jadi panas juga sih. Cuma, sebenarnya di sini banyak yang salah anggap dan melihat satu kaum hanya dari satu orang atau beberapa yang mereka temui, yang memiliki kebiasaan buruk.

Padahal, sebenarnya tidak perlu membanding-bandingkan seperti itu. Sebab setiap suku memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tidak perlu menggeneralisir satu suku hanya karena menjumpai satu atau dua oknum dari suku tersebut yang bersifat tidak baik.


Sumber : bincangsyariah.com

Bukankah kita semua sama-sama manusia yang ingin dihargai dan ingin dikasihi? Tubuh kita sama-sama berisi darah dan daging, hidup dan tumbuh di tanah yang sama. Perbedaan ada untuk membuat kita saling mengenal, bukan saling menghujat.

Ane berharap, ke depannya tak ada lagi yang bersikap rasis. Kita semua bersaudara meski berbeda suku, adat dan warna kulit.

Jaga persatuan bangsa, jangan mudah terpecah hanya karena kalimat provokasi.

Bersatulah Indonesia-ku.